Hitstat

11 June 2012

Galatia - Minggu 9 Senin


Pembacaan Alkitab: Gal. 3:8


Kali pertama saya mendengar bahwa jauh sebelum Kristus datang, Injil telah diberitakan kepada Abraham, saya sangat kaget. Galatia 3:8 mengatakan, "Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui bahwa Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi berdasarkan iman, telah terlebih dahulu memberitakan Injil kepada Abraham: 'Olehmu se-gala bangsa akan diberkati'." Menurut Kejadian 12:3, segala bangsa akan diberkati di dalam Abraham. Dalam Kejadian 12:7 Tuhan berkata lagi kepadanya, “Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu." Perkataan Allah kepada Abraham dalam Kejadian 12 terutama mengandung dua aspek: segala bangsa akan diberkati karena Abraham dan negeri (tanah) ini akan diberikan kepada keturunannya. Di dalam Kristus, keturunan Abraham yang unik ini, segala bangsa akan diberkati. Selain itu, negeri (tanah) ini akan diberikan kepada keturunan yang unik ini. Inilah perkataan Allah kepada Abraham.

Dalam Galatia 3:16 Paulus menunjukkan bahwa perkataan Allah kepada Abraham adalah sebuah janji: "Adapun segala janji itu diucapkan kepada Abraham dan kepada keturunannya." Kemudian, dalam ayat 17 Paulus mengatakan sebuah janji yang sebelumnya telah disahkan Allah. Ini menunjukkan bahwa janji yang Allah berikan kepada Abraham telah menjadi perjanjian; yang lebih teguh daripada janji. Perkataan, janji, dan perjanjian adalah Injil yang diberitakan kepada Abraham. Injil adalah perjanjian, perjanjian adalah janji, dan janji adalah perkataan Allah.

Dalam Galatia 3 Paulus mengatakan bahwa perkataan yang disampaikan kepada Abraham telah menjadi suatu perjanjian yang dikuatkan oleh sunat, dan itu adalah Injil yang diberitakan kepada Abraham. Galatia 3 memperlihatkan kepada kita pemahaman dan penafsiran Paulus. Boleh jadi penafsiran ini didapatnya sebagai satu wahyu selama ia menyendiri bersama Tuhan. Paulus nampak bahwa apa yang telah Allah katakan kepada Abraham bukan sekadar suatu janji atau perjanjian yang disahkan dan dikukuhkan, melainkan suatu Injil. Dalam perjanjian ini, Paulus tahu bahwa pokok utama Injil Perjanjian Baru telah tercakup. Jadi, perjanjian yang disahkan dengan Abraham merupakan rintisan Perjanjian Baru, wasiat baru.

Wasiat baru adalah perjanjian baru yang disahkan melalui kurban persembahan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus mempersembahkan diri-Nya sebagai kurban kepada Allah. Pada satu aspek, Allah berjalan melewati kurban yang dipersembahkan kepada-Nya oleh Kristus di atas salib. Perjanjian Baru ini boleh dianggap sebagai satu pengulangan atau kelanjutan dari perjanjian yang disahkan dengan Abraham. Injil yang kita beritakan hari ini bukan hanya satu janji, tetapi juga perjanjian.

Paulus memiliki pengertian yang menakjubkan terhadap hal-hal rohani. Tanpa wahyu yang diterimanya, kita tidak berkeyakinan untuk berkata bahwa perjanjian yang disahkan dengan Abraham itulah Injil yang diberitakan kepada Abraham. Tetapi Paulus dengan berani mendeklarasikan bahwa Kitab Suci yang mengatakan bahwa Allah akan membenarkan bangsa-bangsa karena iman, telah memberitakan Injil kepada Abraham (3:8). Tanpa perkataan Paulus dalam Galatia 3, kita takkan memahami bahwa perkataan Allah kepada Abraham itulah Injil. Meskipun Injil adalah perkara milik Perjanjian Baru, tetapi kita perlu memahami bahwa Perjanjian Baru adalah kelanjutan atau pengulangan janji Allah kepada Abraham.


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 1, Berita 17

No comments: