Pembacaan
Alkitab: Kis. 5:1-11
Kidung
#195
Ambisi Menghasilkan Kematian
Doa
baca: “Tetapi Petrus berkata, 'Ananias, mengapa hatimu
dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari
hasil penjualan tanah itu? Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap
kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu?
Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai
manusia, tetapi mendustai Allah.'” (Kis. 5:3-4)
Setelah aspek yang positif pada akhir pasal 4, ada
aspek yang negatif dalam Kisah Para Rasul 5:1-11. Keadaan yang negatif ini
melibatkan satu pasangan, Ananias dan Safira. Dalam ayat 1-4, Ananias dan
Safira memiliki satu rencana yang jahat untuk mendustai Roh yang berhuni.
Mereka menjual sebidang tanah, menahan sebagian hasil penjualan untuk diri
mereka sendiri dan membawa satu bagian dan meletakkannya di depan kaki
rasul-rasul. Ananias kelihatannya berdusta kepada para rasul tetapi sebenarnya
menipu Roh Kudus, yaitu Allah. Karena dalam pekerjaan para rasul bagi Tuhan,
Roh Kudus dan para rasul adalah satu.
Sekarang, kita nampak dua pribadi yang tinggal dalam
pasangan ini. Pertama, Roh itu tentu berhuni di dalam mereka karena mereka
telah diselamatkan. Kedua, Iblis berhuni di dalam mereka untuk mendustai Roh
Kudus. Ini menunjukkan bahwa Iblis bukan hanya ada di luar mereka, bahkan ada
di dalam hati mereka, menipu dan menggoda mereka. Iblis memiliki kedudukan ini
karena ambisi mereka untuk untuk menjadi tokoh di dalam gereja. Karena ambisi
mereka, mereka tertipu sehingga membawa mereka ke dalam kematian secara fisik.
Dalam gereja, orang-orang yang berambisi itu mungkin tidak mati secara fisik,
tetapi mereka akan mati secara rohani.
Kasus Ananias dan Safira menunjukkan kepada kita bahwa
meskipun kehidupan gereja itu mungkin indah, tetap perlu berhati-hati terhadap
ambisi. Kita tidak boleh memiliki ambisi apa pun untuk menjadi tokoh di dalam
gereja. Karena melalui ambisi, akan memberikan kedudukan kepada musuh untuk membawa kita kepada kematian rohani.
Sumber: Pelajaran-Hayat
Kisah
Para Rasul, Buku 1, Berita 17
No comments:
Post a Comment