Hitstat

14 May 2007

Matius Volume 2 - Minggu 2 Selasa

Keperluan Manusia yang Jatuh
Roma 6:6
Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.

Dahulu, ada seorang perempuan setengah baya datang mendengarkan Injil. Semula, karena rumah tangganya tidak harmonis, ia merasa sangat menderita, setiap hari ia menghabiskan waktunya di tempat-tempat judi dan mengisap ganja, menempuh kehidupan yang buruk, bahkan pernah ingin bunuh diri. Tetapi pada hari itu, Roh Tuhan menggerakkan dia, dan ia bertobat, menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya. Sejak ia beroleh selamat, ia tidak lagi ingin mengisap ganja maupun berjudi. Sebelum ia percaya Tuhan, jika orang menyuruhnya berhenti mengisap ganja atau berjudi, itu seperti hendak mengambil nyawanya; ia membius dirinya dalam ganja dan judi, agar dapat melupakan diri sendiri, melupakan penderitaannya. Tetapi sejak ia percaya Tuhan, ia sering berkata kepada orang bahwa di dalam hatinya ada sukacita yang tak terkatakan. Penyakitnya sembuh, tubuhnya pun kini sehat. Seluruh hidupnya yang lama, yang buruk itu, telah diakhiri.
Dalam mengikuti Tuhan, bukan hanya tabiat kita yang buruk yang harus diakhiri, tetapi juga apa adanya daging kita. Ekspresi daging ada yang buruk, ada pula yang baik. Entah baik atau buruk, asal itu berasal dari daging, harus diakhiri. Aspek pertama dari penobatan Tuhan adalah supaya daging-Nya dikesampingkan. Prinsip ini berlaku bagi kita semua dalam pelayanan kita kepada Allah. Jika kita ingin berbagian dalam suatu pelayanan kepada Allah, diri kita perlu dikesampingkan - diakhiri dan dikubur. Sebagai manusia yang diciptakan Allah dan telah jatuh, daging kita perlu diakhiri. Manusia yang telah jatuh itu benar-benar perlu dihakimi, diakhiri, dan dikuburkan. Kita juga telah nampak bahwa manusia yang diciptakan Allah pun harus dikesampingkan untuk menempuh suatu kehidupan yang mengekspresikan Allah (Yoh. 5:19, 30). Karena itu, entah manusia alamiah kita itu baik atau buruk, kita harus menolak dan menyangkalnya.

Mat. 3:13-14; Yoh. 5:19, 30; 1 Kor. 13:3

Baptisan mengandung makna bahwa manusia yang telah jatuh hanya baik untuk dihakimi, diakhiri, dan dikuburkan. Beberapa tahun yang lalu, seorang pria membeli sebuah jam dinding. Perusahaan jam itu memberi garansi dua tahun. Setelah dibeli, ternyata jam ini lebih banyak berada di perusahaan jam itu daripada di rumah pria tersebut, karena baru dipakai sebentar, sudah tidak tepat, sehingga harus diperbaiki. Lewat beberapa hari, jam itu tidak tepat lagi; lalu diantar ke perusahaan lagi untuk diperbaiki. Ia telah pergi satu kali, dua kali, sepuluh kali, sampai letih. Terus diperbaiki, diperbaiki, diperbaiki, tetapi tetap tidak ada hasil. Akhirnya ia meminta kepada perusahaan itu untuk menggantinya dengan yang baru. Tetapi wakil perusahaan jam itu berkata: “Maaf, perusahaan kami tidak memiliki kebijakan itu.” Perusahaan yang memberi garansi dua tahun itu terus memperbaiki bahkan sampai delapan bulan, namun tetap tidak mau menggantinya dengan yang baru. Hasilnya, walau terus diperbaiki, tetap tidak juga beres. Pria itu bolak balik ke perusahaan sampai letih, akhirnya ia berkata, “Jam ini ditaruh di sini saja, aku tidak mau jam ini lagi.” Dengan kecewa ia pulang ke rumah.
Manusia lama kita seperti jam yang rusak itu. Cara yang biasanya kita tempuh adalah dengan terus memperbaiki, memperbaiki, memperbaiki. Selama bertahun-tahun, setiap hari, terus memperbaiki, namun tidak ada hasilnya. Sebaliknya, cara Allah adalah dengan mengganti, bukan memperbaiki. Allah tahu bahwa manusia lama kita tidak bisa berubah menjadi baik; daging kita sangat rusak, benar-benar tidak dapat diperbaiki, hanya layak diakhiri. Karena itu, pekerjaan Tuhan Yesus bukan mengubah daging kita, bahkan kekuatan Allah tidak bisa mengubah daging kita, Roh Kudus pun tidak bisa mengubah daging kita; pembacaan Alkitab dan doa tetap tidak bisa mengubah daging kita. Yang lahir dari daging adalah daging. Sebab itu terhadap setiap orang yang bertobat, permintaan Allah yang pertama ialah dibaptis. Dibaptis berarti mengakui bahwa daging kita sudah tidak dapat diperbaiki lagi sehingga selayaknya diakhiri dan dikuburkan dalam air baptisan. Sejak kini bukan lagi aku yang hidup, tetapi Kristus - sang hayat baru - yang hidup di dalam aku.

Doa:
Tuhan Yesus, biarlah hari ini aku berpaling kepada Allah, sehingga aku menjadi seorang yang mutlak milik Allah, dan mendapatkan diri-Mu sendiri sebagai hayatku. Tuhan, biarlah semua yang kulakukan hari ini bukan menurut kehendakku, melainkan menurut kehendakMu. Di atas diriku, Engkaulah yang berkuasa, Engkaulah yang sebagai Tuan, Engkaulah yang menentukan, sehingga kehendak-Mu terlaksana di atas diriku.

No comments: