Pembacaan
Alkitab: Luk. 12:49-59; Yoh. 12:24
Doa
baca: “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Jika biji gandum tidak jatuh ke
dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan
banyak buah.” (Yoh. 12:24)
Kematian Tuhan Membebaskan Hayat Ilahi
Dalam Lukas 12:49-53, kita dapat nampak bahwa Tuhan
ingin dibebaskan sepenuhnya dari belenggu daging-Nya. Dia adalah Allah, dan Dia
memiliki hayat ilahi sebagai esens, kekuatan, dan kuat kuasa-Nya. Walaupun
demikian, Dia terkurung dalam keinsanian-Nya yang merupakan suatu pembatasan
bagi hakiki ilahi-Nya. Sebab itu, Dia perlu melalui kematian supaya hakiki
ilahi-Nya dibebaskan.
Yohanes 12:24 berkata “Sesungguhnya Aku berkata
kepadamu: Jika biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu
biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.” Tuhan menyamakan
diri-Nya sendiri dengan sebiji gandum dan apabila biji gandum ini jatuh ke
dalam tanah dan mati, kematian biji itu akan membebaskan hayat di dalamnya.
Kita dapat mengatakan bahwa kematian akan menjadi satu kebebasan bagi hayat
batini dari biji gandum itu. Melalui pembebasan yang demikian, kekayaan hayat
dari biji gandum itu menghasilkan banyak butir gandum. Tuhan Yesus sebagai
sebiji gandum yang jatuh ke dalam tanah dan melalui kematian kehilangan hayat
jiwa-Nya supaya Dia dapat membebaskan hayat kekal-Nya di dalam kebangkitan kepada
banyak butir gandum.
Sebagai Allah, Tuhan Yesus memiliki hayat kekal yang
tidak terbatas. Namun hayat yang tidak terbatas ini sangat dibatasi dan
tertahan di dalam keinsanian-Nya, di dalam daging-Nya. Karena itu, Tuhan
mendambakan kebebasan hayat ilahi-Nya. Bila hayat ilahi ini telah dibebaskan
dari dalam-Nya, Dia dapat mendispensikannya ke dalam banyak orang beriman- Nya.
Hari ini sebagai kaum beriman-Nya, sesungguhnya kita telah memiliki hayat
ilahi-Nya, hayat yang kekal (Yoh. 3:16), yang adalah diri-Nya sendiri. Untuk
itu, hayat ilahi yang telah kita terima ini perlu hari demi hari bertumbuh dan
berkembang hingga menjenuhi apa adanya diri kita melalui kita senantiasa datang
kepada Tuhan untuk menikmati Dia di dalam firman-Nya dan berkontak dengan Dia
di dalam roh.
Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 2, Berita 30
No comments:
Post a Comment