Hitstat

16 July 2013

Efesus - Minggu 43 Selasa

Pembacaan Alkitab: Kol. 3:11


Dalam ayat 14 Paulus mengatakan lebih lanjut, “Dialah damai sejahtera kita.” Kata “kita” ditujukan kepada manusia yang berbeda-beda, yaitu kaum beriman Yahudi dan kafir. Damai sejahtera yang dikatakan di sini bukan damai sejahtera antara manusia dengan Allah, melainkan antara manusia dengan manusia. Setelah menggenapkan penebusan yang sempurna bagi kita, Kristus sendiri menjadi damai sejahtera kita dan keserasian kita.

Dalam bagian selanjutnya dari ayat 14-15 Paulus mengumumkan bahwa Kristus telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, dan “dengan kematian-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera.” Ketika Kristus disalibkan, semua ketentuan turut terpaku di atas salib. Ia merubuhkan tembok pemisah melalui pembatalan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya. Sasaran perbuatan-Nya yang demikian ini ialah menciptakan orang Yahudi dan orang kafir menjadi “satu manusia baru di dalam diri-Nya”. Melalui Kristus membatalkan ketentuan-ketentuan hukum Taurat dan menciptakan kaum beriman Yahudi dan kaum beriman kafir menjadi satu manusia baru, maka terciptalah damai sejahtera di antara semua orang beriman. Sekali lagi kita nampak bahwa damai sejahtera dalam bagian firman ini berarti damai sejahtera di antara orang-orang yang percaya kepada Kristus.

Hal yang menjadi beban dalam kita untuk ditekankan dalam berita ini ialah Kristus telah menghapus segala ketentuan di atas salib. Ketentuan-ketentuan itu berkaitan dengan perbedaan-perbedaan di antara umat manusia. Banyak orang Kristen mengetahui bahwa di atas salib Kristus telah menanggulangi dosa, daging, ego, manusia lama, dunia, dan Iblis. Tetapi tidak banyak yang memahami betapa Kristus di atas salib juga telah menanggulangi ketentuan-ketentuan. Haleluya! Semua ketentuan telah dihapus! Salib telah menanggulangi dosa sehingga kita beroleh selamat; telah menanggulangi dunia, manusia lama, daging, dan ego, sehingga kita dikuduskan; dan telah menanggulangi Iblis, Satan, agar kita beroleh kemenangan. Sekarang, kita nampak bahwa salib pun telah menghapus ketentuan-ketentuan, agar kita menjadi satu manusia baru.

Di dalam roh yang telah berbaur, wahyu ini akan menjadi riil bagi kita. Di dalam roh, kita adalah satu manusia baru di dalam Kristus. Tetapi bila kita memikirkan situasi kita melalui analisis dalam pikiran, maka perbedaan-perbedaan alamiah itu akan menjadi nyata lagi. Mereka yang berasal dari suatu negara atau daerah mungkin menganggap dirinya lebih unggul daripada orang lain. Hal ini akan memberi suatu perasaan kepada orang lain bahwa mereka adalah pendatang atau orang asing. Demikian pula bila mereka yang berasal dari gereja lokal tertentu menganggap gerejanya lebih unggul. Jika kita setia terhadap visi dalam bagian-bagian firman ini, kita harus tinggal dalam roh di mana kita akan mengalami pembangunan yang sejati dengan orang lain. Jadi kesimpulan Paulus dalam pasal ini ialah baik secara universal maupun lokal gereja seharusnya terbangun menjadi tempat kediaman Allah di dalam roh.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 4, Berita 86

No comments: