Pembacaan
Alkitab: Kis. 7:1-53
Kidung #217
Kesaksian Stefanus menjadi Suatu Teladan
Doa baca: “Kamu telah
menerima hukum Taurat yang disampaikan oleh malaikat-malaikat, akan tetapi kamu
tidak menurutinya.” (Kis. 7:53)
Dalam
pembicaraannya, Stefanus mulai dengan Allah yang mulia dan mencakup banyak
perkara sampai ia membicarakan tempat kediaman Allah, kemah kesaksian. Kisah
Para Rasul 7:44-46 menunjukkan bahwa satu generasi demi satu generasi
memelihara kemah kesaksian Allah. Namun, Allah tidak puas, dan Daud, seorang
yang sesuai dengan hati Allah, mengetahuinya. Karena itu, Daud mencari tempat
kediaman yang lebih baik bagi Allah. Tetapi, akhirnya Salomo yang membangun
satu rumah untuk Allah (ay. 47). Namun Allah tidak dapat dipuaskan dengan
apapun yang dibuat oleh tangan manusia. Allah perlu sesuatu yang lebih baik.
Dalam ayat
48 Stefanus menyebut Allah sebagai Yang Mahatinggi. Stefanus menyebut Allah,
Allah Yang Mahamulia dan Yang Mahatinggi untuk membenarkan diri di hadapan
penentang-penentang, yang menuduhnya menghujat Allah (6:11). Selain itu,
Stefanus mengatakan bahwa Yang Mahatinggi tidak tinggal di dalam rumah-rumah
buatan tangan manusia. Ini menyiratkan bahwa Allah akan meninggalkan Bait
Perjanjian Lama yang material dan memulai satu zaman yang baru, supaya umat-Nya
dapat menyembah Dia dalam roh (Yoh. 4:24), tempat kediaman rohani Allah, gereja
(Ef. 2:22). Perkataan dalam ayat 49 menunjukkan bahwa Tuhan akan mencari suatu
tempat kediaman rohani dalam roh manusia. Dalam ayat 51 Stefanus mengatakan
satu perkataan yang sangat tegas kepada para penentangnya. Karena Stefanus
penuh dengan Roh Kudus (ay. 55) dan bersatu dengan Tuhan Sang Roh (1 Kor.
6:17), maka menentang dia berarti menentang Roh Kudus. Karena itu, di kemudian
hari Tuhan menunjukkan kepada Saulus, salah satu penganiaya Stefanus (Kis.
7:58; 8:1), bahwa dia sedang menganiaya Tuhan (9:4). Dalam ayat 53,
“penyampaian” menunjukkan hukum Taurat Allah ditetapkan melalui para malaikat
dan menjadi ketetapan-ketetapan malaikat.
Sumber: Pelajaran-Hayat
Kisah
Para Rasul, Buku 1, Berita 21
No comments:
Post a Comment