Pembacaan Alkitab: Mat. 19:27-30; Flp. 3:8
Doa baca: “Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus
Yesus, Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya. Karena Dialah aku telah
melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh
Kristus.” (Flp. 3:8)
Untuk memahami Matius 19:30,
kita perlu nampak bahwa Petrus mempunyai otak yang komersial. Otak komersialnya
tersingkap dalam Matius 19:27, ketika ia bertanya, “Jadi apakah yang akan kami peroleh?” Dengan perkataan lain, Petrus
berkata, “Tuhan, kita telah membayar harga. Sekarang apa yang akan Engkau
berikan kepada kami?” Di supermarket kita membayar sejumlah harga dan sebagai
imbalannya kita menerima sesuatu sesuai dengan harga itu. Kita memperoleh apa
yang kita bayar. Ia berkata bahwa mereka telah meninggalkan segala sesuatu
untuk mengikuti Tuhan, berarti mereka telah membayar harga penuh.
Namun Tuhan tidak membiarkan
Petrus berlalu, sebab ia perlu pelajaran yang lebih lanjut. Karena itu, Tuhan
berkata bahwa banyak (tetapi tidak semua) yang pertama akan menjadi yang
terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang pertama. Ini menunjukkan bahwa
banyak orang yang seperti Petrus, yang pertama akan menjadi yang terakhir
menerima pahala. Tuhan berkata demikian untuk mengubah otak komersil Petrus.
Tuhan seolah-olah berkata, “Aku berkata demikian untuk menunjukkan kepadamu
bahwa yang Aku berikan kepadamu bukan berdasarkan pengertian komersialmu. Walau
kamu harus membayar harga untuk menerima pahala kerajaan, tetapi menerima
pahala bukan masalah komersial. Sesungguhnya harga yang telah kamu bayar tidak
berarti apa-apa.”
Sudah tentu, demikian pula
kita hari ini. Apa yang telah kita tinggalkan tidak berarti apa pun. Namun, apa
yang Tuhan berikan bermakna sangat besar. Harga yang kita bayar tidak dapat
kita bandingkan dengan pahala yang akan kita terima. Menerima pahala bukan
suatu jual beli komersial. Pada hakikatnya, apa yang kita bayar adalah sampah
(Flp. 3:8). Segala sesuatu selain Kristus ialah sampah.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Matius, Buku 4, Berita 54
No comments:
Post a Comment