Hitstat

26 December 2007

Matius Volume 8 - Minggu 3 Kamis

Membawa Minyak dalam Buli-buli
Matius 25:3-4
Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.

Manusia adalah bejana yang dibuat untuk Allah (Rm. 9:21, 23-24), dan kepribadian manusia ada di dalam jiwanya. Karena itu, buli-buli di sini melambangkan jiwa orang beriman. Kelima gadis yang bijaksana itu bukan hanya memiliki minyak dalam pelita mereka, tetapi juga membawa minyak dalam buli-buli mereka. Memiliki minyak dalam pelita mereka melambangkan bahwa mereka memiliki Roh Allah berhuni di dalam roh mereka (Rm. 8:9, 16). Membawa minyak dalam buli-buli mereka melambangkan bahwa mereka memiliki Roh Allah yang memenuhi dan menjenuhi jiwa mereka.
Menurut Amsal 20:27, roh manusia ialah pelita Tuhan. Di dalam pelita terdapat minyak yaitu Roh Kudus. Perjanjian Baru mewahyukan bahwa roh kita ialah tempat berdiamnya Roh Kudus. Menurut Roma pasal sembilan, kita adalah bejana yang diciptakan oleh Allah. Apa adanya kita, kepribadian kita, terdapat dalam jiwa kita. Sebab itu, buli-buli dalam ayat ini melambangkan jiwa kita. Melalui kelahiran kembali, kita mempunyai Roh Allah di dalam roh kita. Hal ini menyebabkan pelita kita menyala. Tetapi persoalannya ialah apakah kita memiliki bagian ekstra Roh Kudus memenuhi jiwa kita atau tidak.
Sekalipun kita memiliki minyak dalam pelita kita, kita perlu ekstra bagian minyak dalam jiwa kita. Roh Kudus harus meluas dari dalam roh kita ke setiap bagian jiwa kita. Jika kita mempunyai bagian yang ekstra ini, kita bijaksana. Jika kita tidak memilikinya, kita ini bodoh. Dengan kata lain, jika kita acuh tak acuh terhadap kepenuhan Roh Kudus, kita bodoh. Jika kita bijaksana, kita akan berdoa, “Tuhan, belas kasihanilah aku. Aku ingin memiliki Roh-Mu tidak hanya di dalam rohku, tetapi juga di dalam jiwaku.” Tanpa bagian ekstra Roh ini, kita tidak dapat berjaga-jaga atau bersiap sedia. Untuk dapat berjaga-jaga dan bersiap-sedia, kita perlu kepenuhan Roh Kudus yaitu perluasan Roh itu sendiri dari roh kita ke setiap bagian apa adanya diri kita.

Mat. 25:3-4; Rm. 8:9, 16; Ams. 20:27; 1 Tes. 4:16

Matius 25:5-7 berkata, “Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.” Mempelai itu lama tidak datang-datang menandakan bahwa Kristus telah menunda kedatangan-Nya kembali. Dalam Kitab Wahyu Dia berjanji segera datang, tetapi hampir dua ribu tahun telah berlalu, Dia masih belum datang. Karena mempelai itu menunda kedatangan-Nya, maka gadis-gadis itu “mengantuk dan tertidur”. Mengantuk melambangkan sakit (Kis. 9:38; 1 Kor. 11:30) dan tertidur melambangkan meninggal (1 Tes. 4:13-16; Yoh. 11:11-13). Bila Tuhan menunda kedatangan-Nya kembali, mayoritas orang beriman akan menderita sakit dan meninggal.
Tetapi “Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!” Tengah malam melambangkan masa paling gelap dari zaman yang gelap ini (malam hari). Masa atau saat itu akan merupakan akhir zaman ini, masa dimulainya kesusahan besar. Seruan ini melambangkan suara penghulu malaikat (1 Tes. 4:16). Mendengar seruan itu, “Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.” “Bangun” melambangkan kebangkitan dari antara orang mati (1 Tes. 4:14). Ini adalah kebangkitan yang dinubuatkan dalam 1 Tesalonika 4:16 dan 1 Korintus 15:52. Setelah gadis-gadis itu bangkit, mereka lalu “membereskan pelita mereka”. Ini melambangkan mereka menanggulangi kesaksian kehidupan mereka. Jika kehidupan kita untuk kesaksian Tuhan belum sempurna sebelum kita meninggal, maka setelah kita dibangkitkan kelak, kita masih harus menghadapi penanggulangan Allah.
Sudahkah kita membuat pelita kita kembali dipenuhi hari ini? Lima gadis yang bijaksana mempunyai pelita dan juga minyak dalam buli-buli mereka. Kesulitannya terletak pada kelima gadis yang bodoh, karena mereka telah membiarkan pelita mereka kehabisan minyak. Agar pelita kita dipenuhi kembali oleh minyak, kita perlu mengeluarkan waktu untuk berdoa. Kita perlu berdoa, agar manusia baru kita kembali dibarakan. Kemudian kita perlu hidup bersama Tuhan, agar pelita kita kembali dipenuhi.

Doa:
Tuhan, ada harga yang harus kubayar untuk mendapatkan Roh Kudus memenuhi diriku. Aku mau setiap hari menjadi hari di mana aku terus berlatih mendapatkan Kristus makin bertambah memenuhi diriku sehingga aku memiliki cadangan minyak di dalam buli-buliku. Tuhan,aku tidak mau menyesal ketika aku bertemu dengan Tuhan, karena tidak memiliki cukup minyak dalam buli-buliku.

No comments: