Hitstat

16 March 2007

Kejadian Volume 12 - Minggu 4 Sabtu

Pesan Terakhir Yakub kepada Anak-anaknya
Kejadian 49:29
“Kemudian berpesanlah Yakub kepada mereka: ‘Apabila aku nanti dikumpulkan kepada kaum leluhurku, kuburkanlah aku di sisi nenek moyangku dalam gua yang di ladang Efron, orang Het itu.”

Setelah Yakub memberkati keduabelas suku Israel dan menyampaikan nubuat kepada mereka masing-masing, berpesanlah ia kepada mereka: “Apabila aku nanti dikumpulkan kepada kaum leluhurku, kuburkanlah aku di sisi nenek moyangku dalam gua yang di ladang Efron, orang Het itu, dalam gua yang di ladang Makhpela di sebelah timur Mamre di tanah Kanaan, ladang yang telah dibeli Abraham dari Efron, orang Het itu, untuk menjadi kuburan milik. Di situlah dikuburkan Abraham beserta Sara, isterinya; di situlah dikuburkan Ishak beserta Ribka, isterinya, dan di situlah juga kukuburkan Lea; ladang dengan gua yang ada di sana telah dibeli dari orang Het” (Kej. 49:29-32).
Sebelumnya, Yakub telah berpesan kepada Yusuf agar ia tidak dikebumikan di Mesir tetapi di tanah Kanaan (Kej. 47:29-30). Walau ia telah mendapatkan banyak hal di Mesir, namun hatinya tertuju pada tanah yang dijanjikan Allah. Pesan Yakub menandakan bahwa ia yakin akan janji Allah. Yakub percaya bahwa tanah permai yang dijanjikan Allah, pada suatu hari akan menjadi warisan dan bagian keturunannya. Yakub meninggal sebagai seorang yang penuh iman, percaya akan janji Allah di dalam firman-Nya.
Sebagai kaum beriman dalam Kristus, kita perlu mohon penjagaan Tuhan agar dapat mengakhiri pertandingan kita dengan baik. Tatkala Paulus akan meninggal dunia, ia mengatakan, “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya.” (2 Tim. 4:7-8). Alangkah gemilangnya kematian semacam ini!

Wafat dalam Kematangan dan Dikuburkan dengan Kehormatan yang Besar
Kej. 49:33; 47:30; 1 Tes. 4:13-16; Ibr. 11:13; Kej. 50:7, 9, 24-26

Setelah Yakub selesai berpesan kepada anak-anaknya, ditariknyalah kakinya ke atas tempat berbaring dan meninggallah ia, maka ia dikumpulkan kepada kaum leluhurnya (Kej. 49:33). Yakub hidup selama 147 tahun. Secara manusiawi, tak seorang pun ingin cepat-cepat meninggal, karena dalam anggapan kebanyakan orang, kematian itu menakutkan. Tetapi Yakub memandang kematiannya sebagai tidur (Kej. 47:30, T.L.). Walau tak seorang pun ingin cepat-cepat meninggal, namun setiap orang tentu menikmati tidur. Tidur itu nyaman, terutama saat kita penat dan lelah. Selama 147 tahun, Yakub telah memikul beban berat dan menempuh banyak perkara. Setelah menderita berbagai macam kesulitan, tibalah saatnya untuk beristirahat, tidur. Jadi, ia menganggap kematian sebagai tidur. Yakub memandang kematian sebagai tidur karena ia percaya akan adanya kebangkitan (1 Tes. 4:13-16). Yakub percaya bahwa pada suatu saat, ia akan dibangkitkan memasuki apa yang telah dijanjikan oleh Allah (Ibr. 11:13).
Dalam Kejadian 50:1-13, tercatat penguburan Yakub yang lebih megah daripada pemakaman kenegaraan. Ketika Yusuf pergi mengubur ayahnya, “Bersama-sama dengan dia berjalanlah semua pegawai Firaun, semua tua-tua dari istananya.....Baik kereta maupun orang-orang berkuda turut pergi ke sana bersama-sama dengan dia, sehingga iring-iringan itu sangat besar.” (Kej. 50:7, 9). Ini menandakan bahwa Yakub telah dikebumikan secara kenegaraan yang penuh kehormatan. Karena Yakub dipenuhi dengan pengharapan akan kebangkitan, maka ia berpesan kepada Yusuf agar penguburannya dilakukan sesuai dengan janji Allah. Hanya mereka yang tak beriman, yakni orang-orang yang tak percaya kepada Allah, yang mengabaikan perkara pemakaman mereka. Apabila kita yakin akan kebangkitan, hendaklah kita mengatur penguburan kita dengan baik, agar orang-orang nampak bahwa kita bukan orang yang tak berpengharapan. Kita sedang menunggu untuk dibangkitkan secara mulia untuk berjumpa dengan Tuhan.
Sebagaimana Yakub, setelah Yusuf mencapai umur 110 tahun, berpesanlah ia kepada saudara-saudaranya, “’Tidak lama lagi aku akan mati; tentu Allah akan memperhatikan kamu dan membawa kamu keluar dari negeri ini, ke negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub’. Lalu Yusuf menyuruh anak-anak Israel bersumpah, katanya: ‘Tentu Allah akan memperhatikan kamu; pada waktu itu kamu harus membawa tulang-tulangku dari sini’” (Kej. 50:24-25). Yusuf mati dalam iman, berharap dibangkitkan untuk mewarisi tanah permai dan berbagian dalam semua kenikmatan di dalamnya. Setelah berpesan demikian kepada saudara-saudaranya, “Kemudian matilah Yusuf, berumur seratus sepuluh tahun. Mayatnya dirempah-rempahi, dan ditaruh dalam peti mati di Mesir” (Kej. 50:26).

Penerapan:
Kehidupan kita hari ini adalah persiapan bagi kehidupan kita yang akan datang. Bagaimana kita bisa memiliki keyakinan yang teguh atas kehidupan kita selanjutnya tergantung bagaimana persiapan kita hari ini. Mulia dan penuh dengan harapan dapat kita miliki asalkan kita dengan teguh memegang janji firman yang telah kita dengar hari ini.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, terus ingatkan aku agar mulai hari ini memperhatikan perkara-perkara yang kekal dan yang rohani. Aku tidak mau disimpangkan oleh perkara-perkara lainnya. Aku mau bertumbuh dalam hayat, menjadi matang, dan menjadi pemenang-Mu.

No comments: