Hitstat

13 April 2018

Matius - Minggu 28 Jumat


Pembacaan Alkitab: Mat. 20:22-24; 1 Kor. 12:28
Doa baca: “Allah telah menetapkan beberapa orang dalam jemaat: pertama sebagai rasul, kedua  sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mukjizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam berbagai jenis bahasa lidah.”  (1 Kor. 12:28)


Ambisi kedua belas murid terhadap kedudukan sudah meluber sehingga tidak ada sesuatu pun tentang kematian dan kebangkitan Tuhan yang menduduki hati mereka. Alangkah kasihannya situasi ini! Matius menyebutkan persaingan antara murid-murid untuk menyingkapkan bahwa ambisi terhadap kedudukan seperti ini masih tersembunyi di dalam kita hari ini, walaupun kita sudah berada di dalam gereja. Ada sebagian orang yang berambisi menjadi penatua dan diaken

Tetapi ini tidak berarti bahwa tidak ada kepengurusan. Pada butir ini kita perlu membaca 1 Korintus 12:28, “Allah telah menetapkan beberapa orang dalam jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mukjizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin dan untuk berkata-kata dalam berbagai jenis bahasa lidah.” “Melayani” yang disebutkan dalam ayat ini menunjukkan pelayanan diaken. “Pelayanan” ini disebutkan sebelum “memimpin” yang menunjukkan fungsi penatua. Menurut konsepsi alamiah kita, penatua jauh lebih tinggi daripada diaken. Tetapi Rasul Paulus, di bawah wahyu Allah, mengurutkan fungsi penatua setelah fungsi diaken.

Setiap orang yang dimasukkan dalam kepenatuaan menjadi budak. Penatua-penatua itu bukan raja, mereka adalah budak-budak. Sebagai seorang dalam ministri Tuhan, saya pun budak. Orang lain dapat menikmati kebebasan mereka, tetapi saya tidak berkebebasan, sebab saya telah dibeli untuk dijadikan budak. Demikian pula, setiap penatua adalah budak. Dalam dunia, berkedudukan berarti mempunyai kemuliaan. Tetapi dalam gereja, berkedudukan berarti barada dalam perbudakan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 4, Berita 55

No comments: