Hitstat

20 June 2012

Galatia - Minggu 10 Rabu


Pembacaan Alkitab: Gal. 3:7-9


Sebagaimana hukum Taurat merupakan prinsip dasar yang Allah gunakan untuk memperlakukan umat-Nya dalam Perjanjian Lama, maka iman merupakan prinsip dasar yang Allah pakai untuk memperlakukan umat-Nya dalam Perjanjian Baru. Semua orang yang menolak percaya kepada Kristus akan binasa, sedangkan semua orang yang percaya kepada-Nya akan diampuni dari segala dosanya dan mendapatkan hayat yang kekal. Dalam Yohanes 16:9 kita nampak betapa Roh itu akan menginsafkan dunia tentang dosa, karena mereka tidak percaya kepada Anak Allah. Ini menunjukkan bahwa satu-satunya dosa yang menyebabkan orang binasa ialah ketidakpercayaan. Perintah Allah kepada semua orang berdosa ialah: percaya kepada Anak Allah.

Dalam Perjanjian Baru, istilah iman bersifat almuhit. Iman mencakup aspek ilahi dan insani, karena iman mengandung sesuatu dari Allah juga dari manusia. Pada aspek Allah, istilah "kepercayaan" atau "iman" menyiratkan Allah telah mengutus Anak-Nya ke bumi; Kristus telah mati di kayu salib demi merampungkan penebusan; Ia telah dikubur, dibangkitkan; dalam kebangkitan Ia telah membebaskan hayat ilahi serta menjadi Roh pemberi-hayat – segalanya ini bertujuan supaya Ia dapat masuk ke dalam semua orang yang percaya kepada-Nya sebagai anugerah, hayat, kuasa, pengudusan, dan segala sesuatu mereka. Pada aspek kita, iman bersangkutan dengan pendengaran, apresiasi, penyeruan, penerimaan, penyambutan, penyatuan, pengambilan bagian, dan penikmatan. Selain itu, iman mencakup pula kegembiraan, syukur, pujian, dan keluapan. Iman mendengar dan menaruh apresiasi. Iman menyeru, menerima, dan menyambut. Iman juga mempersatukan, mengambil bagian, menikmati, bergembira, mengucap syukur, dan memuji. Karena itu, iman menghasilkan keluapan hayat dari batin kita.

Jika kita tidak memiliki iman, segala yang telah dirampungkan pada pihak Allah akan tetap obyektif dan takkan berkaitan dengan kita secara pribadi. Kita harus memiliki iman yang berfungsi sebagai kamera yang memotret pemandangan anugerah. Iman yang beroperasi sedemikian ini menyiratkan bahwa kita menanggapi pemandangan ilahi melalui pendengaran, apresiasi, penyeruan, ponerimaan, penyambutan, ucapan syukur, pujian, dan keluapan.

Iman sebenarnya adalah Allah Tritunggal almuhit yang terinfus ke dalam diri kita. Infusi ini terjadi ketika kita berada di bawah pemberitaan anugerah dan mendengar kata-kata anugerah. Tatkala Allah Tritunggal yang telah melalui proses ini terinfus ke dalam kita, Ia menjadi iman kita. Iman ini merupakan refleksi anugerah. Karena itu, anugerah dan iman, iman dan anugerah merupakan kedua ujung dari satu perkara.

Dalam 3:6, 7, dan 9 kita nampak bahwa iman adalah prinsip Allah memperlakukan Abraham. Ayat 9 mengatakan, "Jadi, mereka yang hidup dari iman, merekalah yang diberkati bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu." Di bawah perjanjian Allah, Abraham tidak bekerja untuk menyenangkan Allah, tetapi beriman kepada-Nya.

Galatia 3:23 dan 25 mengatakan bahwa iman telah datang. Ini merupakan ungkapan kuat yang lain. Dulu kita dijaga di bawah hukum Taurat, tetapi sekarang iman telah datang. Ini berarti Allah Tritunggal yang telah melalui proses telah datang. Kedatangan iman juga mencakup kedatangan apresiasi, penerimaan, dan kegembiraan. Inilah iman yang menggantikan hukum Taurat!


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 1, Berita 19

No comments: