Hitstat

05 March 2007

Kejadian Volume 12 - Minggu 3 Selasa

Allah Menghendaki Hanya Satu Pusat Penyembahan
Kejadian 49:17-18
“Semoga Dan menjadi seperti ular di jalan, seperti ular beludak di denai yang memagut tumit kuda, sehingga penunggangnya jatuh ke belakang. Aku menanti-nantikan keselamatan yang dari pada-Mu, ya TUHAN.”

Menurut kitab Ulangan, di wilayah tanah permai, hanya terdapat satu tempat penyembahan yang unik bagi umat Allah (Ul. 12:11, 13-14, 21, 14:23-26). Hanya di tempat itulah terdapat nama Allah dan tempat tinggal Allah. Selama zaman Hakim-hakim, pusat penyembahan berada di Silo, di sanalah terdapat tabernakel Allah dan imam-imam. Dalam Ulangan pasal 12, 14, 15 dan 16, melalui Musa paling sedikit ada lima belas kali Allah telah berpesan pada bani Israel untuk tidak mempersembahkan kurban bakaran mereka di tempat-tempat menurut pilihan mereka sendiri. Kepada mereka diperintahkan agar pergi ke tempat satu-satunya yang telah dipilih Tuhan bagi nama-Nya dan kediaman-Nya. Ulangan 12:13-14 berbunyi: “Hati-hatilah, supaya jangan engkau mempersembahkan kurban-kurban bakaranmu di sembarang tempat yang kaulihat; tetapi di tempat yang akan dipilih Tuhan di daerah salah satu sukumu, di sanalah harus kaupersembahkan kurban bakaranmu, dan di sanalah harus kaulakukan segala yang kuperintahkan kepadamu.” Berulang-ulang Musa menyampaikan pesan ini kepada bani Israel dengan tujuan memelihara keesaan umat Allah.
Hakim-hakim 18:30 mencatat: “Bani Dan menegakkan bagi mereka sendiri patung pahatan itu.” Di sini kita nampak bahwa bani Dan melakukan sesuatu bagi dirinya sendiri. Mereka tidak menghiraukan suku-suku lainnya. Kemurtadan ini diselubungi dengan kedok menyembah Allah. Begitulah pula prinsip hari ini. Banyak orang mendirikan pusat-pusat penyembahan lain untuk menyembah Allah. Nampaknya hal ini sangat positif, tetapi sebenarnya berdasarkan diri sendiri dan untuk diri sendiri. Kelihatannya baik, tetapi sangat dibenci oleh Allah!

Akibat Kemurtadan Suku Dan
1 Taw. 2:2; Why. 3:5

Dengan mendirikan pusat penyembahan yang berbeda, suku Dan menjadi murtad. Kita perlu memahami makna kemurtadan yang sebenarnya. Kemurtadan berarti menjauhi atau menyimpang dari jalan yang mengikuti Allah dengan tepat. Kemurtadan berarti menyembah Allah dengan cara Iblis. Kapankala seseorang menggunakan mantel menyembah Allah sambil menempuh jalan Iblis, berarti telah jatuh ke dalam kemurtadan. Apakah akibat dari perbuatan mereka? Dalam 1 Tawarikh pasal dua sampai pasal sembilan, suku Dan telah disingkirkan dari catatan ilahi terhadap kaum kudus Allah. Nama Dan disebut dalam 1 Tawarikh 2:2, tetapi dalam catatan selanjutnya suku ini tidak disebutkan lagi. Bahkan yang lebih mengherankan, pada catatan dalam Wahyu pasal tujuh pun, suku ini tidak disinggung. Hal ini pastilah merupakan kedaulatan Allah.
Perbuatan suku Dan di pandangan Allah begitu serius, sehingga mereka dikucilkan dari catatan Allah mengenai umat-Nya. Kita menemukan peringatan ini dalam Perjanjian Baru pada Wahyu 3:5. Kita diberitahu bahwa barangsiapa menang, namanya tidaklah akan dihapus dari kitab kehidupan. Secara tak langsung, ini menyatakan bahwa nama-nama kaum beriman yang kalah akan dihapus dari kitab kehidupan selama zaman kerajaan yang akan datang. Namun itu bukan berarti bahwa kaum beriman yang kalah akan binasa selamanya. Suku Dan tidak binasa. Tetapi karena Dan telah jatuh dan bersatu dengan seteru Allah, maka ia menjadilah ular serta membawa masuk batu sandungan bagi umat Allah, sehingga namanya dikucilkan dari catatan pada kitab 1 Tawarikh dan kitab Wahyu.
Kita perlu memperhatikan pelajaran ini dengan baik. Kita memerlukan rahmat Allah menjaga kita sehingga kita tidak mengulangi kesalahan Dan, tidak menjadi batu sandungan yang menjegal umat Allah. Kita tentu tidak ingin nama kita terhapus dari buku kehidupan selama zaman kerajaan yang akan datang. Janganlah kita sekali-kali membaca catatan perihal Dan ini sebagai cerita sejarah belaka. Kita wajib melihatnya sebagai bayang-bayang, gambar, pengalaman kita sebagai orang Kristen. Kita harus berhati-hati. Seringkali setelah kemenangan sesaat, kita lalu serta merta menjadi sombong dan memisahkan diri dari umat Allah, tidak mau patuh kepada wewenang Allah. Pada saat yang demikian kita mudah mendirikan pusat penyembahan yang lain, dan bersatu dengan Setan, seteru Allah itu. Ini akan sangat merugikan kita. Kita memang tidak akan binasa dalam lautan api, tetapi dapat dipastikan kita akan mengalami kerugian besar karena nama kita tidak tercantum pada buku kehidupan yang berisi catatan umat Allah dalam kerajaan yang akan datang.

Penerapan:
Melalui memelihara diri kita dalam keesaan, kita memiliki berkat yang diperintahkan Allah, yaitu hidup yang kekal. Tetapi jika kita terpecah-belah, kita akan kehilangan semua perkara atau berkat positif ini. Dan jika mereka memisahkan diri dari keesaan umat Allah, dengan sendirinya kita akan dipenuhi dengan perkara-perkara negatif seperti kesombongan, kebencian, kritik, bahkan dusta.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, selamatkanlah kami dari segala benih perpecahan yang terjadi diantara anak-anak-Mu. Kami sadar bahwa Engkau membenci perpecahan. Jagalah kami agar kami tidak mementingkan diri sendiri, tetapi memperhatikan Tubuh-Mu yang esa.

No comments: