Hitstat

11 December 2007

Matius Volume 8 - Minggu 1 Rabu

Yesus Diuji oleh Orang Farisi, Pengikut Herodes, dan Orang Saduki
Matius 22:21b
Lalu kata Yesus kepada mereka: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.”

Pernahkah Anda mengalami saat-saat dimana hampir semua orang di sekeliling Anda menghendaki Anda jatuh? Mungkin tidak. Tetapi situasi itulah yang dialami oleh Yesus dalam Matius 22:15-40. Tidak hanya imam-imam kepala dan tua-tua Yahudi yang mencobai Dia (Mat. 21:23-27), tetapi juga orang Farisi, pengikut Herodes, dan orang Saduki. Mereka berkomplot dan secara bergantian mencobai Yesus untuk menjebak Dia, mengharapkan Dia jatuh ke dalam perangkap mereka.
Murid-murid orang Farisi dan para pengikut Herodes bertanya kepada-Nya, “Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?” (Mat 22:17). Ini benar-benar pertanyaan yang menjerat. Jika Tuhan Yesus mengatakan membayar pajak itu diperbolehkan, Dia akan diserang oleh semua orang Yahudi, yang pemimpinnya adalah orang Farisi. Jika Dia mengatakan hal itu tidak boleh, para pendukung Herodes yang memihak pemerintah Romawi akan mendapat dasar yang kuat untuk menuduh-Nya. Menurut konsepsi mereka, tak peduli bagaimana Tuhan menjawab pertanyaan mereka, Ia akan tetap jatuh ke dalam perangkap mereka.
Setelah Tuhan meminta mereka menunjukkan mata uang untuk pajak itu, Yesus berkata kepada mereka, “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah” (Mat. 22:21b). Memberi kepada Kaisar berarti membayar pajak kepada Kaisar menurut peraturan pemerintahannya. Membayar kepada Allah sesuai dengan apa yang menjadi kepunyaan Allah ialah membayar setengah syikal kepada Allah menurut Keluaran 30:11-16, dan mempersembahkan sepersepuluh dari semuanya kepada Allah menurut hukum Allah. Pernyataan Tuhan di sini menegaskan kepada kita untuk memberikan kepada Allah apa yang wajib kita berikan kepada Allah, memberikan kepada Allah apa yang adalah hak-Nya.

Mat. 22:15-33; Kel. 30:11-16; Mzm. 119:11

Pada hari yang sama setelah Tuhan dicobai oleh murid-murid orang Farisi dan pengikut Herodes, datang pula orang Saduki untuk mencobai Dia berkenaan dengan kebangkitan (Mat. 22:24-28).Kalau kita yang ditanya dengan pertanyaan demikian, tentu kita akan merasa aneh, karena jarang ada pertanyaan demikian. Mana mungkin pernah terjadi di suatu tempat ada tujuh orang kakak beradik, berturut-turut memperistrikan seorang perempuan yang sama, kemudian ketujuhnya mati semua tanpa meninggalkan anak. Pertanyaan ini sungguh tidak masuk akal. Namun Dengan tegas Tuhan menjawab pertanyaan mereka, “Kamu sesat! Sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!” (Mat. 22:29, Tl.).
Jika kita tidak ingin tersesat atau terjatuh sewaktu menempuh perjalanan rohani ini, kita perlu terang firman Allah. Kita harus menurut Alkitab, barulah kita tidak akan tersesat. Mazmur 119:11 mengatakan, “Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau”. Jika kita ingin menjadi orang yang tidak berdosa kepada Allah, hanya ada satu jalan, yaitu menaruh firman Tuhan dengan penuh kelimpahan di dalam hati kita. Mengerti Kitab Suci adalah satu hal, mengenal kuasa Allah adalah hal yang lain. Kita perlu mengenal keduanya.
Hari ini, kita tidak saja memiliki Alkitab juga memiliki Roh Kudus di dalam kita. Dalam zaman Perjanjian Baru, Allah telah menaruh hukum-Nya di dalam kita. Inilah yang dikatakan “Hukum Roh Hayat” dalam Roma 8:2; dan yang disebut “Pengurapan” dalam 1 Yohanes 2:27, pengurapan ini mengajar kita tentang segala sesuatu. Jika kita tidak memadamkan gerakan Roh Kudus dan mau belajar menurut pengajaran pengurapan yang ada di dalam kita, kita pasti tidak akan terjerumus ke dalam kesalahan. Banyak kesalahan terjadi di antara anak-anak Allah disebabkan mereka tidak mengerti Alkitab dan tidak mengerti kuasa Allah.
Akhirnya, kita sungguh bersyukur kepada Allah, sebab di dalam gereja terdapat dua mustika yang besar. Pertama adalah Alkitab, kedua adalah Roh Kudus. Jika kita sungguh-sungguh menurut Alkitab dan benar-benar taat kepada Roh Kudus, kita pasti tidak akan salah atau tersesat.

Doa:
Ya Tuhan, aku memuji hikmat-Mu yang melampaui akal budi dan pikiranku. Kaulah hikmatku yang sejati, membuat aku mampu melewati dan menghadapi berbagai situasi. Berikan aku roh hikmat dan wahyu terhadap segala situasi dan keadaan yang kutemui, sehingga aku tidak memutuskan berdasarkan pertimbangan manusia.

No comments: