Hitstat

13 November 2006

Kejadian Volume 8 - Minggu 3 Selasa

Esau Menjual Hak Kesulungannya
Kejadian 25:32-33
“Sahut Esau: ‘Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?’ Kata Yakub: ‘Bersumpahlah dahulu kepadaku.’ Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya.”

Sebagai anak pertama, Esau mewarisi hak kesulungan. Apakah keistimewaan dari hak kesulungan ini? Menurut wahyu Alkitab, hak kesulungan ini terdiri atas hak untuk menjabat sebagai imam, hak untuk menjabat sebagai raja, dan hak atas dua bagian tanah. Hak ini sangat bernilai. Walaupun demikian, Esau memandangnya ringan. Berkebalikan dengan Esau, Yakub sangat menginginkan hak kesulungan itu. Yakub mengetahui bahwa hak itu sangat berharga karena di dalamnya terdapat berkat bagi dia dan keturunannya kelak. Yang seorang memandang ringan, yang lain memandangnya sangat bernilai. Yang seorang menjual, yang lain dengan licik membayarnya dengan memberikan sepiring makanan. Demikianlah Esau menjual hak kesulungannya.
Di dalam pengamatan dan pengalaman kita, tidak sedikit orang Kristen yang rela “menukarkan” hal-hal rohani dengan sepiring makanan. Dengan alasan mencari nafkah, kerohanian ditelantarkan, kasih karunia diabaikan. Sebagai umat kerajaan, kita tidak perlu kuatir akan makanan kita (Mat. 6:25). Jika kita sebagai orang Kristen karena kuatir akan makanan kita lalu mengabaikan Kerajaan Allah dan kebenarannya, kita akan menderita kerugian yang sangat besar. Suatu hari kelak mungkin kita ingin mendapatkannya kembali, tetapi pada saat itu sudah terlambat. Apa yang hendak kita peroleh telah kita jual demi memperoleh sedikit kenikmatan di dunia ini. Inilah pengalaman Esau. Kiranya pengalaman Esau menjadi suatu pelajaran berharga bagi kita untuk tidak menjual, menukarkan, atau memandang ringan hal-hal rohani.

Kehilangan Anugerah Allah
Kej. 25:34; Ibr. 12:15-17

Kejadian 25:34 mengatakan, “Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.” Esau telah menjual hak kesulungannya demi sepiring makanan. Hak kesulungan di dalam Kristus, yang meliputi jabatan raja dalam kerajaan yang akan datang, sangat besar kaitannya bagi orang beriman. Namun mungkin kita bisa karena tamak akan sedikit kenikmatan materi lalu menjual hak kesulungan kita, seperti Esau menjualnya demi sepiring makanan. Bila orang Kristen karena sesuatu dari dunia lalu meninggalkan anugerah Kristus, mereka akan kehilangan hak kesulungan di dalam Kristus. Kehilangan hak kesulungan berarti kehilangan kenikmatan atas kerajaan yang akan datang.
Ibrani 12:15-16 mengatakan, “Jagalah supaya jangan ada seorang pun kehilangan anugerah Allah, agar jangan tumbuh akar pahit yang menimbulkan kerusuhan dan mencemarkan banyak orang. Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau mempunyai nafsu rendah seperti Esau yang menjual hak kesulungannya demi sepiring makanan.” Apa artinya “kehilangan anugerah Allah”? Artinya, kita telah memiliki anugerah Allah, tetapi sekarang tidak lagi memilikinya. Jika orang Kristen kembali ke dunia, mereka akan kehilangan anugerah Allah, yang menjadi kenikmatan semua orang yang percaya.
Hak kesulungan terutama mengacu kepada hubungan kita dengan Kristus dan partisipasi kita dalam Kristus. Cara Yakub yang licik dalam merebut hak kesulungan tentu tidak dapat dibenarkan, namun apresiasi dan kedambaannya terhadap hak kesulungan tentu saja dihargai oleh Allah. Esau memandang rendah hak kesulungan dan menjual haknya dengan murah (Kej. 25:29-34). Sebab itu, ia kehilangan hak kesulungan dan tidak dapat memperolehnya kembali, sekalipun dengan menyesal dan menangis (Kej. 27:34-38; Ibr. 12:16-17). Dia kehilangan berkat untuk berbagian dalam Kristus. Ini seharusnya menjadi peringatan bagi kita. Yakub menghormati dan menuntut hak kesulungan, dan ia pun memperolehnya. Ia mewarisi berkat yang dijanjikan Allah, berkat mengenai Kristus (Kej. 28:4, 14). Ibrani 12:16-17 memperingatkan kita agar jangan kehilangan hak kesulungan kita seperti Esau. Kita semua perlu waspada. Kita memiliki posisi mempunyai hak kesulungan dan kita justru telah memilikinya, namun pemeliharaannya tergantung pada apakah kita menjaga diri dari keduniawian dan kecemaran. Ibrani 12:15-17 memperingatkan kita untuk berhati-hati karena ada kemungkinan hilangnya hak kesulungan. Kita sudah memilikinya, tetapi kita juga mungkin kehilangannya.

Penerapan:
Allah tidak suka bila kita memandang rendah akan segala karunia yang telah Ia berikan kepada kita, apalagi bila kita menukarnya dengan hal-hal duniawi. Kalau kita memandang rendah karunia Allah, Allah juga akan memandang rendah kita, sehingga kita tidak diperkenan masuk ke dalam manifestasi Kerajaan-Nya. Jangan mengulangi apa yang telah dilakukan oleh Esau!

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, sering aku mengabaikan Alkitab, Doa, gereja, dan pelayanan demi mendapatkan sedikit kenikmatan duniawi. Ampunilah aku ya Tuhan, dan jadikanlah aku seorang yang menghargai setiap perkara rohani dengan tepat.

No comments: