Hitstat

02 May 2019

Lukas - Minggu 12 Kamis


Pembacaan Alkitab: Luk 9:51-56
Doa baca: "Hendaklah kamu selau rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dengan saling membantu." (Ef. 4:2).


Kesabaran Manusia-Penyelamat Terhadap Orang-orang yang Menolak Dia


Manusia-Penyelamat telah melayani selama lebih dari tiga tahun di Galilea, daerah yang hina, jauh dari Bait Suci dan kota kudus Yerusalem. Sebagai Anak Domba Allah (Yoh. 1:29) Dia harus ke Yerusalem karena di sanalah Dia akan diserahkan, ditolak dan disalib untuk menggenapkan lambang tentang bagaimana caranya Dia akan mati. Selain itu, sebagai Anak Domba Paskah Dia harus dibunuh pada bulan Paskah (Kel. 12:1-11). Maka, Dia harus pergi ke Yerusalem sebelum Paskah supaya Dia dapat mati pada tempat dan waktu yang telah ditentukan oleh Allah sebelumnya.

Tidak ada jalan lain bagi Tuhan Yesus untuk pergi dari Galilea ke Yerusalem tanpa melalui Samaria. Orang-orang Samaria berpikiran buruk terhadap orang Yahudi karena orang Yahudi tidak menganggap mereka sebagai umat kudus. Dalam Lukas 9:52 Tuhan mengutus utusan-utusan mendahului Dia. Utusan-utusan itu masuk ke dalam sebuah desa orang Samaria untuk mempersiapkan sesuatu bagi Tuhan. Namun orang-orang Samaria tidak mau menerima Dia. Karena Tuhan ditolak oleh orang-orang Samaria, maka tidak ada jalan bagi-Nya dan para pengikut-Nya untuk tinggal di desa itu. Mereka perlu pergi ke desa-desa lainnya.

Melihat orang-orang Samaria menolak Manusia-Penyelamat, "Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?" (ayat 54). Tuhan berpaling kepada murid-murid itu dan menegur mereka. Karena sebenarnya yang seharusnya mereka lakukan adalah mengumumkan yobel. Yobel bukanlah hal menurunkan api untuk membinasakan orang-orang tetapi mengenai membawa damai sejahtera kepada orang lain. Kesabaran Yesus terhadap orang-orang Samaria menunjukkan bahwa kita sebagai pengikut-Nya perlu memiliki kesabaran seperti diri-Nya dan menjadi orang yang membawakan damai sejahtera, bukannya api kebinasaan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 1, Berita 23

No comments: