Hitstat

27 September 2017

Wahyu - Minggu 34 Rabu

Pembacaan Alkitab: Why. 22:5
Doa baca: Why. 22:5
Malam pun tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.


Dalam kekekalan, "tidak akan ada lagi yang terkutuk". Sebaliknya, takhta Allah dan Anak Domba itu akan menjadi bagian kekal kita. Kutuk masuk melalui kejatuhan Adam (Kej. 3:17), namun telah ditanggulangi oleh penebusan Kristus (Gal. 3:13). Karena dalam langit baru dan bumi baru tidak ada lagi kejatuhan, maka kutuk pun tidak akan ada lagi.

Tidak banyak orang Kristen yang mengerti apa saja yang termasuk dalam kutuk. Hal-hal seperti kebencian, kritik, dan gosip termasuk dalam kutuk. Jika dalam gereja di Anaheim masih ada yang suka bergosip, itu berarti gereja di sana masih berada di bawah kutuk yang kecil. Jika saudara dan saudari saling mengecam, itu pun tanda bahwa gereja di tempat mereka ada di bawah kutuk. Selanjutnya, jika ada orang saleh yang lemah begitu rupa sehingga keadaannya mati, itu adalah tanda kutuk. Kalau tidak ada lagi kutuk, berarti tidak ada lagi gosip, kebencian, kritik, kelemahan, atau kematian. Bila tidak ada lagi kutuk, segalanya tenang, menyenangkan, kuat, dan hidup.

Melayani Allah dan Anak Domba (22:3) juga merupakan berkat bagi umat tebusan Allah dalam kekekalan. Kata ganti "Dia" dalam ayat ini dan dalam ayat 4 ("Nya") mengacu kepada Allah dan Anak Domba. Dalam kekekalan, Allah dan Anak Domba adalah satu. Walaupun umat tebusan Allah akan melayani Allah dan Anak Domba dalam kekekalan, namun mereka tidak akan melayani-Nya sebagai imam. Tegasnya, di langit baru dan bumi baru tidak akan ada imam. Pelayanan tetap ada, tetapi tidak ada jabatan imam. Pelayanan imamat selalu meliputi aspek penebusan. Karena di langit baru dan bumi baru tidak akan ada lagi masalah dosa, maka tidak perlu ada pekerjaan penebusan. Sebab itu, di sana tidak ada lagi pelayanan imamat. Namun, kita tetap akan menjadi pelayan (hamba) Allah dan Anak Domba, dan kita akan melayani-Nya selama-lamanya.

Ayat 4 mengatakan, "Mereka akan melihat wajah-Nya." Ini pun adalah berkat bagi umat tebusan Allah dalam kekekalan. "Nya" dalam ayat ini mengacu kepada Allah dan Anak Domba. Melihat wajah-Nya berarti melihat wajah Allah dan Anak Domba.

Di dahi umat tebusan Allah akan tertulis nama Allah dan Anak Domba (ayat 4). Ini juga merupakan berkat Allah Tritunggal yang dinikmati umat tebusan Allah dalam kekekalan. Kita tidak akan memiliki dua nama, melainkan hanya memiliki satu nama, nama Allah dan Anak Domba. Ini sama dengan Matius 28:19, yang membicarakan dibaptis ke dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Dalam kekekalan, Allah dan Anak Domba akan memiliki satu nama. Karena kita adalah milik-Nya, nama-Nya akan tertulis di dahi kita selama-lamanya. Kita bukan hanya akan menjadi milikNya, kita pun akan bersatu dengan-Nya.

Diterangi Tuhan Allah merupakan berkat lain bagi umat tebusan Allah dalam kekekalan. Kita tidak akan memerlukan cahaya lampu, terang buatan manusia, juga tidak memerlukan matahari, benda terang ciptaan Allah. Allah sendiri akan menerangi kita, dan kita akan hidup di bawah terang-Nya. Memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya adalah berkat terakhir bagi umat tebusan Allah dalam kekekalan. Itulah berkat-berkat yang akan kita nikmati di langit baru dan bumi baru.


Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 4, Berita 66

No comments: