Hitstat

23 April 2012

Galatia - Minggu 2 Senin

Pembacaan Alkitab: Gal. 1:13-16 Dalam Galatia 1: 15-16 Paulus berkata, "Tetapi sewaktu Allah...berkenan menyatakan (mewahyukan) Anak-Nya (Putra-Nya) di dalam aku ..." Pada waktu yang ditetapkan Allah, ketika Saulus bergairah dalam agamanya dan menganiaya gereja, Putra Allah diwahyukan kepadanya. Allah dapat membiarkan kegairahan Saulus bagi tradisi nenek moyangnya, sebab hal itu menghasilkan satu latar belakang gelap guna mewahyukan Kristus yang berlawanan dengannya. Pada waktu yang diperkenan Allah, Allah mewahyukan Putra-Nya dalam diri Saulus, orang Tarsus. Allah berkenan mewahyukan kepadanya Persona yang hidup dari Putra Allah. Mewahyukan Putra-Nya di dalam kita juga merupakan perkenan-Nya. Yang selalu menjadi perkenan Allah Bapa adalah Kristus, Putra Allah, bukan hukum Taurat (Mat. 3:17; 12:18; 17:5). Putra Allah, sebagai perwujudan dan ekspresi Allah Bapa (Yoh.1:18; 14:9-11; Ibr.1:3) adalah hayat kita. (Yoh.10:10; 1Yoh.5:12; Kol.3:4). Hasrat hati Allah adalah mewahyukan Putra-Nya dalam kita, supaya kita dapat mengenal Dia, menerima Dia sebagai hayat kita (Yoh.17:3, 3:16), sehingga kita menjadi anak-anak Allah (Yoh.1:12; Gal. 4:5-6). Sebagai Putra Allah yang hidup (Mat.16:16), Kristus jauh melampaui Yudaisme dan tradisinya (Gal.1: 13-14). Penganut Yudaisme telah memperdaya orang-orang Galatia sehingga mereka menganggap aturan-aturan hukum Taurat itu melebihi Putra Allah yang hidup. Karena itu, dalam pembukaan Surat ini rasul bersaksi bahwa ia sudah terlibat sangat dalam dan jauh lebih maju dalam alam Yudaisme. Tetapi Allah telah menyelamatkan dia dari arus dunia yang jahat di pandangan Allah itu dengan mewahyukan Putra-Nya di dalamnya. Dalam pengalamannya, ia menyadari bahwa Putra Allah yang hidup tidak dapat dibandingkan dengan Yudaisme beserta tradisinya yang mati, yang diturunkan dari nenek moyangnya. Dalam Galatia 1:16 Paulus menekankan fakta bahwa Putra Allah telah diwahyukan di dalam dirinya. Hal ini menunjukkan bahwa Allah mewahyukan Putra-Nya kepada kita di dalam kita; ini bukan yang lahiriah, tetapi yang batiniah; bukan dengan visi lahiriah, tetapi dengan penglihatan batiniah; bukan wahyu yang obyektif, tetapi yang subyektif. Allah menjadikan rasul Paulus minister Kristus dengan memisahkan dia, memanggil dia, dan mewahyukan Putra-Nya di dalam dia. Karena itu, rasul Paulus tidak memberitakan hukum Taurat, melainkan Kristus, Putra Allah sebagai Injil; ia tidak hanya memberitakan doktrin tentang Kristus, tetapi memberitakan Kristus, Persona yang hidup. Butir utama dalam berita ini ialah bahwa Persona yang hidup, Putra Allah ini berlawanan dengan agama manusia. Pada masa Saulus dari Tarsus sudah begitu, demikian juga selama berabad-abad ini, dan demikian pula pada hari ini. Manusia tidak memusatkan perhatiannya atas Persona yang hidup ini, tetapi mempunyai suatu kecenderungan alami untuk mengarahkan perhatiannya ke atas agama berikut tradisinya. Namun, dari Kejadian 1 hingga Wahyu 22, Alkitab selalu mewahyukan Persona yang hidup ini. Allah hanya memperhatikan Persona hidup ini, tidak memperhatikan yang lain. Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 1, Berita 3