Hitstat

03 June 2009

Yohanes Volume 2 - Minggu 4 Kamis

Dihidupkan Oleh Hayat
Yohanes 5:8-9
Kata Yesus kepadanya: “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat.

Ayat Bacaan: Yoh. 5:8-9; 24-25

Untuk kesembuhan rohani kita, kita tidak memerlukan kolam agama berikut airnya, dan kita pun tidak memerlukan malaikat. Dibandingkan dengan Yesus, kolam agama dan malaikat sangat tidak memadai. Bila kita memiliki Yesus, kita sudah tidak memerlukan sesuatu yang lain. Apakah gunanya kota kudus, bait kudus, dan malaikat kudus? Baik hari raya, maupun hari Sabat, tidak berarti apa-apa bagi kita. Tiada sesuatu pun berfaedah bagi kita. Hanya Yesus yang memberikan hayat!
Yesus berkata kepada orang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit itu, “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan (Yoh. 5:8-9). Kapankah orang itu benar-benar disembuhkan? Dia sudah disembuhkan sebelum dia bangun untuk mengangkat tilamnya dan berjalan. Dia disembuhkan ketika dia mendengar suara Putra Allah yang hidup. Perihal mendengar firman Tuhan yang hidup itulah yang memberi hayat. Tadinya, tilamlah yang memikul orang yang sakit itu, tetapi sekarang orang yang telah dihidupkan itulah yang mengangkat tilamnya dan berjalan. Puji Tuhan! Orang sakit tadi bukan saja bangun, tetapi juga mengangkat tilamnya serta berjalan. Dia bukan sekedar disembuhkan, dia pun dihidupkan. Menurut Yohanes 5:24-25, dia seperti orang mati yang pindah dari dalam maut ke dalam hayat. Dengan kata lain, melalui firman-Nya, maut telah diubah oleh Tuhan menjadi hayat.
Mungkin selama ini Anda menjadi orang Kristen yang rajin memelihara tata cara agama Kristen, juga selalu berusaha memenuhi kewajiban Anda terhadap ajaran-ajaran Kristen. Namun, Anda sadari atau tidak, Anda mulai letih dan tidak ada perhentian. Slogan “kemenangan rohani” yang sering Anda dengar justru tidak terjadi dalam hidup Anda; sebaliknya kekalahan demi kekalahan malah Anda alami setiap hari. Saudara saudari, inilah kelumpuhan rohani. Semakin berusaha, semakin kita tersadar bahwa kita tidak mampu. Mengapa? Sebab hukum Allah tidak dapat digenapkan di dalam daging kita yang “lemah”. Yang kita perlukan adalah hayat. Hanya hayat yang mampu menghidupkan, menguatkan, dan memampukan kita melakukan kehendak Allah.

No comments: