Pembacaan
Alkitab: Mat. 21:1-22
Doa baca: “Orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang
mengikuti-Nya dari belakang berseru, ‘Hosana bagi Anak Daud, terpujilah Dia
yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!’” (Mat. 21:9)
Dalam ayat 7 kita nampak bahwa murid-murid mengalasi keledai
itu dengan pakaian mereka, dan ayat 8 mengatakan, “Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di
jalan.” Pakaian melambangkan kebajikan manusia dalam perilaku. Tidak peduli
betapa miskinnya seseorang, paling tidak ia pasti mempunyai pakaian untuk
menutupi dirinya. Kita perlu menghormati Tuhan, Raja yang lemah lembut, dengan
apa adanya kita. Walau kita ini berdosa, kasihan, dan bahkan jahat, Tuhan
dihormati dengan apa adanya kita.
Ayat 8 juga mengatakan, “Ada
pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di
jalan.” Ranting-ranting di sini adalah ranting-ranting pohon palem (Yoh.
12-13), yang melambangkan hayat yang menang (Why. 7:9) dan kepuasan dari
menikmati hasil yang kaya dari hayat itu, seperti yang dilambangkan oleh hari
raya Pondok Daun (Im. 23:40; Neh. 8:15).
Ayat 9 mengatakan, “Orang
banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang
berseru, ‘Hosana bagi Anak Daud, terpujilah Dia yang datang dalam nama Tuhan,
hosana di tempat yang mahatinggi!’” Kata Ibrani Hosana berarti
“selamatkanlah sekarang” (Mzm. 118:25). Gelar “Anak Daud” merupakan sebuah
gelar kerajaan bagi Raja yang rendah hati. Dalam penyambutan hangat terhadap
Raja surgawi, orang banyak bersorak-sorak dengan kalimat kutipan dari Mazmur
118:26 “Diberkatilah Dia yang datang
dalam nama Tuhan.”
Menurut Mazmur 118, hanya orang yang datang dalam nama
Tuhanlah yang bersyarat dipuji sedemikian. Pujian rakyat secara spontan ini
menunjukkan bahwa Raja yang lemah lembut ini datang bukan dalam nama-Nya
sendiri, melainkan dalam nama Yehova (TUHAN). Dari pujian orang yang menyambut
Sang Raja, jelaslah bagi kita bahwa Dialah persona yang diutus oleh Allah, yaitu
orang yang datang dalam nama Tuhan.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Matius, Buku 4, Berita 56
No comments:
Post a Comment