Hitstat

25 January 2008

Matius Volume 9 - Minggu 2 Sabtu

Dicambuk, Dipermalukan, dan Disalibkan
Matius 27:33-34
Maka sampailah mereka di suatu tempat yang bernama Golgota, artinya: Tempat Tengkorak. Lalu mereka memberi Dia minum anggur bercampur empedu. Setelah Ia mengecapnya, Ia tidak mau meminumnya.

Matius 27:24-26 mencatat, “Ketika Pilatus melihat bahwa segala usaha akan sia-sia, malah sudah mulai timbul kekacauan, ia mengambil air dan membasuh tangannya di hadapan orang banyak dan berkata: ‘Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!’ Dan seluruh rakyat itu menjawab: ‘Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!’ Lalu ia membebaskan Barabas bagi mereka, tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan.”
Matius 27:27-32 menunjukkan bagaimana Tuhan Yesus diolok-olok oleh para serdadu kafir. Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya (Mat. 27:28). Ayat selanjutnya berkata, “Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olok Dia, katanya, ‘Salam, hai Raja orang Yahudi!’” Duri ialah lambang kutukan (Kej. 3:17-18). Tuhan Yesus terkutuk bagi kita di atas salib (Gal. 3:13). Setelah meludahi Tuhan, memukul kepala-Nya, dan mengolok-olok Dia, mereka menanggalkan jubah-Nya, mengenakan pula pakaian-Nya, kemudian membawa-Nya untuk disalibkan (Mat. 27:30-31). Tuhan di sini, sebagai Anak Domba Paskah berkurban bagi dosa-dosa kita, diseret seperti domba kepada penyembelih-Nya untuk menggenapkan Yesaya 53:7-8.
Matius 27:33 berkata, “Kemudian sampailah mereka di suatu tempat yang bernama Golgota, artinya: Tempat Tengkorak.” Golgota ialah nama Ibrani (Yoh. 19:17) yang berarti tengkorak (Mrk. 15:22). Ayat selanjutnya berkata, “Lalu mereka memberi Dia minum anggur bercampur empedu. Setelah Ia mengecapnya, Ia tidak mau meminumnya.” Anggur yang dicampur dengan empedu (dan juga dengan mur — Mrk. 15:23) dimaksudkan sebagai tegukan yang membius. Tetapi Tuhan tak mau dibiuskan. Ia mau minum cawan pahit itu sampai habis.

Mat. 27:24-44; Gal. 3:13; Yes. 53:7-8; Mzm. 22:16-17

Siapakah yang dapat memahami sepenuhnya penderitaan yang diderita tubuh Tuhan Yesus di atas salib? “Mazmur Mesias” (Mazmur yang mengisahkan Kristus) dengan sangat jelas melukiskan penderitaan tubuh-Nya. “Mereka menusuk tangan dan kakiku” (Mzm. 22:17). Nabi mengatakan bahwa Ia akan disebut “yang telah mereka tikam” (Za. 12:10). Tangan, kaki, dahi, rusuk, dan jantungnya-Nya pernah ditikam orang, yaitu tertikam oleh dan untuk insani kita yang berdosa.
Pada saat itu, karena luka-luka-Nya dan karena tubuh-Nya tergantung di atas salib, tanpa penopang, aliran darah dalam tubuh-Nya tidak seperti biasanya, menyebabkan suhu tubuh-Nya sangat tinggi, dan mulut-Nya terasa sangat haus, sehingga Ia berseru, “Lidahku melekat pada langit-langit mulutku” (Mzm. 22:16). “... aku haus, mereka memberi aku minum anggur asam” (Mzm. 69:22). Karena tangan kita berbuat dosa, maka tangan-Nya harus dipaku; karena mulut kita berbuat dosa, maka mulut-Nya harus menderita; karena kaki kita berbuat dosa, maka kaki-Nya harus dipaku; karena pikiran kita berbuat dosa, maka kepala-Nya harus mengenakan mahkota duri.
Hukuman yang seharusnya dijatuhkan ke atas tubuh manusia, semua telah dilaksanakan di atas tubuh-Nya. Demikianlah Ia menderita segala sengsara atas tubuh-Nya sendiri, hingga mati. Walaupun Ia memiliki kekuatan untuk menghindari kesengsaraan itu, namun Ia rela menyerahkan tubuh-Nya untuk menderita sengsara dan kesakitan yang tak terperi, tanpa mundur sedikit pun, sampai Ia “tahu bahwa segala sesuatu telah selesai” (Yoh. 19:28). Setelah itu barulah Ia menyerahkan nyawa-Nya (jiwa-Nya).
Matius 27:39-40 mencatat, “Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan kepala, ... turunlah dari salib itu dan selamatkanlah dirimu!’” Tua-tua Yahudi juga mengolok-olok Dia dan berkata, “Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan.” Andaikata Ia mau menyelamatkan diri-Nya, Ia tak dapat menyelamatkan kita. Ia mati menggantikan kita dengan menerima semua hukuman, menyerahkan jiwa-Nya menjadi harga tebusan bagi banyak orang, sehingga yang percaya kepada-Nya, tidak akan dihukum lagi (Yoh. 5:24).

Doa:
Tuhan Yesus, di atas kayu salib, Engkau menanggung segala dosa umat manusia. Semua penderitaan ini Kau jalani demi menyelamatkan aku dari murka Allah. Tuhan, ampuni aku yang kurang menghargai apa yang telah Engkau kerjakan di atas kayu salib. Biarlah mulut dan hatiku senantiasa penuh dengan pujian dan ucapan syukur terhadap-Mu.

No comments: