Hitstat

24 January 2008

Matius Volume 9 - Minggu 2 Jumat

Yesus Dihakimi oleh Pilatus
Matius 27:22-23
Kata Pilatus kepada mereka: “Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?” Mereka semua berseru: “Ia harus disalibkan!” Katanya: “Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?” Namun mereka makin keras berteriak: “Ia harus disalibkan!”

Pada malam Tuhan Yesus dijual, orang-orang yang menangkap-Nya membawa-Nya ke depan Imam Besar Kayafas. Orang-orang Yahudi mencari saksi-saksi palsu supaya dapat menghukum mati Dia, tetapi tidak mendapatkannya. Ketika mereka mengajukan banyak pertanyaan kepada Yesus, ketika tampil banyak saksi palsu, Tuhan tidak menjawab sepatah kata pun. Tetapi ketika Imam Besar bertanya kepada-Nya, “Apakah Engkau Mesias, Anak Allah atau bukan?” Dia segera menjawab, “Engkau telah mengatakannya” (Mat. 26:63-64a). Demikianlah Imam Besar akhirnya menjatuhkan hukuman terhadap-Nya berdasarkan pengakuan-Nya itu.
Menjelang siang, mereka membelenggu Tuhan Yesus dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus, wali negeri itu. Pilatus bertanya kepada Tuhan Yesus, “Engkaukah Raja Orang Yahudi?” Jawab Yesus, “Engkau sendiri mengatakannya” (Mat. 27:2, 11). Mengherankan sekali, setelah Ia menjawab demikian, Pilatus malah mengakui bahwa Dia tidak berdosa, dan ingin melepaskan-Nya. Di depan Imam Besar, Ia menjawab, “Engkau telah mengatakannya,” Ia lalu dijatuhi hukuman. Di depan Pilatus Ia menjawab, “Engkau sendiri mengatakannya,” Ia malah tidak dihukum. Kedua belah pihak persis berkebalikan. Di depan Imam Besar Kayafas, Ia diadili bukan karena masalah raja, melainkan masalah Anak Allah. Di depan Pilatus, Ia dihakimi karena masalah apakah Ia raja. Kedua masalah ini, dari luarnya seolah ada perbedaan yang besar, tetapi dalam pandangan Allah, itu saling berkaitan.
Di hadapan Allah, orang Yahudi tidak mempunyai raja. Anak Allahlah yang menjadi raja. Sebab itu, dalam dua kali pengadilan itu Tuhan Yesus tidak menjawab pertanyaan yang lain, Ia hanya menjawab kedua pertanyaan: siapakah Dia, dan apakah yang Dia kerjakan. Kedua hal ini sangat penting.

Mat. 27:1-26; Yoh. 18:34-38

Menjelang siang hari, imam-imam kepala dan tua-tua Yahudi membawa Tuhan Yesus ke hadapan Pilatus, wali negeri itu. Pilatus bertanya kepada-Nya, “Engkaukah raja orang Yahudi?” (Mat. 27:11b). Jawab Yesus, “Apakah engkau mengatakan hal itu dari hatimu sendiri? Atau adakah orang lain yang mengatakannya kepadamu tentang Aku?” Kata Pilatus, “Apakah aku seorang Yahudi? Bangsamu sendiri dan Imam-imam kepala yang telah menyerahkan Engkau kepadaku; apakah yang telah Engkau perbuat?” Jawab Yesus, “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku sudah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi; akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini.” Maka kata Pilatus kepada-Nya, “Jadi, Engkau adalah raja?” Jawab Yesus, “Engkau mengatakan bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian untuk kebenaran. Setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku” (Yoh. 18:34-37). Setelah mendengar jawaban Tuhan Yesus demikian, keluarlah Pilatus mendapatkan orang-orang Yahudi dan berkata kepada mereka, “Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya” (Yoh. 18:38b). Inilah kesaksian yang dilakukan Tuhan Yesus di hadapan Pilatus.
Tuhan Yesus datang ke bumi, khusus bersaksi untuk kebenaran. Saat itu orang-orang yang munafik karena perbuatannya jahat, tidak menyenangi terang, sebaliknya, menyenangi gelap, ingin menyingkirkan Tuhan Yesus. Tetapi Tuhan Yesus tidak takluk kepada kuasa kejahatan. Cemoohan orang terhadap-Nya, fitnahan orang terhadap-Nya, sama sekali tidak dijawab-Nya. Tetapi ketika menyinggung masalah siapa Dia dan apa yang dikerjakan-Nya, Ia bersaksi dengan baik untuk kebenaran, walau karena kesaksian itu Ia harus menerima hukuman mati. Di bumi, Tuhan Yesus menempuh sepotong perjalanan yang tidak biasa. Di pandangan manusia, Ia tidak mendapatkan apa-apa. Tetapi hari ini, Ia sudah duduk di sebelah kanan Yang Mahatinggi, dan Dia akan datang di atas awan di langit. Puji Tuhan! Siapa saja yang mengikuti-Nya, haruslah memperhatikan kesaksian-Nya.

Doa:
Tuhan, Engkau adalah Terang, juga kebenaran. Terang-Mu menyingkapkan semua situasi yang penuh kegelapan. Kebenaran-Mu menyingkapkan semua kepalsuan. Tuhan, Engkau tidak pernah kompromi terhadap kebenaran, melainkan tetap bersaksi bagi kebenaran. Singkapkan semua kepalsuan dan kegelapan yang ada di dalamku.

No comments: