Hitstat

05 April 2018

Matius - Minggu 27 Kamis


Pembacaan Alkitab: Mat. 19:1-22
Doa baca: “Kata Yesus kepada mereka: ‘Karena kekerasan hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan istrimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.’” (Mat. 19:8)


Matius adalah kitab tentang kerajaan, ia berbicara tentang menanggulangi hawa nafsu. Kerajaan merupakan masalah pelatihan dan sebagian besar pelatihan ini melibatkan berbagai macam penanggulangan. Bagi kesaksian-Nya, Tuhan harus mempunyai pemulihan.

Perintah yang diberikan oleh Musa tentang perceraian adalah penyimpangan dari ketentuan semula Allah mengenai pernikahan; tetapi bagi Kerajaan Surga, Kristus sebagai Raja surgawi memulihkan pernikahan pada keadaan yang semula. Ini menunjukkan bahwa Kerajaan Surga, yang berhubungan dengan ketentuan Allah dari semula, tidak mengizinkan perceraian.

Dalam ayat 8 kita nampak prinsip pemulihan. Pemulihan berarti kembali kepada yang semula. Kita perlu kembali kepada yang semula. Pada waktu semula, Allah menentukan seorang suami dan seorang istri, tidak ada perceraian. Karena kekerasan hati mereka, Musa memperbolehkan perceraian dan mengizinkan seorang menceraikan istrinya dengan memberi dia surat cerai. Tuhan bertanya kepada orang Farisi apakah mereka ingin memperhatikan ketentuan Allah atau kekerasan hati manusia. Setiap pencari Tuhan harus berkata, “Oh, Tuhan, belas kasihanilah aku agar aku memperhatikan ketentuan semula-Mu. Aku tidak mau mempedulikan kekerasan hatiku. Aku menyalahkan dan menolak kekerasan hatiku dan kembali pada ketentuan-Mu yang semula.” Inilah arti pemulihan.

Hari ini banyak orang Kristen bertengkar mengenai beberapa hal tertentu. Karena kekerasan hati manusia yang telah jatuh, Tuhan membiarkan hal itu. Apakah kita harus menyetujui pertengkaran ini dan kekerasan hati manusia? Tentu tidak. Sebaliknya, kita harus menerima anugerah Tuhan untuk kembali pada ketentuan Allah yang semula. Kita harus kembali ke yang semula.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 4, Berita 53

No comments: