Hitstat

29 September 2017

Wahyu - Minggu 34 Jumat

Pembacaan Alkitab: Why. 22:6-21
Doa baca: Why. 22:12
Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.


Tuhan yang kita layani adalah Alfa juga Omega (Why. 22:13). Dia adalah huruf pertama, huruf terakhir, dan semua huruf yang ada di antara kedua huruf itu. Artinya, Dia dapat dan bersyarat menggenapkan semua yang dikatakan kitab ini tentang Dia. Jangan memaafkan diri sendiri dan berkata, "Visi ini sungguh ajaib, tetapi terlalu tinggi bagiku. Aku tidak dapat mencapainya!" Tuhan adalah Alfa dan Omega. Dia dapat menopang dan melaksanakan firman-Nya. Kita harus percaya kepada firman-Nya dengan seluruh diri kita. Kalau kita melihat diri sendiri, kita tidak akan dapat melakukan apa pun. Sebab itu, mata kita harus berpaling kepada Dia, percaya firman-Nya. Tidak peduli berapa tinggi firman-Nya kita harus mengaminkan apa yang dikatakan-Nya. Bila kita mengaminkan firman-Nya, kita dikuatkan oleh-Nya, bahkan memiliki iman yang hidup. Iman itu bukan berasal dari kita, melainkan berasal dari Dia. Kalau kita berpaling dari segala sesuatu kepada Dia, kita akan menikmati Dia sebagai Alfa dan Omega kita, dan sebagai segala sesuatu kita. Dia pasti menggenapkan semua janji-Nya yang ada dalam kitab ini. Yang perlu kita lakukan hanyalah melatih iman kita terhadap Dia.

Pada kedatangan-Nya kembali, Kristus akan menjadi matahari yang terbit bagi umat-Nya (Mal. 4:2), ini adalah yang umum; tetapi bagi para pencinta-Nya yang berjaga-jaga, Dia adalah bintang timur (fajar—ay. 16), ini adalah yang khusus, adalah pahala bagi para pemenang (2:28). Bintang fajar tampak pada saat yang paling gelap sebelum fajar. Kesusahan besar adalah saat yang paling gelap. Sesudah itu, zaman kerajaan adalah fajar merekah. Dalam kerajaan, Kristus akan tampil secara terbuka kepada umat-Nya sebagai matahari, tetapi sebelum kesusahan besar, Dia akan tampil secara tersembunyi kepada para pemenang-Nya sebagai bintang fajar.

"Marilah" adalah respons Roh itu dan pengantin perempuan terhadap perkataan Tuhan dalam ayat 16 dan terhadap peringatan-Nya yang diucapkan-Nya berulang-ulang dalam ayat 7 dan ayat 12. Inilah pengharapan atas kedatangan Tuhan. Siapa saja yang mendengar respons ini, juga harus berkata, "Marilah!" Untuk menyatakan kedambaan yang sama atas kedatangan Tuhan. Setiap orang beriman yang mendambakan penampakan diri Tuhan (2 Tim. 4:8, merindukan kedatangan-Nya), seharusnya menyatakan kedambaan yang sama. Kata "marilah" (datang) tercantum tiga kali dalam ayat ini. Kali pertama ditujukan kepada kedatangan kembali Tuhan Yesus. Ini adalah perkataan dari Roh itu dan pengantin perempuan. Namun, orang yang mendengar Roh itu dan pengantin perempuan mengatakan perkataan ini, juga ikut mengatakan, "Marilah!" Di satu pihak, Roh itu dan pengantin perempuan mendambakan kedatangan Tuhan; di pihak lain, mengharapkan orang dosa yang haus juga datang mengambil air hayat untuk kepuasaannya. Bila kita dengan tulus hati mengharapkan kedatangan Tuhan, kita juga akan memiliki perhentian yang sungguh-sungguh terhadap keselamatan orang dosa. Sebab itu, kali ketiga dari kata "Marilah" (LAI:hendaklah ia datang) dalam ayat ini mengacu kepada kedatangan orang dosa yang bertobat. Siapa yang haus, boleh datang mengambil air hayat dengan cuma-cuma. Karena itu, ayat ini membahas tiga hal: respons dari Roh itu dan pengantin perempuan; perkataan orang yang mendengar pernyataan dari Roh itu dan pengantin perempuan; dan pengharapan terhadap orang dosa yang haus dan yang belum beroleh selamat, agar datang dan minum air hayat.



Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 4, Berita 67

No comments: