Hitstat

28 January 2008

Matius Volume 9 - Minggu 3 Selasa

Dampak Penyaliban Kristus
Matius 27:51-52
Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit.

Matius 27:51-56 memperlihatkan kepada kita dampak ketersaliban Kristus. Ayat 51a berkata, “Lihatlah, tirai Bait Suci terkoyak menjadi dua dari atas sampai ke bawah.” Ini melambangkan bahwa sekatan antara Allah dan manusia telah lenyap, karena daging (yang dilambangkan oleh tabir) dosa telah diambil alih oleh Kristus (Rm. 8:3) yang disalibkan (Ibr. 10:20). Perkataan “dari atas sampai ke bawah” menunjukkan bahwa terkoyaknya tabir ialah perbuatan Allah dari atas. Karena dosa telah dihukum dan daging dosa telah disalibkan maka sekatan antara Allah dan manusia telah dihapus. Kini jalan untuk masuk ke hadirat Allah terbuka bagi kita. Inilah dampak kematian Tuhan yang alangkah indah! Kematian-Nya bukanlah mati martir melainkan sepenuhnya adalah tindakan penebusan.
Selanjutnya Matius 27:51b berkata pula bahwa, “Terjadilah gempa bumi dan bukit-bukit batu terbelah.” Terjadinya gempa bumi menunjukkan bahwa dasar pemberontakan setan telah goyah dan bukit-bukit batu terbelah menunjukkan bahwa pusat kekuatan kerajaan Satan di bumi telah runtuh. Haleluya, kematian Tuhan membelah tirai, mengguncangkan tumpuan pemberontakan setan dan menghancurkan pusat kekuatan kerajaan Satan! Kematian yang alangkah hebat! Puji Tuhan karena kematian-Nya! Karena kebenaran Allah telah dipuaskan sepenuhnya, maka kematian Kristus begitu berkhasiat!
Ibrani 9:8 mengatakan “jalan ke tempat maha kudus itu belum terbuka, selama kemah yang pertama itu masih ada” (Tl.). Namun ketika kita tiba pada Ibrani 10:19-20, kita nampak satu jalan yang baru dan yang hidup, yang baru saja terbuka untuk menuju ke tempat yang maha kudus, ke dalam perjanjian yang baru. Tirai (tabir) yang menutupi tempat maha kudus telah terkoyak oleh kematian Kristus (Mat. 27:51), yang menyalibkan daging (Ibr. 10:20; Gal. 5:24), dan kini jalan ke tempat maha kudus telah terbuka.

Mat. 27:51-56; Rm. 8:3; Ibr. 9:8; 10:19-20; Gal. 5:24

Ibrani 10:19 mengatakan, “Jadi, Saudara-saudara, kita sekarang dengan penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat (maha) kudus, oleh darah Yesus.” Tempat maha kudus hari ini berada di surga, di mana Tuhan Yesus berada (Ibr. 9:12, 24). Bagaimana kita dapat memasuki tempat maha kudus ketika kita masih berada di bumi? Rahasianya adalah roh kita yang dikatakan dalam Ibrani 4:12. Kristus yang berada di surga hari ini juga berada di dalam roh kita (2 Tim. 4:22). Sebagai tangga surgawi, Dia menghubungkan roh kita dengan surga dan membawa surga ke dalam roh kita (Kej. 28:12; Yoh. 1:51). Jadi, setiap kali kita kembali ke dalam roh kita, kita segera masuk ke dalam tempat maha kudus. Di sana kita berjumpa dengan Allah, yang berada di atas takhta anugerah.
Kita masuk ke tempat maha kudus “Karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tirai, yaitu diri-Nya sendiri” (Ibr. 10:20). Jalan ke tempat maha kudus telah terbuka. Dalam bahasa Yunani, istilah “baru” dalam ayat ini berarti “baru tersembelih”. Jadi, oleh kematian Krisus di atas salib, jalan itu “baru tersembelih” bagi kita, demikianlah terbuka bagi kita. Tirai melambangkan tubuh Kristus, maka ketika tubuh Kristus tersalib, seluruh ciptaan ikut pula tersalib bersama tubuh-Nya. Tubuh ini telah tersembelih. Menurut catatan Matius 27:51, ketika tubuh jasmaniah Kristus disalibkan, tirai ini terbelah dari atas ke bawah, ini berarti tirai bukan dibelah oleh siapa pun di bumi, melainkan oleh Allah di surga. Ciptaan lama telah tersembelih dan jalan yang baru dan yang hidup untuk masuk ke tempat maha kudus telah terbuka. Sekarang, melalui tirai tubuh yang telah terbelah dan melalui darah Yesus, kita dapat memasuki tempat maha kudus. Hingga hari ini, kematian dan darah-Nya tetap tersedia bagi kita.
Ketika tubuh jasmaniah Kristus disalibkan, terbukalah jalan bagi kita; orang-orang yang dipisahkan dari Allah, yang dilambangkan oleh pohon hayat (Kej. 3:22-24), untuk masuk ke dalam tempat maha kudus, berkontak dengan Dia, dan menerima Dia sebagai pohon hayat bagi kenikmatan kita. Ini juga menyatakan karena manusia lama kita telah disalibkan bersama dengan Kristus, maka kita memiliki satu jalan yang terbuka untuk berkontak dan menikmati Allah di dalam roh kita sebagai hayat dan suplai hayat kita.

Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih untuk jalan yang terbuka, sehingga aku bisa menghampiri Allah. Kau telah membuka jalan yang baru dan hidup melalui kematian-Mu di atas kayu salib. Tuhan, ketika aku kembali ke dalam roh, saat itulah aku masuk ke dalam Ruang Maha Kudus untuk berkontak dan menjamah Engkau.

No comments: