Hitstat

05 September 2017

Wahyu - Minggu 31 Selasa



Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 2:4-5
Doa baca: 1 Ptr. 2:5
Biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.


Dalam Kejadian 2 tercantum sebuah taman, dan dalam Wahyu 21, sebuah kota dibangun. Taman adalah sesuatu yang alamiah yang Allah ciptakan, dan kota adalah sesuatu yang dibangun oleh Allah. Dalam taman pada Kejadian 2 ada pohon hayat, dan dekat pohon hayat itu ada sungai yang mengalir ke empat jurusan (Kej. 2:8-10). Sepanjang aliran sungai itu terdapat emas, damar bedolah (mutiara), dan batu krisopras, sejenis batu permata. Penyebutan batu untuk pertama kalinya dalam Alkitab bukanlah batu biasa, batu yang umum, melainkan batu krisopras, sejenis batu permata.

Pada tutup dada Imam Besar terpasang dua belas batu permata (Kel. 28:15-21), dan yang pertama adalah sardis, sedangkan yang terakhir yaspis. Dari tutup dada Imam Besar dan dua buah batu krisopras yang berukiran nama suku Israel (Kel. 28:9-12), kita nampak miniatur pembangunan Allah. Kedua belas batu permata pada tutup dada terpasang pada emas. Dasar emas mengikat semua batu permata itu. Jelaslah hal itu menggambarkan pembangunan Allah. Tutup dada itu adalah bangunan yang mengekspresikan Allah.

Batu itu juga disebutkan dalam Kitab Zakharia. Zakharia 4:7 membicarakan batu utama dan 3:9 batu yang bermata tujuh. Batu dalam Kitab Zakharia bukanlah batu dasar atau batu penjuru, melainkan batu utama yang bermata tujuh. Ketujuh mata itu muncul lagi dalam Kitab Wahyu sebagai tujuh mata Anak Domba (5:6). Jadi, ketujuh mata itu menghubungkan batu itu dengan Anak Domba, yang juga adalah Singa (5:5). Sebab itu, kita membicarakan Singa-Anak Domba - Batu.

Ketika Petrus bertemu dengan Tuhan Yesus untuk pertama kalinya, Tuhan mengganti namanya dari Simon menjadi Kefas, yang berarti batu (Yoh. 1:42). Setelah Petrus menerima wahyu bahwa Tuhan adalah Kristus, Anak Allah yang hidup, Tuhan berkata, "Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku" (Mat. 16:18). Dalam satu ayat ini ada batu dan batu karang. Kemudian, dalam suratnya yang pertama, Petrus berkata, "Datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi dipilih dan dihormati di hadirat Allah. Biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani" (1 Ptr. 2:4-5). Sebab itu, konsepsi yang menyatakan kaum beriman adalah batu yang akan dibangun menjadi tempat kediaman Allah bukanlah hal yang baru dalam Kitab Wahyu. Konsepsi itu tersebar dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

Jika kita menjajarkan semua bagian firman yang menyinggung batu, kita akan nampak bahwa batu permata melambangkan orang-orang yang ditebus, dilahirkan kembali dan diubah oleh Allah. Batu-batu yang dipakai untuk membangun Yerusalem Baru adalah orang-orang kudus yang ditebus, dilahirkan kembali, dan diubah oleh Allah. Rasul Petrus telah memberi tahu kita dengan jelas bahwa kita adalah batu-batu hidup. Kini kita berada dalam proses pengubahan dan terbangun menjadi bangunan Allah. Mula-mula, Allah mengubah kita, lalu Ia membangun kita. Sebab itu, Yerusalem Baru bukanlah tumpukan bahan bangunan, melainkan suatu susunan bahan bangunan yang telah dibangun. Seluruh kota Yerusalem Baru adalah bangunan Allah, susunan hidup dari semua orang kudus yang telah ditebus, dilahirkan kembali, dan diubah oleh Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 4, Berita 60

No comments: