Hitstat

09 October 2008

Lukas Volume 1 - Minggu 2 Jumat

Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi
Lukas 1:32-33
Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.”

Ayat Bacaan: Luk. 1:32-33; Kej. 14:18; Mat. 1:1; 22:45; Kis. 1:6; 15:16; Why. 11:5; 20:4, 6

Karena Tuhan Yesus dikandung dari Roh Kudus, maka Dia adalah Putra Allah. Mengenai Dia Lukas 1:32 mengatakan, “Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi.” Yang Mahatinggi adalah satu gelar ilahi. Dalam bahasa Ibrani, Yang Mahatinggi adalah Elyon (Kej. 14:18), yang menyatakan (Allah) Yang Mahatinggi. Yesus itu agung, karena Dia adalah Anak Allah Yang Mahatinggi, Allah yang Tertinggi. Karena keterkandungan itu berasal dari Roh Kudus, maka apa yang dilahirkan dari keterkandungan itu adalah hal yang kudus, sesuatu yang kudus secara mendasar. Inilah Yesus Penyelamat kita.
Bagian belakang Lukas 1:32 mengatakan tentang Manusia-Penyelamat, “Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapak leluhur-Nya.” Yesus, yang dikandung dari Roh Kudus dan lahir dari seorang dara manusia, adalah Anak Allah yang Mahatinggi, dan pada waktu yang sama Dia adalah anak seorang bangsawan, Raja Daud (Mat. 1:1; 22:45). Itulah sebabnya kita dapat mengatakan bahwa status-Nya adalah ilahi dan insani.
Lukas 1:33 melanjutkan, “Dan Ia akan memerintah atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” Ayat sebelumnya menyingkapkan keluarga Yesus dan ayat ini menyingkapkan kerajaan-Nya. Yesus akan mendapatkan keluarga Yakub, yaitu bangsa Israel, sebagai pusat pemerintahan-Nya (Kis. 1:6; 15:16), yang melaluinya Dia akan memerintah atas seluruh dunia sebagai Kerajaan-Nya (Why. 11:15), pertama-tama dalam Kerajaan Seribu Tahun (Why. 20:4, 6) dan kemudian dalam langit baru dan bumi baru sampai selama-lamanya (Why. 22:3, 5).
Pengenalan terhadap Yesus Juruselamat kita seharusnya membuat kita bersorak, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku.” Roh kita perlu dipenuhi dengan sukacita karena pengalaman kita akan Allah Juruselamat kita. Kita pun perlu meninggikan Tuhan berdasarkan pengalaman kita atas rahmat-Nya yang tidak berkesudahan (Luk. 1:47-50) dan berdasarkan pengenalan kita yang subyektif atas perbuatan-perbuatan Allah yang setia dan penuh rahmat (Luk. 1: 51-55).

No comments: