Hitstat

13 December 2007

Matius Volume 8 - Minggu 1 Jumat

Perlu Mengenal, Mengalami, dan Menikmati Kristus
Matius 22:44
Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu.

Setelah menjawab semua pertanyaan para penentang-Nya dengan penuh hikmat, Tuhan Yesus lalu mengajukan pertanyaan kepada mereka tentang Kristus. Ini adalah pertanyaan atas segala pertanyaan. Pertanyaan mereka berhubungan dengan agama, politik, kepercayaan, dan hukum Taurat. Pertanyaan-Nya adalah mengenai Kristus, pusat segala sesuatu. Mereka mengetahui agama, politik, kepercayaan, dan hukum Taurat, tetapi mereka tidak memperhatikan Kristus. Karena itu Dia bertanya kepada mereka, “Apakah pendapatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia?” (Mat. 22:42). Pertanyaan atas segala pertanyaan ini harus dijawab oleh setiap orang.
Sama seperti pada zaman kuno, hari ini pun orang-orang memperhatikan perkara-perkara lain, bukan memperhatikan Kristus. Tetapi yang Allah perhatikan hanya Kristus, dan yang Kristus perhatikan adalah diri-Nya sendiri. Sebab itu Ia bertanya, “Apakah pendapatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia?” Pertanyaan ini berfokus pada persona Kristus, yang merupakan sebuah misteri, masalah yang paling sulit dijelaskan dalam alam semesta. Walau demikian, kita harus memiliki pengenalan yang tepat terhadap persona Kristus ini.
Kristus adalah Anak Daud - seorang manusia, dan adalah Tuan atas Daud - Allah itu sendiri (Mat. 22:42-45). Kristus adalah Anak Manusia yang “diperanakkan dari keturunan Daud”, memiliki keinsanian; dan Dia dinyatakan sebagai “Anak Allah” yang berkuasa, memiliki keilahian - sifat Allah (Rm. 1:3-4). Kristus adalah seorang manusia dalam daging yang berada “di atas segala sesuatu, Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya” (Rm. 9:5). Kristus yang sedemikian ajaib haruslah menjadi fokus kita, bukan hal-hal lain. Hidup kita harus secara subyektif berkaitan dengan Kristus, berada di dalam Dia, dan dikendalikan oleh hayat-Nya. Cara terbaik untuk mengenal Kristus adalah dengan mengalami dan menikmati Dia melalui kita tinggal di dalam Dia dan firman-Nya tinggal di dalam kita.

Mat. 22:41-46; Rm. 1:3-4; 9:5; Flp. 3:8, 12-14a

Ketika orang-orang Farisi ditanyai oleh Tuhan, “Apakah pendapatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia?”, mereka menjawab bahwa Kristus adalah anak Daud (Mat. 22:42). Memang, menurut Alkitab jawaban ini benar. Kemudian Tuhan berkata, “Jika demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuannya, ketika ia berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu. Jadi, jika Daud menyebut Dia ‘Tuan’, bagaimana mungkin Ia anak-Nya pula?” (Mat. 22:43-45). Orang-orang Farisi hanya memiliki separuh pengetahuan Alkitab mengenai persona Kristus, yaitu Dia sebagai Anak Daud berdasarkan keinsanian-Nya. Mereka tidak memiliki separuh yang lain, yaitu Dia sebagai Anak Allah berdasarkan keilahian-Nya (Rm.1:3-4). Sekalipun kita bisa mengenal Kristus, kita masih belum dapat memahami-Nya secara menyeluruh.
Pertama-tama, kita perlu mengenal Kristus; kedua, kita perlu mengalami dan menikmati Kristus, yaitu mendapatkan Kristus. Mula-mula, kita memiliki pengetahuan, kemudian kita memiliki pengalaman dan kenikmatan. Mengalami dan menikmati Kristus adalah mendapatkan Kristus. Dalam Filipi 3:8 Paulus mengatakan, “...Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.” Hanya “memiliki” tidaklah memadai, kita perlu “memperoleh/mendapatkan”. Memperoleh Kristus perlu membayar harga. Memperoleh Kristus adalah mengalami, menikmati, dan menjadikan segala kekayaan-Nya yang tidak terduga itu milik kita melalui membayar harga. Ini tidak sederhana. Karena itu, Paulus melanjutkan berkata, “Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya....aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan” (Flp. 3:12-14a). Tidak mudah untuk memenangkan pertandingan. Hal itu menuntut kita untuk melupakan apa yang telah di belakang dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapan kita.

Doa:
Tuhan Yesus, aku tidak mau berpuas diri dengan pengenalanku selama ini terhadap-Mu. Tuhan, dapatkan hari-hariku untuk lebih banyak mendapatkan dan mengalami diri-Mu, sehingga aku memiliki pengalaman yang selalu baru dan segar terhadap diri-Mu. Tuhan, aku tidak bersandar pada pengalamanku yang lalu, melainkan terus mengejar untuk mendapatkan Engkau.

No comments: