Hitstat

04 September 2018

Markus - Minggu 13 Selasa


Pembacaan Alkitab: Mrk. 8:27—9:13
Doa baca: “Lalu berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia menegur Petrus dengan keras, ‘Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.’” (Mrk. 8:33)


Petrus Menegur Tuhan, dan Tuhan Menegur Petrus


Pernyataan tentang penolakan atas Kristus, penderitaan Kristus, dan kematian pastilah suatu kejutan besar bagi Petrus. Petrus tidak pernah membayangkan bahwa Mesias akan dianiaya dan bahkan dibunuh. Sejak masa mudanya di antara orang Yahudi, Petrus telah mendengar banyak hal mengenai Mesias. Dia tentunya mengharapkan Mesias yang akan datang akan dihormati dan ditinggikan, dihargai sangat tinggi.

Pada akhir ayat 31, Tuhan Yesus dengan jelas menunjukkan bahwa Dia, Kristus, akan bangkit setelah tiga hari. Kemudian, dengan singkat Dia berbicara mengenai kebangkitan-Nya. Petrus sama sekali tidak mengerti apa artinya Tuhan bangkit setelah tiga hari, juga tidak mendengar perkataan ini atau tidak memiliki pemahaman akan hal ini.

Menurut ayat 32, Petrus bahkan menarik Yesus ke samping untuk menegur Dia. Kelihatannya Petrus berusaha keras untuk melatih Tuhan, mengajar Dia, membuka mata-Nya supaya melihat apa yang Petrus lihat. Hanya Injil Markus, bukan Injil Matius bukan pula Injil Lukas, yang memberi kita rincian mengenai Petrus menarik Tuhan ke samping. Jadi, Petrus pasti memberi tahu Markus bahwa Dia menarik Tuhan ke samping dan mulai menegur Dia.

Dalam ayat 33 kita melihat cara Tuhan menegur Petrus, dimana dalam keempat Injil, ini mungkin ungkapan negatif yang paling keras yang diucapkan Tuhan Yesus. Tuhan tahu bahwa bukan Petrus, tetapi Satan yang berusaha menghalangi Dia memikul salib. Ini mewahyukan bahwa manusia alamiah kita, yang tidak bersedia memikul salib, bersatu dengan Satan. Ketika kita meletakkan pikiran kita bukan pada hal-hal Allah, kita menjadi Satan, batu sandungan bagi Tuhan dalam penggenapan tujuan Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 2, Berita 24

No comments: