Hitstat

16 October 2015

Ibrani - Minggu 21 Jumat



Pembacaan Alkitab: Ibr. 9:24


Penyataan Kristus kali pertama juga untuk menetapkan perjanjian yang baru (Mat. 26:28). Dengan menghapuskan dosa dan merampungkan penebusan yang kekal, Kristus telah menetapkan perjanjian yang baru. Jadi, perjanjian yang baru juga adalah suatu warisan.

Terakhir, penyataan Kristus kali pertama juga untuk pewarisan wasiat baru (9:16‑17). Kita sudah mengatakan bahwa begitu perjanjian yang baru diwariskan, ia lalu menjadi wasiat baru. Dalam penyataan kali pertama, Kristus telah merampungkan segala sesuatu, dan mencantumkan segala sesuatu yang telah rampung itu dalam suatu wasiat, lalu mewariskan‑Nya kepada kita. Dalam wasiat itu kita telah memiliki setiap hal yang dirampungkan Kristus sebagai warisan kita. Karena setiap hal telah dirampungkan, maka baik Ia maupun kita tidak perlu berbuat apa‑apa lagi. Jika kita mempunyai visi ini, kita akan nampak bahwa dalam penyataan‑Nya kali pertama selama tiga puluh tiga setengah tahun itu, Kristus telah merampungkan segala sesuatu serta mencantumkannya dalam surat wasiat, yaitu dalam wasiat baru. Jangan menganggap Perjanjian Baru sebagai kitab janji atau kitab nubuat. Tidak, seluruh Perjanjian Baru adalah surat wasiat.

Kita perlu memiliki visi yang jelas ini, nampak Kristus telah merampungkan segala sesuatu. Jika kita nampak visi ini, kita tidak akan meronta‑ronta dalam menghadapi apa pun, kita hanya beristirahat dengan tenang di atas segala yang telah dirampungkan Kristus. Saya sungguh girang, sebab Kristus telah merampungkan segala sesuatu bagi saya. Berbahagialah orang yang nampak visi bahwa Kristus telah merampungkan segala sesuatu bagi dirinya! Kini, Kristus duduk di surga, sebab semua pekerjaan telah dirampungkan‑Nya. Ia tidak bersusah payah atau berjuang dengan meronta‑ronta, melainkan duduk dengan penuh perhentian di surga. Dalam Alkitab, duduk berarti pekerjaan sudah selesai. Setiap hal yang diperlukan bagi penyempurnaan rencana kekal Allah telah digenapkan oleh Kristus dalam penyataan‑Nya kali pertama. Semua yang telah dirampungkan‑Nya telah diwariskan kepada kita sebagai warisan di dalam wasiat baru.

Setelah dengan kematian dan kebangkitan‑Nya Ia menggenapkan hal‑hal yang diperlukan, Kristus naik ke surga dan masuk ke dalam tempat maha kudus di surga. Ayat 24 mengatakan, "Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia..., tetapi ke dalam surga sendiri..." Kemah dalam Perjanjian Lama hanya merupakan gambar dari kemah sejati yang di surga. Bumi adalah pelataran luar dari kemah sejati ini. Sebagai Imam Besar, setelah menyelesaikan pekerjaan‑Nya di pelataran luar, Kristus lalu masuk ke dalam tempat maha kudus dalam kemah yang sejati.

Sebagai Imam Besar, Kristus melayani ibadah di dalam kemah sejati (8:1‑2). Apakah yang dikerjakan Kristus sebagai Imam Besar? Ia berdoa untuk kita, supaya segala hal yang telah digenapkan‑Nya itu dapat tergarap ke dalam diri kita. Kristus, Melkisedek kita, melakukan doa syafaat‑Nya secara rahasia untuk setiap orang yang mengasihi dan mencari Dia. Ketika Ia berdoa untuk kita di surga, Ia pun menjadi Roh almuhit dan alwasi (memenuhi segala sesuatu, luas tak terbatas). Roh almuhit ini beroperasi di dalam kita menurut doa syafaat Kristus yang surgawi, mendorong (menggerakkan) hukum hayat di dalam kita agar berfungsi dan membuat Putra sulung Allah, model standar itu, tergarap ke dalam diri kita. Hal ini sedang terjadi hari ini di bumi. Puji Tuhan, hari ini Kristus sedang menunaikan pelayanan ibadah‑Nya di kemah yang sejati!


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 3, Berita 42

No comments: