Hitstat

14 August 2007

Matius Volume 4 - Minggu 4 Rabu

Kristus tidak Cocok dengan Agama
Matius 9:15
Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”

Yohanes Pembaptis adalah seorang yang dilahirkan sebagai imam yang melayani Allah dengan cara yang baru. Ia meninggalkan bahkan membuang segala sesuatu yang agamis. Hal ini tentu seturut dengan prinsip pelayanan dalam Perjanjian Baru. Namun, belum sampai tiga tahun sejak ia dipenjarakan, murid-muridnya telah membentuk suatu “agama” baru yang menghalangi orang menikmati Kristus, sama seperti yang dilakukan oleh orang Farisi dari agama yang usang. Ministri Yohanes Pembaptis adalah memperkenalkan Kristus kepada kita, agar Kristus bisa menjadi Penebus, hayat, dan segala sesuatu kita. Namun, beberapa murid Yohanes telah menyimpang dari sasaran ini dan menjadi suatu sekte agama baru.
Apakah agama? Agama adalah melakukan sesuatu untuk Allah, tetapi tanpa Kristus, tanpa penyertaan Kristus. Murid-murid Yohanes yang berasal dari agama baru, dan orang-orang Farisi yang berasal dari agama usang, sama-sama berpuasa, tetapi tanpa Kristus. Mereka berkata kepada Yesus, “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” (Mat. 9:14). Orang Farisi melakukan banyak perkara bagi Allah, tetapi tidak ada Kristus di dalamnya. Mereka melayani Allah, namun tanpa Kristus. Kini murid-murid Yohanes Pembaptis berpuasa, juga tanpa Kristus. Tidak peduli apakah cara itu lama atau baru, asalkan tidak ada Kristus dan tidak ada Roh di dalamnya, itulah agama. Kristus tidak pernah sejalan dengan agama.
Seturut dengan prinsip ini, marilah kita pertimbangkan pengalaman rohani kita. Bagaimanakah dengan pembacaan Alkitab, doa, dan pelayanan kita? Adakah Kristus di dalamnya? Bila di dalamnya tidak ada Kristus, maka semua yang kita lakukan hanyalah suatu ritual agama, kosong, dan sia-sia. Tanpa Kristus, tidak ada satupun dari perbuatan kita yang diperkenan Allah (Mat. 3:17; 17:5).

Mat. 9:14-15; Rm. 10:17; Ef. 6:12; Why. 20:13

Tuhan Yesus bukan hanya Tabib, tetapi juga Mempelai Laki-laki. Ia berkata kepada murid-murid Yohanes, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa (Mat. 9:15). Selama Tuhan di bumi, murid-murid adalah sahabat dari Mempelai Laki-laki. Kelak, mereka akan menjadi Mempelai Perempuan-Nya (Yoh. 3:29; Why. 19:7). Setelah Yesus disalibkan, mati, bangkit, dan naik ke surga (diambil dari sahabat-sahabat-Nya), barulah mereka berpuasa (Kis. 13:2-3; 14:23). Penyelamat Rajani mula-mula menyembuhkan para pengikut-Nya, kemudian menjadikan mereka sahabat-sahabat Mempelai Laki-laki. Dia akan menjadikan mereka mempelai perempuan-Nya. Kita seharusnya bersandar kepada-Nya bukan hanya sebagai Tabib kita supaya hayat kita bisa disembuhkan, tetapi juga sebagai Mempelai Laki-laki kita, agar kita bisa memiliki kenikmatan hidup dalam penyertaan-Nya. Kristus ingin kita hanya memperhatikan Dia. Kehidupan dan tindak-tanduk kita seharusnya diatur dan diarahkan hanya oleh diri Kristus dan hadir-Nya serta penyertaan-Nya yang manis, bukan oleh doktrin apa pun.
Sangatlah janggal bila seseorang berpuasa pada suatu pernikahan. Lagi pula, berpuasa ketika orang lain menikmati perjamuan nikah merupakan suatu penghinaan bagi mempelai laki-laki. Di sini kita nampak hikmat Tuhan. Ia tidak bertengkar dengan kaum agamawan, tetapi Ia dengan pasti menyalahkan kaum agamawan.Kaum agamawan telah kehilangan sasaran, Tuhan berkata,”Tidakkah kalian menyadari bahwa Aku adalah Mempelai Laki-laki dan semua murid-Ku yang ada di sekitar-Ku adalah sahabat-sahabat Mempelai? Mereka tidak wajib puasa, mereka wajib berpesta dengan-Ku.” Tanpa kedua perkara ini, Tuhan Yesus tidak akan dapat mewahyukan diri-Nya sebagai Tabib dan Mempelai Laki-laki. Kita harus bersyukur kepada Tuhan karena orang-orang Farisi dan karena murid-murid Yohanes. Kita bahkan harus bersyukur kepada Tuhan karena semua agama, sebab tanpa adanya kesempatan yang diberikan oleh agama, Tuhan tidak akan dapat diwahyukan dalam berbagai aspek kepada kita.

Doa:
Ya Tuhan,ampunilah diriku bila selama ini aku melayani Allah dengan cara agama,tidak ada Kristus dan tidak ada Roh di dalamnya. Aku mau membuang segala hal yang usang dan melayani dalam kebaharuan hayat. Biarlah dalam doa, pembacaan Alkitab, dan pelayananku, Engkau menjadi inti di dalamnya dan menempati tempat yang terutama.

No comments: