Hitstat

10 April 2012

2 Korintus - Minggu 29 Selasa

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 13:11-13


Dalam ayat 11 Paulus juga menasihati orang-orang Korintus untuk sehati sepikir. Sehati sepikir haruslah menjadi faktor utama bagi orang-orang Korintus yang telah dipalingkan dan diselewengkan supaya mereka dapat disempurnakan, dibetulkan, diatur, dan dipulihkan. Dalam Surat Kirimannya yang pertama (1 Kor. 1:10), Paulus telah menasihati mereka supaya mereka sehati sepikir. Kaum beriman di Korintus telah terpecah-belah, terbagi-bagi secara keseluruhan. Mereka memerlukan perbaikan, agar dengan indah sempurna bersatu kembali, sehingga di dalam keharmonisan memiliki satu pikiran, dan satu opini.

Dalam 2 Korintus 13:11 Paulus juga menasihati orang-orang Korintus agar mereka hidup dalam damai sejahtera. Ini berarti berada dalam damai sejahtera satu dengan yang lain, dan mungkin juga dengan Allah. Paulus tahu bahwa ada perselisihan dan persaingan di antara orang-orang Korintus. Ini menunjukkan bahwa di antara kaum beriman di Korintus tidak ada damai sejahtera. Di sini dalam 2 Korintus 13:11 Paulus mendorong mereka agar mereka berada dalam damai sejahtera.

Kehidupan orang Kristen adalah kehidupan yang bersukacita dan juga kehidupan damai sejahtera. Maka, berselisih dengan orang lain atau bersaing dengan mereka itu bertentangan dengan prinsip dasar kehidupan orang Kristen. Perselisihan dan persaingan adalah ciri-ciri dari kehidupan manusia yang telah jatuh. Dunia pada hari ini penuh dengan perselisihan dan persaingan. Dalam setiap aspek dari masyarakat manusia, persaingan dan peperangan itu sudah biasa. Kehidupan orang Kristen mutlak berbeda dengan hal ini. Sebagai umat surgawi, kita harus selalu berada dalam damai sejahtera satu sama lain.

Menurut perkataan Paulus dalam ayat 11, jika kita bersukacita, disempurnakan, dihibur, sehati sepikir, dan berada dalam damai sejahtera, maka Allah sumber kasih dan damai sejahtera akan menyertai kita. Orang-orang Korintus kekurangan kasih (1 Kor. 8:1; 13:1-3, 13; 14:1) dan damai sejahtera karena mereka diganggu oleh pengajaran-pengajaran yang menyesatkan dan konsep-konsep yang menipu. Karena itu, rasul berharap agar Allah sumber kasih dan damai sejahtera menyertai mereka sehingga mereka dibetulkan dan disempurnakan. Mereka perlu dipenuhi dengan kasih dan damai sejahtera dari Allah, sehingga mereka dapat hidup menurut kasih (Rm. 14:15; Ef. 5:2) dan memiliki damai satu dengan yang lain (Rm. 14:19; Ibr. 12:14).

Sebenarnya, kasih adalah faktor pendorong bersukacita. Jika kita kekurangan kasih, maka kita tidak akan memiliki kegembiraan apa pun, dan kita tidak akan dapat bersukacita. Anda mungkin berusaha bersukacita ketika ada kebencian dalam hati Anda, tetapi hal itu tidak akan berhasil. Demikian juga, kita tidak dapat bersukacita bila kita penuh dengan iri hati. Seorang yang bersukacita adalah seorang yang penuh dengan kasih, kebaikan, dan damai sejahtera.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 3, Berita 58

No comments: