Hitstat

02 March 2007

Kejadian Volume 12 - Minggu 2 Sabtu

Berkat dan Nubuat tentang Isakhar
Kejadian 49:14
“Isakhar adalah seperti keledai yang kuat tulangnya, yang meniarap diapit bebannya.”

Terhadap Isakhar, Yakub menubuatkan, “Isakhar adalah seperti keledai yang kuat tulangnya, yang meniarap diapit bebannya” (Kej. 49:14). Perkataan ini berkaitan dengan hasil panen yang berlimpah, begitu limpahnya sehingga keledai yang kuat bertiarap dan beristirahat sini. Isakhar tidak bekerja, melainkan bertiarap, yaitu merebah dan beristirahat di tengah-tengah kandang domba. Menurut gambar yang dilukiskan dalam ayat ini, Isakhar bertiarap di tengah-tengah kandang domba. Keledai yang kuat itu bertiarap sambil mengamat-amati domba yang tengah menghasilkan susu.
Kejadian 49:15 mengatakan, “Ketika dilihatnya bahwa perhentian itu baik dan negeri itu permai, maka disendengkannyalah bahunya untuk memikul, lalu menjadi budak rodi.” Isakhar telah nampak bahwa perhentian itu baik dan negeri itu menyenangkan. Isakhar, keledai yang kuat itu mengaso dan menikmati negeri yang menyenangkan dan kaya, yaitu Kristus. Pada saat itulah ia menyendengkan bahunya untuk memikul, lalu menjadi budak rodi. Ini berarti bahwa ia melayani agar dapat memiliki sesuatu yang dapat dipersembahkan kepada Tuhan. Dalam kehidupan gereja yang normal, kita tak perlu bekerja seperti keledai, melainkan menikmati perhentian sambil berbaring serta menikmati karya Kristus yang telah rampung dan kekayaan-Nya. Setelah menikmati ini, kita dengan sendirinya rela menyendengkan bahu seraya memikul beban berat, giat melayani untuk memperoleh upeti untuk dipersembahkan kepada Tuhan kita, Raja kita. Pelayanan kita yang sejati bukanlah bersumber pada kekuatan atau kegagahan kita, melainkan dari hasil kenikmatan kita atas kekayaan Kristus. Karena kita menikmati, maka kita melayani.

Menikmati Perhentian di dalam Kehidupan Gereja
Kej. 49:14-15; Yoh. 10:16

Isakhar diumpamakan sebagai keledai yang kuat, yang meniarap di antara kawanan domba (Kej. 49:14). Perhatikan bahwa keledai yang bertiarap ini bukan beristirahat dalam kandang domba; melainkan ia di antara kandang domba. Dalam Yohanes 10, Tuhan menjelaskan bahwa agama Yahudi itu sebuah kandang yang menahan domba-domba Allah. Kedatangan Tuhan justru bertujuan memimpin domba-domba ini keluar dari kandang. Dalam Yohanes 10:16 Tuhan bertutur: “Tetapi Aku juga mempunyai domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.” Hari ini kita bukan beristirahat di dalam kandang agama; melainkan di antara kandang-kandang itu. Kendati tak terlalu jauh letaknya dari kandang-kandang itu, namun kita tidak lagi berada di dalam kandang. Dalam beberapa hal, kita semua adalah kawanan domba. Tetapi menurut manusia alamiah kita, kita semua adalah keledai-keledai. Menurut alamiah kita tak seorang jua di antara kita yang mirip domba. Kita lebih mirip keledai atau kuda, sapi atau kerbau. Akan tetapi bagaimanapun juga kita adalah orang-orang yang telah diubah. Melalui kelahiran kembali, kita sekarang adalah domba-domba Tuhan yang telah Ia pimpin keluar dari kandang agama yang mati.
Dalam Kejadian 49:15 juga dikatakan, “Maka disendengkannyalah bahunya untuk memikul, lalu menjadi budak rodi.” Ini benar-benar cocok dengan pengalaman kita. Begitu kita menikmati perhentian dalam kehidupan gereja, dengan sendirinya kita rela merendahkan bahu kita untuk melayani dan memikul tanggung jawab. Kerja rodi bukannya melakukan pekerjaan menurut pilihan kita, melainkan pekerjaan yang telah ditetapkan. Pekerjaan ini bukan pilihan kita, melainkan ditetapkan oleh Tuhan. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan rodi yang ditentukan Sang Kepala kepada kita sebagai anggota-anggota Tubuh. Apapun saja yang kita kerjakan sebagai bagian yang ditetapkan dari pelayanan dalam Tubuh Kristus itulah kerja rodi. Akhirnya kerja rodi ini menjadi suatu upeti dipersembahkan kepada Tuan kita. Setelah menghasilkan injil, kita memiliki penginjilan. Alhasil daripada penginjilan, terdapatlah kehidupan gereja. Dalam kehidupan gereja, kita ini adalah keledai-keledai yang meniarap di antara kandang-kandang perpecahan. Dalam kehidupan gereja, kita nampak akan perhentian yang baik dan menikmati Kristus sebagai bagian yang menyenangkan. Akhirnya, dengan sendirinya kita akan mengatakan: “Tuhan Yesus, hamba mengasihi Engkau. Hamba ingin memikul beban pekerjaan yang telah Kau tentukan bagiku. Hamba rela memikul beban di bawah pekerjaan rodi-Mu sehingga hamba bisa mempersembahkan sesuatu bagi kepuasan-Mu.” Inilah upeti yang kita persembahkan kepada Raja kita! Alangkah mengagumkan!

Penerapan:
Apakah sumber tenaga kita di dalam melayani Tuhan? Sumber kekuatan kita dalam melayani Tuhan adalah kenikmatan kita akan Dia. Semakin banyak kita datang menikmati Dia, semakin kita dipuaskan, semakin kita rela untuk melayani Dia. Pelayanan yang berasal dari kekuatan diri sendiri, pasti tidak akan bertahan lama.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, pulihkanlah kenikmatan kami atas diri-Mu. Janganlah pengetahuan kami menjadi sumber untuk melayani Engkau. Tuhan hari ini kami kembali mempersembahkan diri kami untuk tetap menikmati Engkau dalam kehidupan kami setiap hari.

No comments: