Hitstat

17 June 2015

Ibrani - Minggu 4 Rabu



Pembacaan Alkitab: Ibr. 2:6-10


Walaupun situasi akhir Kitab Kejadian sangat kasihan, namun ketika kita membaca Mazmur 8, di situ penuh pengharapan. Penulis Kitab Mazmur tentunya menerima ilham ketika ia mengatakan, "Jika aku melihat langit‑Mu, buatan jari‑Mu, bulan dan bintang‑bintang yang Kautempatkan : apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?" (ayat 4‑5). Di bawah ilham Allah, pemazmur menubuatkan bahwa apa yang hilang di dalam Adam akan diperoleh kembali. Ia mengulangi perkataan dalam Kejadian 1, yang menubuatkan ketetapan yang hilang pada manusia itu akan dipulihkan kembali. Jadi Mazmur 8 adalah pemulihan Kejadian 1. Dalam Kejadian 1 kita lihat bahwa kejatuhan manusia mengakibatkan hilangnya ketetapan ilahi yang Allah berikan kepada manusia. Pemazmur menubuatkan ketetapan itu akan didapat kembali oleh manusia.

Ibrani 2:6‑9 adalah penggenapan Mazmur 8. Ibrani 2 mengatakan manusia dalam penggenapan itu adalah Yesus. Yesus adalah manusia kedua (1 Kor. 15:47). Walaupun manusia yang pertama telah gagal dalam mencapai kehendak Allah, namun manusia kedua telah sukses. Manusia yang diciptakan Allah dalam Kejadian 1 sebenarnya untuk kehendak Allah yang kekal, tetapi ia gagal mencapai kehendak Allah. Lalu Mazmur 8 yang membicarakan pemulihan ketetapan yang hilang atas manusia, menubuatkan manusia yang lain. Tanpa manusia kedua ini, kita dan ketetapan yang diberikan kepada manusia telah hilang. Tetapi kita memiliki manusia kedua yang memulihkan ketetapan yang hilang dari manusia dan menggenapkan kehendak semula Allah. Manusia kedua ini ditampilkan dalam Ibrani 2.

Yesus, manusia itu, dalam penggenapan nubuat Mazmur 8, telah dibuat sedikit lebih rendah daripada malaikat oleh karena penderitaan maut (Ibr. 2:9). Ketika Tuhan Yesus datang sebagai manusia, tubuh jasmani‑Nya pun lebih rendah daripada malaikat. Ia datang menjadi manusia, mengenakan daging, darah, dan sifat manusia. Mengapa Ia harus mengenakan bentuk jasmani yang sedikit lebih rendah daripada malaikat? Sebab Ia harus menderita maut bagi kita. Untuk penderitaan maut itulah, Ia harus memiliki tubuh jasmani. Tanpa tubuh jasmani, mustahil Ia mati karena dosa kita. Karena itulah, Ia menjadi sedikit lebih rendah daripada malaikat.

Sesudah Yesus menggenapkan penebusan melalui menderita maut, Ia dipermuliakan di dalam kebangkitan (Luk. 24:26); dan dalam kenaikan ke surga, Ia pun telah dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat (Ibr. 2:9). Dalam keinsanian‑Nyalah Ia dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat. Sebagai manusia yang diangkat ke surga, Dia dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat. Di manakah Yesus dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat? Di langit tingkat ketiga. Yesus yang kecil, yang lahir di palungan, yang dibesarkan dalam keluarga miskin di Nazaret, dan yang tidak tampan itu, ketika naik ke surga telah dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat. Kemuliaan adalah kemegahan dan keindahan berhubungan dengan persona Yesus; hormat adalah kemustikaan yang berhubungan dengan harga, nilai, dan martabat Yesus. Hormat ini berhubungan dengan kedudukan‑Nya (2 Ptr. 1: 17; Rm. 13:7).

Kristus telah ditinggikan oleh Allah sebagai Perintis dan Juruselamat (Kis. 5:31). Kristus telah dimahkotai de­ngan kemuliaan dan hormat, sehingga Ia layak menjadi Perintis kita. Jadi, Yesus berperang, mendahului dan yang pertama mencapai sasaran. Ia telah membuka jalan memasuki kemuliaan bagi kita, dan kita sekarang sedang menempuh jalan ini. Jadi, Dia bukan hanya Juruselamat yang telah menyelamatkan kita dari keadaan kita yang jatuh dan segala hal negatif, tetapi juga adalah Perintis, Pelopor yang lebih dulu masuk ke dalam kemuliaan; sehingga kita dapat dibawa masuk ke dalam keadaan yang sama. Yesus hari ini adalah Tuhan, Kristus, Perintis, dan Juruselamat.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 1, Berita 7

No comments: