Hitstat

25 April 2012

Galatia - Minggu 2 Rabu

Pembacaan Alkitab: Yoh. 1:14; 14:6 Hati Allah sepenuhnya diduduki oleh Persona hidup dari Putra-Nya ini. Oleh karena kehendak-Nya berfokus pada Persona hidup ini, maka Allah tidak tertarik untuk memberi kita perkara-perkara seperti: baptisan selam, bahasa lidah, kesembuhan, sunat, hari Sabat, penudungan kepala, atau doktrin-doktrin tentang nubuat. Kehendak Allah yang unik ialah memberikan Putra-Nya sebagai Persona yang hidup kepada kita. Kita telah menunjukkan bahwa Surat-surat Kiriman Paulus ditulis menurut wahyu Allah. Tetapi kita pun perlu nampak perlunya suatu hikmat yang sangat tinggi untuk menafsirkan wahyu ini dan mengungkapkannya dengan kata-kata. Boleh jadi ada orang yang lain yang telah menerima wahyu demikian, tetapi tidak seperti Paulus, mereka tidak mempunyai kemampuan untuk memahami dan menyampaikannya dengan kata-kata. Kita telah nampak bahwa Paulus, orang yang berpendidikan tinggi, pernah menjadi tokoh agama. Menurut mentalitasnya yang gelap, tidak ada sesuatu yang dapat dibandingkan dengan agama Yahudi berikut hukum Tauratnya, kitab sucinya, pelayanan imamatnya, dan adat istiadatnya. Sebagai orang yang selalu menuntut apa yang ia anggap, terbaik, ia menyerahkan diri sepenuhnya kepada hal-hal tersebut. Ia menghina pengikut-pengikut Yesus; ia menganggap mereka hanya mengikuti orang Nazaret yang tidak berarti, sedangkan ia sendiri sangat bergairah bagi tradisi nenek moyangnya. Tetapi, pada suatu hari, ketika Allah Bapa berkenan, maka Persona yang hidup, dari Putra Allah ini diwahyukan di dalam dirinya. Tatkala Persona ini menyatakan diri kepadanya, ia tersungkur dan berseru dengan spontan, "Siapa Engkau, Tuan" (Kis.9:5). Tuhan segera menjawab, "Akulah Yesus yang kauaniaya itu." Berdasarkan pengertian Saulus orang Tarsus yang gelap itu, Yesus telah terkubur di dalam makam, dan murid-murid-Nya telah mencuri jenazahNya, lalu menyembunyikannya entah di mana. Tetapi sekarang Saulus terkejut karena mengetahui Yesus masih hidup, masih berbicara dari surga dan mewahyukan diri-Nya kepadanya. Sejak Persona hidup ini terwahyu di dalam Saulus, maka selubungnya telah tersingkir dan pikiran Saulus yang tajam telah menjadi terang terhadap Putra Allah. Sejak sa-at itu dan seterusnya, ia hanya memperlihatkan Persona ini dan tidak lagi memperhatikan agama atau tradisi-tradisi. Berdoalah agar Anda dapat nampak visi Persona yang hidup dari Putra Allah yang sedemikian ini. Doakan pula agar orang lain pun nampak visi ini. Berdoalah agar mereka nampak Persona hidup, ini dan memperhatikan Dia, bukan memperhatikan perkara-perkara seperti hari Sabat, penudungan kepala, kesembuhan, dan karunia-karunia rohani. Kita perlu berdoa, agar kita dapat lebih banyak memperhatikan Persona yang hidup ini daripada perkaraperkara yang lain, bahkan daripada kehidupan gereja. Tan-pa Persona yang hidup ini sebagai realitas dan isi kehidupan gereja, kehidupan gereja pun akan menjadi suatu tradisi. Oh, alangkah pentingnya kita nampak Persona yang hidup ini! Karena Persona yang hidup ini adalah segala sesuatu kita, maka kita tidak perlu menuntut kekudusan, kerohanian, kemenangan, kasih, atau ketaatan semata-mata. Sebagai perwujudan Allah Tritunggal yang direalisasikan sebagai Roh pemberi-hayat yang almuhit, Ia sekarang berada di batin kita, menjadi segala sesuatu yang kita perlukan. Dalam berita yang akan datang kita akan melihat bahwa Persona ini kini hidup di dalam kita. Apa yang menjadi kekurangan kita sebenarnya bukanlah kekudusan atau kemenangan, melainkan Persona yang hidup ini. Ia berlawanan dengan segala sesuatu. Tanpa Dia, segala sesuatu adalah tradisi buatan orang lain atau buatan kita sendiri. Semoga kita semua nampak bahwa hari ini Persona yang hidup ini berlawanan dengan segala sesuatu. Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 1, Berita 3