Hitstat

26 June 2012

Galatia - Minggu 11 Selasa


Pembacaan Alkitab: Mat. 28:19


Injil Matius dan Injil Yohanes adalah dua kitab yang di dalamnya Trinitas ilahi diwahyukan lebih sempurna daripada semua kitab lain dari Kitab Suci, agar umat pilihan Allah dapat mengambil bagian dalam Dia dan menikmati Dia. Untuk pengalaman kita atas hayat, Yohanes menyingkapkan rahasia ke-Allahan dalam Bapa, Anak, dan Roh, khususnya dalam pasal 14-16; sedangkan untuk mendirikan kerajaan, Matius mengungkapkan realitas Trinitas Ilahi dengan memberi satu nama untuk ketiganya. Dalam pasal pembuka dari Injil Matius, Roh Kudus (1:18), Kristus (Anak - 1:18), dan Allah (Bapa - 1:23) hadir di tempat untuk menghasilkan manusia Yesus (1:21), yang sebagai Yehova Juruselamat dan Allah beserta kita, Dia adalah perwujudan Allah Tritunggal. Dalam pasal 3, Matius menyajikan suatu pemandangan yang di dalamnya Anak berdiri dalam air baptisan, di bawah langit yang terbuka, Roh seperti burung merpati turun ke atas Anak, dan Bapa berkata-kata dari langit kepada Anak (3:16-17). Dalam pasal 12, Anak, dalam persona manusia, mengusir setan dengan Roh untuk mendatangkan Kerajaan Allah Bapa (12:28). Dalam pasal 16, Bapa mewahyukan Anak kepada murid-murid untuk membangun gereja, yaitu nadi kerajaan (16:16-19). Dalam pasal 17, Anak masuk ke dalam transfigurasi (17:2) dan dipertegas dengan perkataan pujian Bapa (17:5), mendatangkan suatu pameran miniatur manifestasi kerajaan (16:28). Akhirnya, dalam pasal penutup, setelah Kristus sebagai Adam terakhir melewati proses penyaliban, masuk ke dalam kawasan kebangkitan, dan menjadi Roh pumberi-hayat, Dia kembali kepada murid-murid-Nya dalam suasana dan realitas kebangkitan-Nya untuk menyuruh mereka membuat orang kafir menjadi umat kerajaan dengan membaptis mereka ke dalam nama, persona, realitas Trinitas Ilahi. Kemudian, dalam Kisah Para Rasul dan surat-surat Kiriman, diungkapkan bahwa membaptis orang ke dalam nama Bapa, Anak, dan Roh adalah membaptis mereka ke dalam nama Kristus (Kis. 8:16; 19:5), dan bahwa membaptis mereka ke dalam Kristus, persona itu (Gal.3:27, Rm.6:3), karena Kristus adalah perwujudan Allah Tritunggal, dan Dia, setelah menjadi Roh pemberi-hayat (1Kor.15:45), tersedia setiap saat dan di setiap tempat, agar orang-orang bisa dibaptis ke dalam-Nya. Menurut Matius, dibaptis ke dalam realitas Bapa, Anak, dan Roh adalah untuk mendirikan Kerajaan Surga. Berbeda dengan masyarakat dunia, Kerajaan Surga tidak dapat dibentuk dengan manusia yang terdiri dari darah dan daging (I Kor, 15-50); Kerajaan Surga dapat dibentuk hanya dengan orang-orang yang masuk ke dalam kesatuan dengan Allah Tritunggal dan yang didirikan dan dibangun dengan Allah Tritunggal yang telah digarapkan ke dalam mereka. Setiap kali kita hendak membaptis orang, kita harus memberi mereka sebuah berita yang kaya, segar, dan hidup tentang arti baptisan. Melalui mendengar berita yang sedemikian, iman mereka akan dibangkitkan dan mereka akan memiliki suatu apresiasi yang wajar atas baptisan. Jangan membaptis orang yang percaya dengan cara ritualistis, yaitu menganggap baptisan hanya sebagai tindakan memasukkan orang ke dalam air sesuai dengan ajaran Alkitab. Pembaptisan semacam itu akan kekurangan realitas kesatuan yang organik. Namun, kalau orang mendengar perkataan yang kaya tentang arti baptisan dan mendengar tentang iman, mereka akan damba dibaptis. Kemudian, ketika kita membaptis mereka, kita harus menggunakan iman, nampak bahwa kita bukan hanya membaptis mereka ke dalam air, tetapi juga ke dalam realitas rohani. Tatkala kita mencelup mereka ke dalam air, kita mencelup mereka ke dalam Allah Tritunggal sebagai Roh almuhit. Ketika seseorang dibaptis ke dalam Allah Tritunggal, ia masuk ke dalam satu kesatuan organik, yang mampu mengubah seluruh dirinya. Melalui kesatuan organik kita dengan Allah Tritunggal, kita bersatu dengan Allah Tritunggal, dan Allah Tritunggal bersatu dengan kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 1, Berita 21

No comments: