Pembacaan
Alkitab: Luk. 11:1-13
Doa
baca: “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada
anakanakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada
mereka yang meminta kepada-Nya.” (Luk. 11:13)
Tinggal di Dalam Allah untuk Menerima
Roh Kudus
Firman Tuhan dalam Lukas 11:11-13 menunjukkan bahwa
tujuan kita dalam berdoa seharusnya mencari suplai hayat; mencari roti, ikan,
dan telur. Roti mewakili kekayaan darat; ikan mewakili kekayaan laut; dan telur
mewakili kekayaan udara dan darat. Jadi, ini mewakili berbagai macam kekayaan.
Dalam ayat 13 kita nampak bahwa Roh Kudus adalah totalitas dari kekayaan ini.
Ketika kita mendoakan diri kita ke dalam Allah, kita harus tetap tinggal di
dalam Allah untuk menerima Roh Kudus sebagai suplai hayat kita.
Bila doa kita tidak membawa kita ke dalam Allah, maka
doa kita itu tidak sesuai dengan Allah Prinsip yang mengendalikan doa kita
seharusnya adalah bahwa doa selalu membawa kita ke dalam Allah. Janganlah
berdoa jika doa kita tidak membawa kita ke dalam Allah. Ini bukan berarti kita
tidak boleh meminta Tuhan menyembuhkan kita jika kita sakit. Maksudnya, bila
kita berdoa untuk kesembuhan, kita harus memegang prinsip pengendalian doa,
yakni mendoakan diri kita sendiri ke dalam Allah. Jika cara kita berdoa malah
menjauhkan kita dari Tuhan dan tidak membawa kita ke dalam Dia, kita harus
mengubah cara kita berdoa. Berusahalah berdoa dengan cara yang sedemikian rupa
sehingga kita dibawa ke dalam Allah. Doa yang membawa kita ke dalam Allah
adalah doa yang benar.
Setiap orang beriman perlu belajar menjadi ibu rohani
bagi orang lain, untuk itu kita perlu belajar merawat dan mengasuh orang lain
dengan memberi mereka makan firman Tuhan. Kita perlu terlebih dahulu tinggal di
dalam Dia, dan menerima kekayaan-Nya, yaitu kekayaan yang terwujud di dalam
Roh-Nya. Ketika kita menerima Roh Kudus sebagai suplai hayat kita, kita dapat
memberi makan diri kita sendiri, dan juga dapat memberi makan semua orang yang
kita asuh dan rawat.
Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 2, Berita 27
No comments:
Post a Comment