Hitstat

15 March 2007

Kejadian Volume 12 - Minggu 4 Jumat

Benyamin Diam dengan Aman
Kejadian 49:27
“Benyamin adalah seperti serigala yang menerkam; pada waktu pagi ia memakan mangsanya dan pada waktu petang ia membagi-bagi rampasannya.”

Aspek lain dari berkat yang dimiliki oleh Benyamin adalah keamanan. Ulangan 33:12 mengungkapkan Benyamin akan diam bersama Tuhan dengan amannya. Karena ia tinggal di bersama Tuhan, ia aman. Demikian pula, asalkan kita diam berdampingan dengan Tuhan, niscayalah kita aman. Apabila kita membaca kitab Mazmur, kita akan menyadari bahwa hampir seluruh kitab Mazmur berkenaan dengan perkara tempat kediaman Allah. Banyak ayat yang menyangkut kota, bait suci, rumah, tempat kediaman atau tabernakel. Bila kita menyatukan semua ayat ini, kita akan nampak bahwa Mazmur berkaitan dengan kediaman Allah.
Musa berkata, “Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun temurun.” (Mzm. 90:1). Agar kita dapat menikmati Tuhan sebagai tempat kediaman kita, maka kita harus terlebih dulu menjadi tempat kediaman-Nya. Bila Allah tidak mempunyai tempat kediaman yang terbangun di atas bumi, kita pun takkan dapat menjadikan Dia sebagai kediaman kita. Kapankala Ia mempunyai kediaman di bumi, niscaya Ia menjadi kediaman kita dan kita menjadi kediaman-Nya. Inilah yang disebut saling tinggal seperti yang diwahyukan dalam Yohanes 14:15 dan 15:4. Selain itu, dalam Yohanes 14:23 Tuhan Yesus dengan jelas menuturkan, “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.” Kita akan menjadi kediaman Allah dan Allah menjadi kediaman kita. Tidak ada tempat yang benar-benar aman di bumi ini – hanya di dalam diri Allah, di dalam rumah-Nya, kita memiliki keamanan yang sejati!

Kedambaan Hati Allah - Sebuah Kediaman
Yes. 66:2; Mat. 5:3

Kesimpulan dari segala aspek berkat yang diwarisi oleh umat Allah pada akhirnya bermuara kepada satu hal yaitu tempat kediaman. Semua berkat menjurus pada satu hal – tempat kediaman. Tujuan Allah mengaruniakan kita berkat yang berlimpah ialah agar kita menjadi kediaman-Nya. Mengapa Allah menyelamatkan kita? Ia menyelamatkan kita demi tempat kediaman-Nya. Mengapa Allah terus memberkati kita? Karena Ia ingin mendapatkan tempat kediaman-Nya. Mengapa Allah hari ini mau melakukan segala sesuatu bagi kita? Itu semua adalah bagi tempat kediaman-Nya. Semua berkat itu menjurus pada kediaman Allah. Inilah kehendak Allah yang indah, keinginan hati Allah. Allah mendambakan sebuah tempat kediaman. Dalam Yesaya 66:1 kita nampak bahwa langit adalah takhta Allah, dan bumi merupakan tumpuan kaki-Nya. Namun Allah belum juga beroleh sebuah tempat kediaman. Banyak orang Kristen yang ingin naik ke langit. Mereka amat menyukai langit. Tetapi Allah mendambakan sebuah tempat kediaman di bumi. Yesaya 66:2 mewahyukan bahwa tempat kediaman Allah bukanlah di langit, melainkan di dalam manusia. Allah sedang mencari menusia untuk menjadi tempat kediaman-Nya.
Orang yang bagaimanakah yang dapat menjadi tempat kediaman Allah? Yesaya 66:2 mengatakan, “Tetapi kepada orang inilah aku memandang. Kepada orang yang tertindas dan patah semangatnya dan yang gentar kepada firman-Ku.” Ayat ini berhubungan dengan Matius 5:3 yang berbunyi, “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya kerajaan surga.” Orang yang dapat menjadi perhentian Allah adalah mereka yang miskin di dalam roh dan bertobat. Kehendak Allah yang indah ialah ingin memperoleh orang semacam ini. Allah menghendaki kita miskin di dalam roh dan bertobat, serta dikosongkan bagi-Nya. Tetapi, apabila batin kita dipenuhi dengan benda-benda lain diluar Allah, kita takkan menjadi miskin di dalam roh. Jika demikian halnya, Allah takkan dapat tinggal bersama kita. Kebanyakkan anak-anak Allah hari ini batinnya telah penuh muatan, telah dipenuhi oleh barang-barang yang begitu banyak, termasuk pengetahuan dan doktrin-doktrin, sehingga dalam batin mereka sudah tidak ada lagi ruangan bagi Tuhan. Allah membutuhkan ruang di batin kita. Ia menghendaki agar batin kita dikosongkan bagi-Nya. Orang yang miskin di dalam roh ialah orang yang rohnya dikosongkan, tidak diduduki oleh yang lain, hanya tersedia bagi Tuhan. Sebagai orang yang miskin di dalam roh, kita dapat berkata, “Tuhan, mari masuk. Ya Tuhan, tinggallah di dalam setiap ruang dalam batinku. Aku terbuka sepenuhnya bagi-Mu.”

Penerapan:
Melalui keselamatan Allah, kita yang asalnya tanah liat diubah menjadi batu untuk pembangunan rumah Allah yang rohani. Visi ini seharusnya mengendalikan kita bahwa segala kecintaan kita terhadap Tuhan, penuntutan kebenaran, dan pelayanan kita adalah untuk membuat kita menjadi batu hidup yang tersusun dengan batu hidup yang lain bagi pembangunan rumah Allah – gereja.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, terangilah aku agar aku dapat melihat betapa banyak hal dan perkara yang memenuhi hatiku sehingga Engkau hanya memiliki ruang gerak yang sempit di dalam hatiku. Tuhan, aku rela membuang semuanya itu agar Engkau mendapatkan tempat kediaman yang nyaman dalam hatiku.

No comments: