Hitstat

10 October 2006

Kejadian Volume 7 - Minggu 2 Selasa

Mempersembahkan Kembali Apa yang telah Diterima (1)
Kejadian 22:2
“Firman-Nya: ‘Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.’”

Seringkali setelah kita memiliki suatu kenikmatan yang terindah dengan Tuhan, Ia tidak menyuruh kita melakukan sesuatu bagi Dia; malahan Ia akan memberi tahu kita agar mempersembahkan kembali kepada-Nya apa yang telah Ia berikan kepada kita. Kita tidak pernah membayangkan bahwa Dia akan menyuruh kita memberikan kembali kepada-Nya apa yang telah Ia berikan kepada kita. Ketika Abraham menikmati keintiman persekutuan dengan Allah, ia tidak disuruh bekerja bagi Allah. Ia justru menerima tuntutan Allah yang tertinggi — memberikan kembali kepada Allah apa yang telah Allah berikan kepadanya. Segala sesuatu yang menyangkut Ishak adalah dari Allah dan oleh Allah. Allah tidak akan lagi mengatakan “tidak” terhadap apa yang dimiliki Abraham. Namun tiba-tiba Allah datang dan seolah-olah berkata, “Aku tidak akan pernah menolak Ishak. Ia lahir berasal dan dari-Ku. Tetapi Abraham, sekarang engkau harus menyerahkannya kembali kepada-Ku.”
Abraham merasa takjub. Kalau kita ini Abraham, niscaya kita akan berkata, “Tuhan, apa yang Kauperbuat? Engkau tidak memperkenankan Lot, Engkau pun menolak Eliezer dan Ismael. Sekarang Engkau menginginkan Ishak, orang yang berasal dari pada-Mu itu, untuk dikembalikan kepada-Mu. Mengapa Engkau merampas aku?” Jika kita ini Abraham, kita pasti tidak akan mempersembahkan Ishak. Kita akan menggelengkan kepala sambil berkata, “Tidak, ini pasti bukan dari Tuhan.” Saudara saudari, Allah kita adalah Allah yang bertujuan. Justru di dalam permintaan-Nya kepada Abraham ini kita dapat melihat maksud dan tujuan Allah terhadap kita.

Mempersembahkan Kembali Apa yang telah Diterima (2)
Kej. 22:2

Dalam Kejadian 22:2 Allah berkata kepada Abraham, “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai kurban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” Allah menyuruh Abraham mempersembahkan Ishak, putra tunggal yang dikasihinya. Betapa berat bagi Abraham harus melakukan hal ini! Sebagai kaum beriman dalam Kristus, kita mungkin tidak pernah belajar mempersembahkan kembali kepada Allah apa yang telah Ia berikan kepada kita. Sudahkah kita menerima suatu pemberian? Janganlah memegang erat-erat barang tersebut. Cepat atau lambat Allah akan datang dan berkata, “Persembahkanlah kembali kepada-Ku pemberian yang Kuberikan kepadamu itu.” Apakah Allah telah memberi kita pekerjaan yang baik? Pada satu waktu, Allah akan berkata, “Pekerjaan ini adalah Ishak yang Kuberikan kepadamu. Sekarang Aku ingin kau mempersembahkannya kembali kepadaKu.” Bagaimanapun juga, semua yang telah Allah berikan kepada kita, bahkan apa yang telah Ia garapkan ke dalam kita dan melalui kita, harus dipersembahkan kembali kepada-Nya.
Jika kita jadi Abraham, niscaya kita sudah berkata, “Tuhan, hamba telah berusia 120 tahun lebih dan Sara pun hampir mati juga. Mana boleh Engkau meminta hamba mempersembahkan kembali apa yang telah Kau karuniakan kepada hamba?” Jika kita belum mempunyai pengalaman ini, pada satu waktu kita pasti akan mengalaminya. Kita dapat memberikan kesaksian, memang beberapa waktu yang lampau Allah meminta kembali apa yang telah Ia berikan kepada kita. Pemberian, kekuatan, pekerjaan dan kesuksesan yang Ia berikan kepada kita harus dipersembahkan kembali kepada-Nya. Ini merupakan suatu ujian yang riil. Boleh jadi mudah bagi Abraham untuk memberikan Lot ataupun Eliezer. Bahkan mengusir Ismaelpun bukanlah hal yang terlalu sukar baginya. Akan tetapi mempersembahkan putra tunggal yang dikasihinya sungguh merupakan perkara yang sulit baginya. Suatu hari, setelah kita sangat menikmati Tuhan, Ia akan menyuruh kita untuk mengembalikan baik pemberian, pekerjaan ataupun kesuksesan yang telah Ia karuniakan kepada kita. Mungkin Allah kita berkata, “Sekarang tibalah saatnya bagi-Ku untuk meminta sesuatu dari padamu. Aku tidak menyuruhmu bekerja bagi-Ku atau pergi ke ladang misi. Aku meminta agar kau mempersembahkan kembali apa yang telah Kulimpahkan kepadamu.” Inilah jalan yang harus kita tempuh hari ini. Biarlah kita nampak bahwa semua yang telah Tuhan berikan dan percayakan kepada kita, semua adalah bagi Dia.

Penerapan:
Berkenaan dengan berkat yang kita terima dari Allah, marilah kita memiliki sebuah sikap yang tepat yaitu tidak memegangnya erat-erat. Bila Allah menariknya kembali, baiklah belajar mempersembahkannya dengan rela dan penuh ucapan syukur sambil memuji Dia. Bukankah semua yang kita miliki berasal dari Allah? Kalau kita jelas akan hal ini, kita pasti akan menjadi orang yang suka mempersembahkan.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, ampunilah aku yang hanya mau menerima berkat tetapi enggan mempersembahkan kembali berkat yang telah Kau berikan. Tuhan, terangilah agar aku nampak bahwa semua yang aku miliki adalah berasal dari pada-Mu. Jadikanlah aku berkat bagi banyak orang.

No comments: