Hitstat

10 October 2008

Lukas Volume 1 - Minggu 2 Sabtu

Pujilah Allah atas Rahmat-Nya
Lukas 1:54-55
Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.

Ayat Bacaan: Luk. 1:48-50, 52-55, 70-72; Luk. 15:20-24

Dalam Lukas 1:48-50 Maria berkata, “Sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan kuduslah nama-Nya. Rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.” Dalam hal ini Maria menekankan rahmat Allah (Luk. 1:54, 58, 72, 78), menyadari kedudukannya yang rendah (Luk. 1:48) dan dengan rendah hati (Luk.1:52) mengakui bahwa dirinya tidak layak menuju perkenan Allah.
Rahmat Allah dan kasih karunia-Nya adalah ekspresi kasih-Nya. Ketika kita berada dalam satu keadaan yang kasihan, rahmat-Nya pertama-tama mencapai kita dan membawa kita masuk ke dalam satu situasi di mana Allah dapat memperkenan kita dengan kasih karunia-Nya. Lukas 15:20-24 menunjukkan bahwa ketika bapa melihat putranya yang hilang itu kembali, ia tergerak oleh belas kasihan kepadanya. Itu adalah rahmat, sebagai ekspresi dari kasih bapa. Rahmat Allah mencapai lebih jauh dan menjembatani pemisah di antara kita dan kasih karunia Allah.
Dalam Lukas 1:53-55 Maria berkata, “Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Maria bukan hanya menekankan rahmat Allah tetapi juga kesetiaan-Nya (Luk. 1:70-72). Rahmat Allah memelihara keadaan mereka, dan kesetiaan-Nya memelihara kedudukan-Nya supaya Dia memperkenan mereka dengan perbuatan-perbuatan-Nya yang murah hati.
Sekalipun Maria begitu muda, ia dapat mempersembahkan satu pujian berhubungan dengan pengalamannya sendiri terhadap Allah sebagai Penyelamat dan Tuhannya. Ia dapat berbicara mengenai rahmat Allah dan kesetiaan-Nya dalam memperhatikan umat-Nya menurut janji-janji yang diberikan kepada nenek moyang mereka. Ketika kita menikmati Allah sebagai Juruselamat, bergembira karena-Nya, kita pun akan mengagungkan dan melayani Dia sebagai Tuhan.

No comments: