Hitstat

26 May 2007

Matius Volume 2 - Minggu 3 Sabtu

Rahasia Kemenangan atas Pencobaan
Matius 4:11
Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.

Pencobaan Iblis terhadap manusia yang pertama ( Adam) berhasil, tetapi pencobaannya terhadap manusia kedua (Kristus) sama sekali gagal. Ini menunjukkan bahwa Iblis tidak akan mendapat tempat dalam Kerajaan Surga Raja baru. Setelah Tuhan Yesus mengalahkan Iblis, para malaikat datang dan melayani Raja yang sudah dicobai sebagai manusia yang menderita (lih. Luk. 22:43).
Bukan hanya sang Raja, bahkan segenap umat kerajaan harus mengatasi masalah penghidupan sehari-hari mereka, kekuatan agama, dan kemegahan duniawi. Jika kita tidak dapat mengalahkan ketiga pencobaan ini, kita akan berada di luar kerajaan. Jika kita mau menjadi umat kerajaan, ketiga hal ini harus kita letakkan di bawah kaki kita. Jika kita membunuh ketiga pencobaan ini dengan berkata, "Aku tidak peduli penghidupanku, kekuatan agama, ataupun kedudukan duniawi", maka Iblis tidak dapat berbuat apa-apa terhadap kita.
Kita tidak seharusnya merasa khawatir terhadap penghidupan kita sehari-hari. Ingatlah contoh Rasul Paulus. Paulus berkata, "Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan" (Flp. 4:12). Selanjutnya dalam 1 Timotius 6:9, Paulus berkata, "Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan." Ingin kaya di sini berkaitan dengan keinginan yang kuat untuk menjadi kaya. Orang-orang yang tamak akan harta jatuh ke dalam pencobaan bukan karena memiliki harta, melainkan karena tamak akan harta. Keinginan yang jahat itu merusak dan membinasakan mereka.

Mat. 4:11; Luk. 22:43; Flp. 4:12; 1 Tim. 6:9

Walau Tuhan Yesus memiliki kuasa atas alam semesta, namun Ia tidak pernah memamerkannya untuk mendapatkan pujian manusia. Sebaliknya, Tuhan Yesus malah membiarkan diri-Nya ditangkap dan disalibkan (Yoh. 18:7-12). Jika Dia waktu itu menggunakan kuasa-Nya, siapakah yang mampu menangkap dan menyalibkan Dia? Ketika Dia ditangkap, diadili, dan disalibkan, Ia tidak memamerkan kekuatan-Nya. Ia menolak untuk menunjukkan kekuatan agama. Paulus berkata bahwa Kristus "disalibkan oleh karena kelemahan"; ia pun mengatakan, "kami lemah di dalam Dia" (2 Kor. 13:4). Banyak orang menantang Paulus dengan seolah berkata, "Kalau kau benar-benar rasul Kristus, kau harus berbuat sesuatu untuk membuktikannya." Perkataan demikian tidak lain adalah pencobaan Iblis.
Situasi Paulus sama seperti situasi Yohanes Pembaptis, yang juga di penjara. Setelah dijebloskan sejangka waktu, Yohanes mengutus murid-muridnya untuk bertanya kepada Tuhan, "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?" (Mat. 11:3). Yohanes seolah-olah berkata, "Jika Engkau adalah Mesias, mengapa Engkau tidak berbuat sesuatu bagiku? Tidakkah Kau tahu bahwa aku dipenjarakan? Bukankah Kau berkuasa penuh? Bukankah Engkau ini Kristus yang Mahakuasa? Jika demikian, berbuatlah sesuatu bagiku." Dalam jawaban-Nya, Tuhan berkata, "Berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku" (Mat. 11:6). Pengalaman Watchman Nee juga demikian. Dia dipenjarakan sejak tahun 1952 sampai wafat pada tahun 1972 di daratan Cina oleh penguasa Komunis. Selama masa dua puluh tahun itu, Tuhan seakan tidak berbuat sesuatu baginya secara ajaib.
Betapa perlunya kita mengatasi ketiga macam pencobaan ini: pencobaan penghidupan, pencobaan kekuatan agama, dan pencobaan kemuliaan yang sia-sia. Jika kita mengalahkan hal-hal ini, kita benar-benar adalah umat kerajaan yang mengikuti Raja Surgawi kita. Jika kita dapat mengabaikan ketiga pencobaan ini dengan berkata, "Aku tidak peduli penghidupanku, kekuatan agama, ataupun kedudukan duniawi", maka setan tidak dapat berbuat sesuatu terhadap kita.

Doa:
Tuhan Yesus, kesulitan-kesulitanku tidak pernah bisa menyamai kesulitan-kesulitan yang Engkau hadapi ketika Engkau berjalan di muka bumi. Engkau telah merendahkan diri-Mu dari tempat yang teragung dan turun ke tempat yang terendah. Aku bahkan tidak akan pernah dapat mencapai apa yang Engkau lakukan. Karena itu ya Tuhan, biarlah hari ini aku belajar menerima semua pembatasan atas tuntutan-tuntutan hidup yang sah, agar aku tidak terperangkap dalam jerat Iblis.

No comments: