Hitstat

11 October 2008

Lukas Volume 1 - Minggu 3 Minggu

Kelahiran dan Pemberian Nama Yohanes
Lukas 1:63-64
Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: “Namanya adalah Yohanes.” Dan merekapun heran semuanya. Dan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah.

Ayat Bacaan: Luk. 1:7, 19-20, 59-61, 63; 2 Raj. 25:23; 2 Taw. 28:12.

Yohanes Pembaptis dilahirkan menurut kedaulatan Allah. Dia bukan dikandung dengan kekuatan alamiah orang tuanya, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya (Luk. 1:7), melainkan oleh kuat kuasa ilahi dengan cara yang ajaib (Luk. 1:19-20). Akan tetapi tidak saja kelahirannya yang ajaib, bahkan pemberian namanya juga dengan cara yang ajaib. Ketika beberapa orang akan menamainya Zakharia menurut nama ayahnya, maka ibunya menjawab, “Jangan, ia harus dinamai Yohanes” (Luk. 1:59-60). Selanjutnya beberapa orang itu berkata, “Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian” (Luk. 1: 61). Maka Zakharia pun menulis di atas sebuah batu, “Namanya adalah Yohanes” (Luk. 1: 63).
Dalam Lukas 1:13 Zakharia diberi tahu oleh malaikat bahwa Elisabet akan melahirkan seorang anak laki-laki dan ia harus menamainya Yohanes. Nama ini dalam bahasa Ibrani disebut Yehohanan yang disingkat menjadi Yohanan (2 Raj. 25:23; 2 Taw. 28:12). Sedangkan dalam bahasa Yunaninya adalah Ioannes, yang berarti Yehova berkenan, Yehova menunjukkan kasih karunia, atau Yehova adalah Pemberi yang murah hati. Orang-orang itu memang benar saat mengatakan bahwa tidak ada seorang pun dari sanak saudara Elisabet yang bernama Yohanes. Pelopor Tuhan diberi nama ini karena ia akan menjadi seorang yang tidak akan memelihara tradisi-tradisi. Karena alasan inilah, maka ia tidak diberi nama yang tradisional, tetapi diberi sebuah nama yang baru.
Manusia mempunyai kecenderungan alami, yakni mengapresiasi perkara-perkara tradisi. Karena Kristus sudah datang, maka kita harus beralih dari bayangan kepada realitasnya. Kristus tidak dapat disandingkan dengan tradisi apa pun. Hari ini, sangat banyak orang Kristen terpikat oleh mujizat-mujizat, kesembuhan, nubuat, bahasa lidah, apa yang disebut pernyataan karunia, penudungan kepala dan lain sebagainya. Namun, sedikit sekali yang terpikat oleh Kristus. Alangkah kasihannya situasi semacam itu! Saudara-saudari, jika hari ini kita mau menjadi orang yang diperkenan oleh Bapa, maka tidak seharusnya kita memperhatikan lagi tradisi-tradisi ataupun perkara-perkara selain Kristus. Perhatian kita haruslah sepenuhnya tertuju kepada Kristus.

No comments: