Pembacaan Alkitab: Gal. 3:8
Kali pertama saya mendengar bahwa jauh
sebelum Kristus datang, Injil telah diberitakan kepada Abraham, saya sangat
kaget. Galatia 3:8 mengatakan, "Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui
bahwa Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi berdasarkan iman, telah
terlebih dahulu memberitakan Injil kepada Abraham: 'Olehmu se-gala bangsa akan
diberkati'." Menurut Kejadian 12:3, segala bangsa akan diberkati di dalam
Abraham. Dalam Kejadian 12:7 Tuhan berkata lagi kepadanya, “Aku akan memberikan
negeri ini kepada keturunanmu." Perkataan Allah kepada Abraham dalam
Kejadian 12 terutama mengandung dua aspek: segala bangsa akan diberkati karena
Abraham dan negeri (tanah) ini akan diberikan kepada keturunannya. Di dalam
Kristus, keturunan Abraham yang unik ini, segala bangsa akan diberkati. Selain
itu, negeri (tanah) ini akan diberikan kepada keturunan yang unik ini. Inilah
perkataan Allah kepada Abraham.
Dalam Galatia 3:16 Paulus menunjukkan bahwa
perkataan Allah kepada Abraham adalah sebuah janji: "Adapun segala janji
itu diucapkan kepada Abraham dan kepada keturunannya." Kemudian, dalam
ayat 17 Paulus mengatakan sebuah janji yang sebelumnya telah disahkan Allah.
Ini menunjukkan bahwa janji yang Allah berikan kepada Abraham telah menjadi
perjanjian; yang lebih teguh daripada janji. Perkataan, janji, dan perjanjian
adalah Injil yang diberitakan kepada Abraham. Injil adalah perjanjian,
perjanjian adalah janji, dan janji adalah perkataan Allah.
Dalam Galatia 3 Paulus mengatakan bahwa
perkataan yang disampaikan kepada Abraham telah menjadi suatu perjanjian yang
dikuatkan oleh sunat, dan itu adalah Injil yang diberitakan kepada Abraham.
Galatia 3 memperlihatkan kepada kita pemahaman dan penafsiran Paulus. Boleh
jadi penafsiran ini didapatnya sebagai satu wahyu selama ia menyendiri bersama
Tuhan. Paulus nampak bahwa apa yang telah Allah katakan kepada Abraham bukan
sekadar suatu janji atau perjanjian yang disahkan dan dikukuhkan, melainkan
suatu Injil. Dalam perjanjian ini, Paulus tahu bahwa pokok utama Injil
Perjanjian Baru telah tercakup. Jadi, perjanjian yang disahkan dengan Abraham
merupakan rintisan Perjanjian Baru, wasiat baru.
Wasiat baru adalah perjanjian baru yang
disahkan melalui kurban persembahan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus mempersembahkan
diri-Nya sebagai kurban kepada Allah. Pada satu aspek, Allah berjalan melewati
kurban yang dipersembahkan kepada-Nya oleh Kristus di atas salib. Perjanjian
Baru ini boleh dianggap sebagai satu pengulangan atau kelanjutan dari
perjanjian yang disahkan dengan Abraham. Injil yang kita beritakan hari ini
bukan hanya satu janji, tetapi juga perjanjian.
Paulus memiliki pengertian yang menakjubkan
terhadap hal-hal rohani. Tanpa wahyu yang diterimanya, kita tidak berkeyakinan
untuk berkata bahwa perjanjian yang disahkan dengan Abraham itulah Injil yang
diberitakan kepada Abraham. Tetapi Paulus dengan berani mendeklarasikan bahwa
Kitab Suci yang mengatakan bahwa Allah akan membenarkan bangsa-bangsa karena
iman, telah memberitakan Injil kepada Abraham (3:8). Tanpa perkataan Paulus
dalam Galatia 3, kita takkan memahami bahwa perkataan Allah kepada Abraham
itulah Injil. Meskipun Injil adalah perkara milik Perjanjian Baru, tetapi kita
perlu memahami bahwa Perjanjian Baru adalah kelanjutan atau pengulangan janji
Allah kepada Abraham.
Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 1, Berita 17
No comments:
Post a Comment