Hitstat

19 June 2009

Yohanes Volume 3 - Minggu 2 Sabtu

Perkataan-Mu adalah Hidup yang Kekal
Yohanes 6:67-69
Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Jawab Simon Petrus kepada-Nya: “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah hidup yang kekal.”

Ayat Bacaan: Yoh. 6:57-60; Ul. 12:6-7

Sebagaimana pada waktu itu banyak orang yang bersungut-sungut setelah mendengar perkataan Tuhan perihal makan Dia, hari ini pun banyak orang yang demikian (Yoh. 6:59-60). Kalau kita katakan bahwa kita harus menyembah Yesus, semua orang Kristen tentu setuju. Namun bila kita katakan bahwa kita harus makan Yesus, banyak orang akan menyalahkan kita. Sesungguhnya, istilah “makan Yesus” bukanlah penemuan kita, melainkan tersirat dengan jelas di dalam Alkitab (Yoh. 6:57).
Sebagai Raja, Yesus patut kita sembah. Namun sebagai roti yang turun dari surga, Dia patut kita makan. Bukankah hal ini cukup sederhana untuk dipahami? Bahkan di dalam Alkitab, penyembahan yang sejati adalah dengan makan Dia. Dalam Perjanjian Lama, perihal penyembahan selalu bergandengan dengan perihal makan (Ul. 12:6-7). Menurut konsepsi alamiah manusia, menyembah Allah itu harus bersujud, membungkukkan badan, atau meniarapkan diri di hadapan Allah. Namun penyembahan yang dikatakan dalam Ulangan 12 bukanlah bersujud, membungkukkan badan, atau bertiarap di hadapan Tuhan. Berdasarkan pasal ini, menyembah Tuhan adalah makan di hadapan-Nya. Umat Allah yang datang ke tempat pilihan Allah harus memakan kurban persembahan yang terbaik (Kristus) di hadapan Allah.
Penyembahan yang tepat ialah memakan hasil tanah permai di hadapan Allah. Tanah permai melambangkan Kristus, sedangkan hasil yang kaya melambangkan kekayaan Kristus. Sebab itu, penyembahan yang dikehendaki Allah ialah memakan dan menikmati kekayaan Kristus di hadapan Allah. Jika kita tidak makan Kristus, kita tidak dapat menyembah Allah. Penyembahan yang dikehendaki Allah berkaitan dengan kenikmatan atas Kristus.
Sudahkah Anda nampak betapa pentingnya makan Kristus? Simon Petrus berkata, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal.” Perkataan Tuhan dan diri Tuhan tidak terpisah. Makan firman-Nya berarti makan Tuhan sendiri, sebab Tuhan terwujud di dalam firman-Nya. Namun masalahnya, seberapa seringkah Anda datang ke hadapan-Nya dan memakan Dia? Sudahkah Anda dikenyangkan oleh-Nya?

No comments: