Hitstat

27 October 2006

Kejadian Volume 7 - Minggu 4 Jumat

Melambangkan Pernikahan Kristus
Kejadian 24:67
“Lalu Ishak membawa Ribka ke dalam kemah Sara, ibunya, dan mengambil dia menjadi isterinya. Ishak mencintainya dan demikian ia dihiburkan setelah ibunya meninggal.”

Dalam Kejadian 24 kita menemukan suatu perkawinan yang melambangkan pernikahan Kristus dengan gereja. Dalam Perjanjian Baru kita tidak dapat menemukan sebuah ayat yang mengungkapkan bahwa pernikahan ini melambangkan pernikahan Kristus dengan gereja. Tetapi Perjanjian Baru telah jelas mengutarakan bahwa Ishak, putra Abraham, adalah lambang Kristus sebagai keturunan Abraham yang unik (Gal. 3:16). Berdasarkan fakta Ishak sebagai lambang Kristus, kita dapat menarik kesimpulan bahwa pernikahan Ishak melambangkan pernikahan Kristus.
Dalam Perjanjian Baru, kita nampak bahwa Allah Tritunggal bekerja bersama-sama untuk memperoleh seorang mempelai perempuan bagi Sang Putra - Kristus. Mempelai perempuan itu ialah kaum beriman dalam Kristus. Roh itu bekerja menurut rencana Bapa untuk mendapatkan mempelai perempuan bagi Sang Putra. Dalam Wahyu 19:7 dikatakan, “Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.” Akhirnya seluruh kota Yerusalem Baru menjadilah pengantin itu (Why. 21:2, 9-10).
Wahyu 19:7b mengatakan, “...dan pengantin-Nya telah siap sedia.” Kesiapan mempelai perempuan tergantung pada pertumbuhan dan kematangan dalam hayat dari kaum beriman. Untuk itu, setiap hari kita perlu dipenuhi oleh Roh itu melalui kita berseru kepada Tuhan, berdoa, bertobat dan mengaku dosa. Di aspek yang lain kita perlu bersekutu dengan kaum imani lain, memberitakan injil, dan bersaksi. Kalau kita dengan tekun berlatih demikian, hayat ilahi di dalam kita pasti akan cepat bertumbuh dan membawa kita pada kematangan.

Bapa yang Merencanakan
Kej. 24:4, 7; Ef. 3:8-11; Mat. 9:15

Mula-mula adalah rencana Bapa. Menurut Alkitab terjemahan versi King James (KJV), Efesus 3:11 berbunyi, “maksud abadi, yang telah dilaksanakan-Nya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita”. Dalam masa kekekalan yang lampau, Allah telah merancang sebuah rencana, yaitu ingin mendapatkan gereja bagi Kristus (Ef. 3:8-11). Rencana Allah bukan sekadar memperoleh sekelompok orang berdosa, ataupun mendapatkan sekelompok kaum tertebus. Konsepsi itu terlalu rendah. Rencana Allah justru ingin mendapatkan mempelai perempuan bagi Putra-Nya.
Dalam keempat kitab Injil, Tuhan Yesus memberi tahu murid-murid-Nya bahwa Dia adalah mempelai laki-laki itu (Mat. 9:15). Ia datang tidak saja untuk menyelamatkan orang berdosa, lebih-lebih pula untuk mendapatkan mempelai perempuan. Kristus datang tidak hanya sebagai Penyelamat dan Penebus kita, tetapi juga sebagai Mempelai laki-laki. Allah tidak merencanakan sekadar menyelamatkan sekelompok orang berdosa yang kasihan lalu membawa mereka masuk ke surga, melainkan menjadikan kita, umat tebusan-Nya, menjadi mempelai perempuan Kristus sampai kekal.
Abraham, sebagai lambang Sang Bapa, telah memerintahkan budaknya yang melambangkan Sang Roh Kudus, agar tidak mengambil istri bagi anaknya dari perempuan Kanaan melainkan dari sanak saudara Abraham sendiri (Kej. 24:4, 7). Perlambangan ini menunjukkan bahwa jodoh Kristus haruslah berasal dari Kristus, bukan dari malaikat atau dari makhluk ciptaan lainnya. Karena Kristus telah berinkarnasi sebagai manusia, maka manusia menjadi sebangsa dengan Dia. Jangan selalu menganggap diri sendiri begitu kasihan. Manusia tidaklah kasihan. Manusia adalah satu turunan dengan Kristus. Manusia sangat dicintai dan dimustikakan oleh Allah, karena hanya dari manusialah Allah dapat memperoleh jodoh bagi Putra-Nya.
Dalam Kejadian pasal dua kita nampak bahwa Allah membawa makhluk-makhluk hidup kepada Adam untuk diberi nama. Namun setelah ia melihat semua makhluk hidup itu, ia tidak menemukan pasangannya di antara mereka itu. Karenanya Allah membuat Adam tidur nyenyak, lalu mengambil sebilah tulang iganya dan dibangun-Nya seorang perempuan sebagai pasangannya (Kej. 2:21-22). Karenanya, Adam dan Hawa sebangsa adanya. Ini menunjukkan bahwa jodoh Kristus haruslah berasal dari bangsa-Nya yaitu umat manusia. Kita semua telah diciptakan sebagai manusia dan sebagai bagian dari umat manusia kita semua telah dilahirkan kembali. Karena itu kita bersyarat untuk menjadi jodoh Kristus. Haleluya! Inilah rencana Allah Bapa bagi kita.

Penerapan:
Agar kita bertumbuh dalam hayat dan mencapai kematangan, kita perlu menjauhkan diri dari semua hal yang negatif, serta menanggulangi cara hidup yang lama: kedosaan, hawa nafsu orang muda, kebobrokan, ketidaksalehan, dunia, nafsu daging, keinginan mata, dan kecongkakan hidup.

Pokok Doa:
Betapa aku bersyukur ya Tuhan, bahwa aku adalah jodoh-Mu. Tuhan, ajarlah aku untuk tidak memboroskan waktuku hari ini melainkan memegang kesempatan untuk bertumbuh dan menjadi dewasa di dalam Tuhan.

No comments: