Hitstat

12 March 2007

Kejadian Volume 12 - Minggu 4 Selasa

Cabang yang Menjulur Mengatasi Tembok
Kejadian 49:22
“Yusuf adalah seperti pohon buah-buahan yang muda, pohon buah-buahan yang muda pada mata air. Dahan-dahannya naik mengatasi tembok.”

Kejadian 49:22 menunjukkan bahwa cabang-cabang Yusuf telah melampaui tembok. Tembok melambangkan pembatasan. Sejak hari Pentakosta, tembok demi tembok didirikan untuk membatasi perkembangan Injil yang diberitakan oleh murid-murid Kristus, cabang-cabang-Nya. Bahkan pada suatu hari Petrus dijebloskan ke dalam penjara (Kis. 12:3-4). Tahun demi tahun, tembok-tembok didirikan oleh para penentang dan oleh musuh-musuh agar gereja tidak bisa berbuah lebat. Tetapi cabang-cabang itu (kaum beriman dalam Kristus) justru melangkahi tembok-tembok itu. Cabang-cabang ini menjulur mengatasi tembok (49:22), berarti kaum beriman akan meluaskan Kristus melampaui segala pembatas, serta menyatakan kebesaran-Nya dalam segala situasi (Flp. 1:20).
Yusuf, anak atau cabang dari pohon yang berbuah banyak ini mempunyai dahan-dahan yang naik mengatasi tembok. Menurut lukisan ini, berarti Yusuf telah bergerak menjulur keluar tembok. Ia tidak hanya dibatasi oleh tanah permai, tetapi ia melampaui tembok sampai menjulur ke Mesir, berkembang melampaui batas tanah permai dan menjalar ke daerah lain. Hari ini Kristus sebagai Yusuf di dalam kita, berkembang melampaui tembok yang membatasi-Nya. Kristus yang berhuni di dalam kita tidak akan dapat dibatasi oleh apapun. Banyak kesaksian yang menunjukkan bahwa Kristus yang di dalam kaum beriman dapat membuat mereka melampaui semua pembatasan, termasuk pembatasan dari keluarga, sekolah, bahkan melampaui pembatasan dari kaum penentang. Tidak peduli berapa tingginya tembok yang didirikan oleh musuh, Kristus di batin kita akan melampaui semua pembatasan itu.

Diserang Namun Dikokohkan oleh Yang Maha Kuat
Kej. 49:23-24; Rm. 8:36-37; 2 Tim. 2:1

Kejadian 49:23 mengatakan, “Walaupun pemanah-pemanah telah mengusiknya, memanahnya dan menyerbunya.” Ini menunjukkan penderitaan Yusuf. Saudara-saudaranya laksana pemanah-pemanah yang menyerangnya dan memanahnya. Sewaktu mereka menggembalakan kawanan domba Ayah mereka, Yusuf diutus ayahnya pergi menengok mereka, dan mereka malah menangkap dan menjualnya. Kita tahu bahwa pada akhirnya Yusuf mengalahkan serangan pemanah-pemanah, saudara-saudaranya. Makna rohani atas hal ini ialah dalam segala penderitaan, kita lebih daripada menang (Rm. 8:36-37). Penderitaan tak dapat menindas kita; malahan kita yang menaklukkan penderitaan-penderitaan.
Walau saudara-saudaranya menyerang, tetapi mereka tidak dapat mengalahkan Yusuf. Kejadian 49:24 mengatakan “Namun panahnya tetap kokoh, dan lengan tangannya tinggal liat, oleh pertolongan Yang Maha Kuat pelindung Yakub; (oleh sebab Gembala dan Batu Karang Israel, T.L.).” Saudara-saudara Yusuf tidak akan menang, karena panah Yusuf tetap kokoh dan lengan tangannya tinggal liat oleh pertolongan Yang Maha Kuat pelindung Yakub. Sang Maha Kuat pelindung Yakub inilah gembala Yakub serta batu karangnya. Yakub mempunyai gembala yang memeliharanya, dan iapun memiliki batu karang yang di atasnya ia berdiri. Baik gembala maupun batu karang ini adalah Sang Maha Kuat Yakub. Melalui Sang Maha Kuat ayahnya, Yusuf menjadi kokoh.
Semakin Yusuf menderita dan diserang, semakinlah ia menjadi kuat dan kokoh. Penderitaannya juga telah membuatnya menjadi kuat. Kita perlu dilatih oleh penderitaan. Yusuf adalah orang yang telah mengalami gemblengan; ia dilatih melalui penderitaannya. Hal ini sama dengan kita hari ini. Semua tentangan dan fitnah akan membantu kita menjadi kuat. Sudah barang tentu Yusuf dikuatkan dan dijadikan tangkas oleh Yang Maha Kuat pelindung Yakub. Allah itulah sumber kekuatannya. Allah senantiasa menyertainya. Sewaktu ia digoda oleh istri Potifar, ia mengatakan “Mana mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?” (Kej. 39:9). Ini menunjukkan bahwa Allah sedang menyertainya. Kekuatan Yusuf berasal dari Allah. Dalam kehidupan gereja, sebagai kesaksian-Nya, Tuhan telah memberi kita kuasa, kasih karunia, dan kekuatan untuk menahan semua tentangan dari musuh (2 Tim. 2:1). Kekuatan kita bukan berasal dari diri kita, melainkan dari Tuhan. Selama kita memiliki-Nya sebagai sumber kekuatan kita, tidak ada satu pun tentangan yang dapat menekan kita.

Penerapan:
Salah satu contoh dari tembok pembatas yang didirikan musuh adalah penderitaan. Penderitaan ini bisa timbul dari mana saja seperti dalam keluarga, di kantor, atau di lingkungan kita. Penderitaan-penderitaan ini seharusnya tidak membuat kita berhenti berbuah. Kita perlu melekat kepada Kristus sebagai pokok anggur.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, aku bersyukur karena Engkau adalah gembala dan gunung batuku, yang membuat aku tidak kecewa dan goyah ketika melewati penderitaan. Tuhan, tetap pegang diriku agar aku dapat senantiasa menghadapi setiap permasalahanku bersama Engkau.

No comments: