Hitstat

05 June 2015

Ibrani - Minggu 2 Jumat



Pembacaan Alkitab: Ibr. 1:4-7


Tujuan Surat Ibrani adalah memperlihatkan kepada kaum beriman Ibrani bahwa keselamatan Allah itu lebih unggul daripada Yudaisme. Yang dimegahkan Yudaisme ada­lah Allah, malaikat‑malaikat, Musa, Imam Besar Harun, dan Perjanjian Lama dengan pelayanan‑pelayanannya. Pe­nulis menggunakan kelima hal itu sebagai dasar perban­dingan. Mula‑mula penulis menunjukkan bahwa dalam ke­selamatan Allah, hal pertama yang unggul bukan hanya Allah, juga Allah yang terekspresi, yaitu Allah Putra (L2­3, 5, 8‑12). Kemudian dia menyingkapkan bahwa Kristus le­bih unggul daripada malaikat‑malaikat (1:4‑2:18), daripada Musa (3:1‑6), daripada Harun (4:14‑7:28), bahkan perjanji­an hayat yang baru yang dibuat‑Nya lebih unggul daripada perjanjian huruf‑huruf perjanjian yang lama (8:1‑10:18).

Perbandingan pertama yang diketengahkan surat ini adalah Allah dalam karunia keselamatan dengan Allah da­lam agama Yahudi. Agama Yahudi memang memiliki Allah yang sejati, namun dalam Yudaisme, Dia itu Allah yang tersembunyi. Sebaliknya, dalam karunia keselamatan, Allah terekspresikan. Allah yang terekspresi ini adalah Allah Putra. Allah Putra adalah ekspresi Allah. Sebelum beroleh selamat, sewaktu masih dalam agama Yahudi, Rasul Yohanes tidak dapat mengatakan, "Kita telah melihat kemuliaan­Nya." Tetapi sewaktu ia menulis Injil Yohanes, ia mengata­kan, "Pada mulanya ada Firman ... Firman itu adalah Allah." Firman yang adalah Allah telah menjadi manusia, dan kita telah melihat kemuliaan‑Nya." Lebih lanjut dikatakan dalam Yohanes 1:18, "Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya." Dalam Surat 1 Yohanes disebutkan bahwa Allah yang menjadi hayat kita ini adalah "Yang telah kami dengar, yang telah kami 1ihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan, dan yang kami raba dengan tangan kami." (1:1). Inilah Allah yang ada dalam, karunia keselamatan-Nya. Dalam agama Yahudi Allah itu sejati, namun tersembunyi; sedangkan dalam, karunia keselamatan, Allah itu terekspresikan.

Dalam memulai Surat Kirimannya, penulis Kitab Ibrani menunjukkan bahwa Allah orang Ibrani yang sejati jauh lebih baik daripada Allah di dalam agama Yahudi yang usang. Dia bukan hanya Allah Bapa, tetapi juga Allah Putra. Dua konsepsi ini terdapat dalam Yesaya 9:5, " . . seorang Putra telah diberikan untuk kita ... dan nama‑Nya disebutkan orang ... Allah yang Perkasa, Bapa yangkekal." Seorang Putra telah diberikan untuk kita, namun nama‑Nya disebut Bapa kekal. Bapa itu adalah Putra yang sekarang dikaru­niakan kepada kita. Bapa adalah mengacu kepada apa ada­nya Dia, sedang Putra adalah mengacu kepada Dia telah dikaruniakan kepada manusia. Di dalam Dia sebagai Allah, Dialah Bapa, sedang di dalam Dia yang dikaruniakan kepa­da kita, Dialah Putra. Seperti telah jelas diwahyukan oleh Yesaya 9:5 bahwa ketika Dia dikaruniakan, Dia adalah Putra, namun Dia disebut juga Bapa yang kekal. Bapa ada­lah mengacu kepada apa adanya Allah, dan Putra adalah mengacu kepada Dia dikaruniakan kepada kita untuk men­jangkau kita, didapatkan oleh kita dalam pengalaman kita. Bila Ia hanya sebagai Bapa, kita tidak akan dapat mene­rima‑Nya atau menikmati‑Nya. Puji Tuhan, Dia adalah Putra yang dikaruniakan kepada kita, "Karena Allah begitu mengasihi dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan Anak­Nya yang tunggal" (Yoh. 3:16). Putra adalah karunia ilahi dari Bapa, dan karunia ilahi ini adalah Allah sendiri. Dalam Putra, Allah mengaruniakan diri‑Nya sendiri kepada kita sebagai karunia ilahi.

Sekarang kita perlu meninjau bagaimana Putra sebagai Allah yang terekspresi jauh lebih tinggi daripada para malaikat. Dia jauh mengungguli para malaikat. Jangan terlam­pau meninggikan malaikat. Mungkin banyak di antara kalian ingin menjadi malaikat. Ketahuilah bahwa malaikat tidak saja lebih rendah daripada Kristus, bahkan lebih ren­dah daripada kita. Dalam zaman Perjanjian Lama, Allah pun jauh lebih unggul daripada malaikat. Para malaikat hanya menjalankan kehendak Allah. Karena itu, Kristus kita, Putra Allah, tentu jauh lebih unggul daripada para malaikat dibandingkan dengan Allah Yudaisme. Malaikat yang seperti badai dan nyala api hanyalah ciptaan, sedang Putra adalah Pencipta. Sebagai makhluk ciptaan, malaikat jauh lebih rendah daripada Putra dan sebagai Pencipta, Putra jauh melampaui malaikat.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 1, Berita 4

No comments: