Hitstat

07 May 2007

Matius Volume 2 - Minggu 1 Selasa

Bertobat bagi Kerajaan Surga
Matius 3:1-2
Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!”

Ketika Kristus, sang Raja, diperkenalkan oleh Yohanes Pembaptis kepada khalayak ramai, dan mereka dibawa kembali kepada Allah melalui pertobatan, maka kerajaan pun datang. Raja beserta dengan umat-Nya adalah kerajaan. Kerajaan ada karena ada raja dan rakyat. Perjanjian Baru dimulai dengan Yohanes Pembaptis sebagai imam yang sejati, yang membawa masuk Kristus, Raja yang sejati. Yohanes memberitakan, “Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!” (Mat. 3:2). Semua orang harus bertobat sebab kerajaan sudah dekat dan karena sang Raja sudah ada di sini. Kita perlu bertobat agar Kristus, sang Raja, mendapatkan kita dan kita menjadi umat kerajaan-Nya.
Mengapa kita harus bertobat untuk kerajaan? Karena, tanpa memperhatikan konsepsi yang kita pegang teguh, selama ini hidup kita bukan untuk kerajaan. Hidup kita mungkin untuk pendidikan, agama, mempelajari filsafat-filsafat hidup manusia atau untuk pekerjaan baik lainnya. Kita mungkin sedang mengejar karunia-karunia rohani, atau sedang mencari kuasa mukjizat dari Allah. Hidup kita telah kita arahkan untuk banyak hal yang kelihatannya sangat positif, tetapi bukan untuk kerajaan. Karena itulah kita harus bertobat. Kita perlu bertobat dari apa adanya kita. Kita perlu bertobat dari apa yang kita kerjakan dan dari apa yang kita pikirkan, bertobat dari semua konsepsi usang kita. Sering kita menilai seseorang dari sisi baik dan jahat, moral dan tak bermoral, namun Allah tidak memperhatikan itu. Bagi-Nya itu tidak ada artinya. Selama hidup kita tidak untuk kerajaan, kita perlu bertobat. Perjanjian Baru adalah untuk kerajaan. Apa yang kita pikirkan, lakukan, ucapkan, bahkan dandanan atau gaya rambut kita seringkali tidak berada di bawah pemerintahan Kristus yang meraja di hati kita. Karena itulah, kita perlu bertobat bagi kerajaan.

Mat. 3:1-2

Pertobatan yang diserukan dalam Matius pasal tiga adalah untuk kerajaan. Mengapa kita harus bertobat? Kita harus bertobat sebab posisi kita tidak berada dalam kerajaan, kita tidak di bawah kekuasaan Allah. Kita harus bertobat sebab kita belum takluk kepada kekuasaan Kristus, kita belum berada di bawah pemerintahan kerajaan-Nya. Asalkan kita tidak berada dalam kerajaan, kita terhitung sebagai kaum pemberontak. Asal kita tidak berhubungan dengan pemerintahan kerajaan Kristus, kita berada dalam pemberontakan. Ini bukan semata-mata perkara bertobat supaya kita beroleh keselamatan, tetapi bertobat karena tidak berada di dalam kerajaan!
Walau kita telah beroleh keselamatan melalui percaya ke dalam Kristus, ada kemungkinan kita berada di luar kerajaan. Dalam pengalaman kita, mungkin kita belum tunduk di bawah pemerintahan Kristus. Kalau kita termasuk jenis orang Kristen semacam ini, kita harus bertobat. Asal kita tidak berada di bawah pemerintahan Kristus, kita harus bertobat. Jika kita tidak dengan riil berada di dalam Kerajaan Surga, tidak di bawah pemerintahan surgawi, kita harus bertobat. Tidak peduli betapa rohani, kudus, atau baiknya kita, satu-satunya perkara yang menjadi masalah ialah apakah kita berada di bawah pemerintahan surgawi atau tidak. Jika tidak, berarti kita harus bertobat atas pemberontakan kita.
Jangan mengira bahwa Injil Matius hanya untuk mereka yang belum percaya, orang luar, atau orang kafir. Bahkan banyak di antara kita yang belum pernah mendengarkan Injil Matius. Tidak peduli kita pernah membaca Injil sebelumnya, kita masih perlu mendengar Injil Matius sekali lagi, mendengar Injil Kerajaan yang menuntut kita untuk bertobat dari ketidakbenaran kita. Kita semua harus bertobat kepada Tuhan dan berkata, “Tuhan, ampunilah aku. Bahkan sampai hari ini aku masih dalam pemberontakan. Aku tidak berada di bawah kekuasaan-Mu, pemerintahan surgawi-Mu. Tuhan, aku mengakui bahwa aku hanya dikuasai oleh diriku. Tuhan, berilah aku pertobatan yang sejati atas pemberontakanku, dan karena ketidakberadaanku di bawah kekuasaan-Mu.” Ketika kita bertobat demikian, tunduk dan menerima Raja ini, maka Ia akan mendapatkan kita dan membawa kita masuk ke dalam realitas kerajaan-Nya.

Doa:
Tuhan Yesus, aku mau belajar hidup di bawah pemerintahan surgawi-Mu, di bawah pengendalian-Mu. Ampunilah aku yang selama ini sering hidup di luar pemerintahan-Mu sehingga banyak hal kulakukan menurut pilihan dan kesenanganku sendiri. Hari ini aku mau bertobat, berpaling kepada-Mu, dan belajar menempuh hidup di dalam kerajaan. Tuhan, biarlah Engkau yang meraja dalam hatiku.

No comments: