Hitstat

27 June 2015

Ibrani - Minggu 5 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Kel. 2:10; 1 Kor. 4:16-17; Rm. 8:30


Mengapa penderitaan-Nya melayakkan Dia menjadi Pemimpin? Sebab tanpa mengalami penderitaan, Ia tidak dapat masuk ke dalam kemuliaan, dan tanpa masuk ke dalam kemuliaan, Ia tidak sempurna dan tidak memenuhi syarat. Akan tetapi, dengan mengalami penderitaan, Ia sudah masuk ke dalam kemuliaan sehingga kini Ia benar-benar memenuhi syarat, benar-benar sempurna untuk mengemban jabatan sebagai Pemimpin. Dengan demikian, Ia dapat masuk ke dalam kita sebagai Pemimpin kita dan sebagai kemuliaan kita.

Paulus sangat menyadari bahwa penderitaan memban­tu kita masuk ke dalam kemuliaan. Karena itu, ia berkata, "Sebab itu, kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manu­sia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia ba­tiniah kami diperbarui dari hari ke hari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang im, akan menghasilkan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala‑galanya, jauh lebih besar daripada penderitaan kami." (2 Kor. 4:16‑17). Dalam 2 Korintus 4:17 Paulus membuat suatu perbandingan, yaitu membandinglian "penderitaan ringan yang sekarang" de­ngan "kemuliaan kekal yang melebihi segala‑galanya." Di­katakannya bahwa kemuliaan kekal yang melebihi segala­-galanya itu jauh melebihi penderitaan ringan yang sekarang ini. Di sini kita nampak tiga perbandingan : penderitaan de­ngan kemuliaan, ringan dengan melebihi segala‑galanya, sekarang dengan kekal. Semua penderitaan yang kita alami ringan. Penderitaan ringan yang sekarang ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang kekal dan melebihi sega­la‑galanya itu! Maka janganlah sedih karena penderitaan. Sebaliknya katakanlah kepada Iblis, Iblis, apa pun penderi­taan yang kualami, aku tetap bersukacita! Ini bukan beban yang berat, melainkan yang ringan!"

Roma 8:30 mengatakan, "Mereka yang dibenarkan‑Nya, mereka itu juga kemuliaan‑Nya." Perkataan ini tidak berarti meletakkan kita di dalam kemuliaan. Diletakkan di dalam kemuliaan berbeda sekali dengan kemuliaan. Dua Tesalonika 1:10 mengatakan, "Apabila Ia datang pada hari itu untuk kemuliaan di antara orang‑orang kudus‑Nya." Pada suatu hari, ketika saatnya tiba, Kristus akan datang lagi dan akan kemuliaan di dalam kita. Itu berarti Ia akan keluar dari batin kita. Jika Anda mengerti Alkitab, Anda akan mengetahui, di satu pihak, Kristus datang dari luar, dan di pihak lain, Ia akan datang dari batin kita. Dialah benih kemuliaan yang telah tertanam di batin kita, dan benih ini akan bertumbuh hingga mencapai tahap ber­bunga. Kemudian muncullah kemuliaan.

Sekarang kita telah mengerti apa arti masuk ke dalam kemuliaan, apa arti Allah membawa kita ke dalam kemu­liaan. Puji Tuhan, kita sedang menyeberang sungai! Kita masih tetap menyeberang sungai, dari kekristenan yang usang menyeberang ke dalam hidup gereja yang segar dari pribadi yang tua menyeberang ke dalam roh yang baru, dari setiap hal yang di luar Allah menyeberang ke dalam ekspresi Allah sendiri. Setiap hari kita adalah penyeberang sungai yang sejati. Hari demi hari, kita menyeberang sungai. Pemimpin kita telah menyeberang semua sungai. Ia telah membuka jalan bagi kita. Sekarang, Ia adalah Perin­tis, Pelopor, dan Pemimpin yang sedang memimpin kita masuk ke dalam kemuliaan. Sebab itu, Ia telah masuk ke dalam kita menjadi Pemimpin dan benih kemuliaan. Bah­kan kini, dari kemuliaan Allah, Ia menyuplai kita terus­-menerus, yaitu menyuplaikan diri‑Nya sebagal roti dan anggur kepada kita untuk menunjang dan menolong kita. Inilah Pemimpin keselamatan. Ketika kita menuju ke arah kemuliaan, kemuliaan justru ada di dalam kita. Puji Tuhan!


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 1, Berita 10

No comments: