Hitstat

26 August 2007

Matius Volume 5 - Minggu 1 Senin

Gembala Domba dan Pekerja Tuaian
Matius 9:37-38
Maka kata-Nya (Yesus) kepada murid-murid-Nya: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”

Raja Surgawi menganggap kita sebagai domba dan diri-Nya sebagai Gembala. Ketika Kristus datang kepada orang-orang Yahudi untuk kali pertama, keadaan mereka seperti orang kusta, orang lumpuh, orang yang kerasukan setan, dan segala macam orang yang kasihan, karena mereka tidak mempunyai gembala untuk merawat mereka. Kini dalam ministri rajani-Nya, untuk mendirikan Kerajaan Surgawi-Nya, Dia melayani mereka bukan hanya sebagai seorang Tabib, tetapi juga sebagai Gembala, seperti yang dinubuatkan dalam Yesaya 53:6 dan 40:11.
Matius 9:36 mengatakan, “Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak mempunyai gembala.” Pada tahap awal dari perluasan ministri-Nya, kita nampak bagaimana hati Raja Surgawi kita. Begitu Ia melihat orang banyak yang sakit, lemah, dan terlantar, hatinya langsung tergerak oleh belas kasihan. Inilah hati Gembala sejati.
Hari ini kita perlu melihat kebutuhan yang begitu besar akan Injil. Hati kita seharusnya bergairah bagi Injil-Nya karena tuaian di mana-mana sudah menguning. Di aspek yang lain kita juga belajar menjadi gembala yang menuntun orang-orang dosa kepada Tuhan. Satu Petrus 2:25 mengatakan, “Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu” (penilik jiwamu, Tl.). Kita juga perlu belajar menggembalakan domba-domba Tuhan (Yoh.21:15-17) dengan jalan merawat dan mengasuh kaum beriman yang baru diselamatkan, yang undur dari kehidupan gereja, yang lemah, yang dalam keadaan tawar hati, atau yang tertimpa berbagai masalah dalam keluarga mereka. Doakan dan kunjungilah mereka, hiburkanlah dan kuatkanlah mereka dengan firman Tuhan.

Mat. 9:37-38; Yes. 53:6; 6:8; 40:11; 1 Ptr. 2:25

Raja surgawi menganggap orang-orang bukan hanya sebagai domba, tetapi juga sebagai tuaian. Sebagai domba, manusia memerlukan penggembalaan; sebagai tuaian, manusia perlu dituai. Meskipun para pemimpin Israel menolak Raja surgawi, namun masih ada sejumlah orang di antara orang banyak itu yang perlu dituai. Tuhan bukan hanya Gembala domba, tetapi juga Tuan yang punya tuaian. Artinya, kerajaan-Nya didirikan dengan hal-hal yang mengandung hayat, yang dapat bertumbuh dan berlipat ganda. Di dalam tangan Tuhan Yesus, tidak ada sesuatu pun yang mati. Ia tidak mempedulikan benda-benda mati, tetapi benda-benda hidup.
Kita semua perlu nampak visi Tuhan Yesus sebagai Tuan yang punya tuaian. Orang-orang di sekitar kita juga adalah tuaian. Adakah kita memiliki visi sedemikian? Kalau kita memiliki pandangn ini, maka kita akan menyadari betapa banyaknya tuaian yang harus dituai. Oleh karena itulah, dalam Matius 9:38, Tuhan memberi tahu kita agar meminta kepada Tuan yang punya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Ketika kita melihat ladang Injil yang begitu luas, kita perlu berdoa, “Tuhan inilah tuaian-Mu. Engkaulah Tuan yang punya tuaian. Kami berseru kepada-Mu untuk minta pekerja-pekerja bagi tuaian-Mu itu. Tuhan, utuslah lebih banyak pekerja untuk menuai tuaian-Mu.”
Siapakah pekerja-pekerja itu? Dalam Alkitab terdapat sebuah prinsip bahwa ketika kita berdoa kepada Tuhan untuk sesuatu, Tuhan akan mengutus kita untuk menggenapkan apa yang telah kita doakan. Kedua belas murid berdoa kepada Tuhan yang empunya tuaian agar Tuhan mengirimkan pekerja-pekerja, dan Tuhan menjawab doa mereka dengan mengutus mereka pergi. Siapa yang berdoa akan menjadi yang diutus. Mereka diutus untuk menuai.
Seringkali kita berdoa agar Tuhan membangkitkan orang lain untuk bekerja di ladang-Nya. Bagaimanakah jawaban Tuhan atas doa kita? Tuhan akan balik bertanya kepada kita, “Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Pada saat itulah kita harus dengan berani menjawab, “Tuhan, ini aku, utuslah aku!” (Yes. 6:8). Tuhan akan mengutus kita untuk menuai.

Doa:
Tuhan Yesus, dahulu aku seperti domba yang sesat dan terhilang di dunia, namun Engkau terus mencari dan menemukan aku. Biarpun aku sering lemah dan gagal dalam mengikuti Engkau, tetapi dengan kasih Engkau membimbing aku kepada pertobatan. Tuhan, tuntunlah jalanku hari ini, supaya aku boleh hidup bersandar-Mu, Sang Gembala jiwaku.

No comments: