Hitstat

04 June 2012

Galatia - Minggu 8 Senin

Pembacaan Alkitab: Gal. 3:5, 8-9, 14 

Dalam pasal 3 terdapat satu perbandingan antara iman dengan hukum Taurat. Hukum Taurat merupakan dasar hubungan antara manusia dengan Allah dalam Perjanjian Lama, sedang iman adalah prinsip yang olehnya manusia dapat berkontak dengan Allah dalam Perjanjian Baru. Perjanjian Lama adalah zaman hukum Taurat, sedang Perjanjian Baru adalah zaman iman. Selaku dasar hubungan antara manusia dengan Allah, hukum Taurat menuntut manusia menggunakan usahanya sendiri untuk memenuhi permintaan hukum Taurat demi mendapat perkenan Allah. Hukum Taurat tidak ada hubungan batin dengan Allah. Sebaliknya, ia jauh dengan Allah dan menaruh permintaan-permintaan ke atas manusia yang wajib dipenuhi bila manusia mau memperoleh perkenan Allah. Berdasarkan prinsip iman, manusia tidak dituntut untuk berusaha keras dalam dagingnya demi memperoleh perkenan Allah. Tetapi manusia harus mendengar bagaimana Allah damba menjadi segala sesuatu mereka. Allah telah berencana untuk memberkati kita. Karena kita, Dia telah berinkarnasi, hidup di bumi, dan mati untuk merampungkan penebusan. Dia telah bangkit dari antara orang mati dan telah menjadi Roh pemberi-hayat. Sekarang Dia sedang memanggil manusia untuk menerima Dia. Dia sangat mengharap dapat masuk ke dalam manusia dan menjadi hayat serta segala sesuatu mereka, supaya mereka dapat bersatu dengan-Nya. Inilah arti mendengarkan tentang iman. 

Dalam mendengarkan tentang iman ini kita mendengar semua perkataan indah Allah, yaitu berkat-Nya. Iman mengandung pendengaran tentang semua perkara baik dari Allah terhadap kita. Melalui pendengaran ini timbullah dalam batin kita suatu apresiasi terhadap Tuhan Yesus. Dari apresiasi kita terhadap Tuhan ini, dengan spontan kita berseru kepada nama-Nya. Dengan jalan inilah kita menerima Dia, menyambut Dia, dan menyatukan diri kita sendiri dengan Dia. Kemudian kita mengambil bagian atas Dia dan menikmati Dia. Semuanya ini berhubungan dengan iman. Hukum Taurat menuntut manusia berbuat sesuatu, tetapi iman menerima segenap apa adanya Allah, semua yang telah Allah rencanakan dan kehendaki, semua yang telah Allah rampungkan, semua yang telah Allah capai dan peroleh, dan semua yang ingin Allah salurkan kepada kita. Yang ada pada hukum Taurat hanya tuntutan, tetapi pada iman tidak ada tuntutan, melainkan hanya ada penerimaan atas Allah Tritunggal yang telah melalui proses ini. Dengan menerima Allah Tritunggal, kita menerima penebusan, keselamatan, pengampunan, hayat kekal, dan semua perkara surgawi, ilahi, dan rohani. Betapa kontrasnya hukum Taurat dengan iman! Sungguh bodoh sekali jika kita beralih dari iman dan kembali ke hukum Taurat. 


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 1, Berita 15

No comments: