Hitstat

16 August 2007

Matius Volume 4 - Minggu 4 Jumat

Anggur yang Baru dan Kantong Kulit yang Tua
Matius 9:17
Begitu pula anggur yang baru tidak dituang ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur

Tuhan berkata pula, “Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua,... Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya.” (Mat.9:17). Mengapa anggur yang baru tidak dapat disimpan ke dalam kantong kulit yang lama? (Kebiasaan orang Yahudi, anggur selalu disimpan dalam kantong kulit). Karena anggur baru mempunyai tekanan yang kuat, maka kalau anggur baru disimpan dalam kantong kulit yang tua, kantong itu akan pecah dan anggurnya akan terbuang percuma.
Apa artinya kantong kulit yang tua? Kalau baju lama bukan diri kita, bagaimana kantong yang lama adalah diri kita? Kita harus membaca konteksnya. Kalau baju yang lama mengacu pada kebenaran manusiawi kita, maka keterangan berikutnya, yaitu kantong kulit yang tua mengacu pada perbuatan baik alamiah kita. Kantong kulit yang tua berhubungan dengan hal berpuasa pada kalimat di atasnya. Berpuasa bisa membuat kita bermegah, menganggap diri kita tidak seperti pemungut cukai itu. Kita mungkin bermegah karena kita berpuasa seminggu dua kali. Itulah kantong kulit yang tua.
Kantong kulit yang tua ialah kita menganggap perbuatan kita lebih baik daripada orang lain, setelah kita percaya Tuhan Yesus, kita lalu bersandar diri kita melakukan perbuatan yang baik. Keadaan yang demikian ini berarti kita sebagai orang Kristen kembali menjadi orang Galatia yang ingin diperkenan Allah melalui memelihara hukum Taurat. Ingin memperoleh perkenan Allah bersandar kekuatan diri sendiri. Inilah yang dikatakan Paulus dalam Galatia 3:3. Siapa saja yang memulai dengan bersandar Kristus Yesus dan kemudian menggenapi dan mengakhirinya dengan kekuatan diri sendiri, itu berarti menaruh anggur baru di dalam kantong kulit yang tua.

Mat. 9:14-17; Why. 19:7; Kis. 13:2-3; 14:23

Anggur yang baru tidak bisa disimpan dalam kantong kulit yang tua, anggur yang baru hanya bisa disimpan dalam kantong kulit yang baru. Allah tidak menyuruh kita memelihara hukum Taurat yang di luar, Ia menghendaki kita memelihara hukum Taurat yang di dalam. Hukum Taurat yang di hati kita adalah hukum yang hidup. Roma pasal 8 membicarakan tentang hukum Roh pemberi-hayat. Hukum ini di dalam kita membuat kita bisa melakukan hukum Taurat Allah. Kita tidak saja mempunyai baju baru di luar kita, juga mempunyai anggur baru di dalam kita. Kita tidak saja mempunyai kebenaran, kita pun mempunyai hayat baru. Anggur baru harus disimpan dalam kantong yang baru supaya kita bisa menempuh hidup yang baru.
“Tidak seorang pun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik” (Luk. 5:39). Inilah pendapat umum orang-orang dunia. Orang-orang yang pernah menikmati rasa anggur yang tua, tidak ingin minum anggur yang baru. Tetapi yang diberikan Allah kepada kita bukanlah anggur yang tua. Orang Yahudi menolak Tuhan Yesus yang diberikan kepada mereka, karena mereka telah minum terlalu banyak anggur yang tua. Otak kita sama dengan otak orang-orang yang minum anggur yang tua. Kita ingin berbuat baik, kita kira asal kita memperbaiki sedikit sudahlah cukup. Sebenarnya, orang-orang yang minum anggur yang tua tidak mempunyai kekuatan yang baru, tidak ada kekuatan yang baru. Kalau orang tidak minum anggur yang baru, lewat setahun bahkan sampai sepuluh tahun tetap tidak ada hasilnya. Siapa saja yang ingin bersandar kekuatan sendiri memperoleh perkenan Allah, tidak akan berhasil. Hanya bersandar Tuhan Yesus Kristus, minum anggur yang baru, barulah bisa diperkenan Allah.
Setelah kita melihat dan membahas perumpamaan baru dan lama, kita jelas bahwa hukum Taurat dan kasih karunia tidak bisa dicampur-baurkan. Jangan sekali-kali menambal baju kita yang usang dengan kebenaran Kristus. Memakai Tuhan Yesus saja, itu sudahlah cukup. Setelah beroleh selamat, jangan bersandar diri sendiri berbuat baik. Asal kita percaya bahwa Tuhan adalah hayat kita dan membiarkan Kristus tertampil, itu sudahlah cukup.

Doa:
Ya Tuhan, Engkau datang bukan untuk mendirikan agama bumiah yang berisi ritual-ritual, melainkan untuk mendirikan suatu kerajaan hayat yang surgawi. Aku mau menjadi kantong kulit yang baru untuk menampung diri-Mu sehingga bisa menjadi bahan penyusun kerajaan-Mu melalui mengalami Engkau sebagai kain yang belum susut dan anggur yang baru.

No comments: